Pak Eliakim : Khusus masyarakat Talapeta kami sangat merasa kewalahan terkhususnya kepada anak- anak kami yang mau berangkat sekolah karena anak-anak kami terpaksa pergi mencari sungai atau sumur ke ladang-ladang, dan ada kejadian ekstrim pada saat longsor di brastagi sehingga beberapa bulan akses terputus air tidak bisa masuk ke bak umum.
Kemarin karena akses bak umum pada masyarakat terputus, jadi ada masyarakat menggali sumur bor nya untuk memberikan air satu jeregen kepada tiap keluarga secara sukarela untuk mencuci dan lain-lain.
Kak Wita : Tanggapan saya tehadap kesulitan air yang sedang kami alami ini saya sangat merasa kesusahan karena air sangat diperlukan untuk masak, mandi, mencuci dan lain sebagainya karena air merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting jadi kalau air susah untuk didapatkan pasti semua resah apalagi jauh lokasi untuk mengambil air dan pekerjaan juga akan terbengkalai karena mengambil air memakan waktu yang cukup.
Untuk akses sudah pasti jauh dari kampung bahkan sampai ke kampung sebelah dan air yang diambil belum tentu bersih apalagi jalan di lokasi tersebut tidak bagus maka nenek-nenek akan susah untuk mendapatkan air tersebut karena akses yang jauh dan jalan yang rusak, dan kalaupun ada yang dekat itupun berbayar dan ini berdampak kepada ekonomi masyarakat oleh biaya yang cukup banyak karena membtuuhkan banyak air sebagai keperluan sehari-hari.
Bibik Neta : Menurut saya kesulitan air sudah pasti dan yang menjadi kendala yaitu saat air mati karena akan susah untuk kesana kemari dan terkadang jikalau pun air hidup bisa menjadi keruh atau tidak jernih dan itu pasti berdampak untuk masyarakat di Desa Talapeta.
Untuk akses ke tempat mata air lumayan jauh dan kalo mau ke sungai pun lebih jauh lagi. Lalu jalan ke sungai juga cukup curam. Jadi selama air mati benar benar sangat membuang waktu kami. Karena waktu terbuang ke air aja padahal ada aktivitas lain yang harusnya bisa dikerjakan.
Bibik Dewi : Saya merasa lebih berat karena air mati dan kalau mau air yang jernih ambil nya jauh, karena saya pribadi dari pagi hingga jam 09.00 Wib pagi bersih-bersih rumah lalu saya pergi keladang dan pulang jam 15.00-16.00 Wib sampai rumah lalu mengurusi urusan air ini saya sangat merasa repot dan kewalahan karna setiap ibu rumah tangga seperti saya memiliki kesibukan yang cukup banyak dan saya berharap nya tidak ada lagi permasalahan air.
Untuk akses bak umum ada akan tetapi kalau hujan bak umumnya mati karena kemarin ada longsor di berastagi jadi rusak pipa nya sekitar 3 hari, dan terkadang air di bak umum ini besar air yang mengalir dan terkadang juga kecil ya kami pun merasa kesulitan.
Kepala Dusun : Tanggapan saya sebagai kepala dusun, seringnya terjadi air mati di desa kami Desa Talapeta ini sangat menjadi beban bagi kami pemerintahan desa karena semua kegiatan sangat terhambat khusunya bagi anak sekolah karena disaat mereka mandi pagi jarak untuk menempuh sangat jauh dan kegiatan-kegiatan lainnya pun bagi warga-warga kami Desa Talapeta semuanya terkendala dan banyak kerugian yang mungkin terjadi di desa kami pada warga kami.
Kalau akses ke bak umum gratis tapi karena ini PAM (Proyek Air Minum) Desa Talapeta yang mengharuskan warga membayar Rp 10.000 per bulan tapi menurut saya Kepala Dusun ini bukan bayaran karena yang Rp 10.000 ini digunakan juga untuk biaya perawatan bak umum yang artinya apabila sutau saat PAM ini ada kerusakan maka dari biaya tersebutlah akan diambil, ini bukan bayaran untuk masuk ke bak umum tetapi untuk perawatan bak umum kami ketika terjadi kerusakan dan lain-lain dan kebetulan 2 bulan terakhir ini PAM rusak nah maka Pemerintahan Desa serta kepengurusan PAM sudah mengambil tindakan untuk menggali sumur bor di setiap bak umum dan hal ini sudah terealisasi dan biaya nya dari pemasukan Rp 10.000 per bulan tiap keluarga karena sudah menjadi kewajiban.
Dari ke-enam narasumber diatas kita dapat menyimpulkan bahwa kualitas air di Desa Talapeta masih sangat memperihatinkan karena banyak masyarakat yang kesulitan terhadap akses air, terlebih-lebih lokasi pengambilan air yang lumayan jauh. Adapun sumur bor yang digunakan masyarakat untuk sehari-hari tidak menjamin kualitas air dan hidup nya saluran air setiap waktu, terbukti 5 dari 6 narasumber kami masih merasa kesulitan walaupun adanya bak umum. Tentunya ini menjadi perhatian khusus bagi Pemerintah Desa dan pihak yang bersangkutan agar dapat membantu memberikan sumber air dan akses yang dekat dan bagus untuk warga Desa Talapeta.