Mohon tunggu...
Ceramah Gus Baha
Ceramah Gus Baha Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Bismillah, alhamdulillah

Allahumma sholi ala sayyidina Muhammad wa a'la aali sayyidina Muhammad. Allah Maha Pengasih Maha Penyayang Maha Pengampun

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menghindari Dikultuskan, Gus Baha Mencandai Muridnya Kang Rukhin dan Kang Mustofa

7 Maret 2021   22:28 Diperbarui: 11 Maret 2022   10:47 1184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

bismillahirrahmanirrahim

Gus Baha, sapaan akrab dari KH. Ahmad Bahaudin Nursalim Hafizahullah merupakan Ahli Tafsir Alquran yang memiliki Sanad bersambung hingga Rasulullah SAW. Kiyai kharismatik ini menjadi acuan dan rujukan terutama bagi kaum milenial karena pembawaan ceramahnya yang santai dan penuh canda. Namun begitu materi yang beliau bawakan tetap sarat dengan keilmuan yang mendalam karena beliau adalah seorang Hafiz, juga karena didukung oleh bacaan referensi berbagai Kitab. Meskipun sesungguhnya materi yang beliau bawakan sangat berat namun beliau bisa membuat materi tersebut mudah dipahami dan dicerna dengan bahasa sederhana. Daripada memberikan nasehat yang menakut nakuti dengan ancaman adzab, Gus Baha menawarkan solusi dan harapan pada para jamaahnya. Salah satu ungkapannya yang sering beliau sampaikan adalah 'Ridholah dengan qadha dan qadar Allah'. Karena itulah kaum milenial menggemari ceramah beliau sebab pembahasan yang luwes, sederhana dihiasi canda tawa.


Dalam berbagai ceramahnya Gus Baha kerap melibatkan murid muridnya seperti Kang Rukhin dan Kang Mustofa seperti dengan sebutan "Cah keriting" .

Alasan dilakukannya hal tersebut sebenarnya karena dalam dialog imajiner dibutuhkan objek untuk menjelaskan duduk suatu perkara. Perlu adanya penjelasan contoh kasus yang membutuhkan gambaran pelaku. Lagipula relasi Guru dan murid diantara mereka sudah berlangsung cukup lama. Belasan tahun bukanlah waktu yang sebentar, pastinya telah terjalin rasa kasih sayang Guru dan murid diantara mereka. Sehingga tidak mungkin ada niatan ingin mengecilkan. Bukan sekedar pemanis atau intermezo pemecah kebekuan suasana, beliau melakukan hal tersebut juga karena dalam tradisi NU, seorang Kyai yang kharismatik biasanya akan menunjukkan sisi kemanusiaanya kepada publik. Semata mata untuk menunjukkan bahwa mereka juga manusia yang bisa khilaf dan salah.

Tujuannya untuk mencegah pengkultusan yang menyebabkan mereka terlalu dipuja. Pada beberapa ceramahnya Gus Baha memang kadang menyelipkan saat dimana beliau misuhi Kang Rukhin dan Kang Mustofa. Beliau memang sengaja melakukan hal tersebut sebab Kyai yang terlalu khusyuk dan berwibawa akan membuat jamaah menjadi sungkan bertanya masalah agama kepadanya. Selain itu jika jamaah terlalu terpesona sehingga mengkultuskan seorang Kyai maka dikhawatirkan terjadi seperti dalam sejarah zaman jahiliah terdahulu. Bahwa berhala Latta Uzza dan Manaat yang disembah kaum jahiliyah sesungguhnya dahulu adalah sosok orang Sholeh yang dikagumi kesholehannya oleh masyarakat tersebut. Hingga generasi selanjutnya membuat patung ketiga orang tersebut dan memuja juga menyembahnya.

 Jadi jangan kaget jika ada Kyai yang menyinggung masalah sensitif seperti amplop ataupun kelon dalam ceramahnya. Ketahuilah itu dilakukan hanya sekedar menunjukkan sisi kemanusiaan mereka Di mata publik bahwa mereka juga manusia dengan sisi kemanusiannya. Sebab pengkultusan akan menggantikan kedudukan Tuhan di hati manusia. Namun terkadang tindakan tersebut dilakukan dengan berlebihan oleh Sang Kyai.

Disarikan dari ceramah KH. Ahmad Baha'uddin Nursalim (Gus Baha) Hafizahullah pada channel YouTube 'Ngaji Ahlussunnah' yang berjudul "Gus Baha Sering Misuhi Kang Ruhin dan Kang Mus."

Mohon dibukakan pintu maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan ini. Semoga Allah merahmati, meridhoi memberi umur panjang, sehat wal Afiat dan perlindunganNya bagi Guru-Guru kita. Amiin YRA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun