Air adalah unsur yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Namun tidak semua wilayah mendapatkan air yang berlimpah. Minimnya jumlah air yang tersedia di suatu wilayah menjadi masalah yang cukup serius. Karena air merupakan kebutuhan yang wajib terpenuhi di kehidupan manusia.
Namun, di beberapa desa, terutama di Desa Talapeta akses masyarakat terhadap air sempat terbatas.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi akses masyarakat Desa Talapeta terhadap air bagi seluruh anggota masyarakat.
Kami mengambil tempat penelitian di Desa salah satu teman kami yaitu di “Desa Talapeta” yang terletak di Kabupaten Deli Serdang, Kecamatan STM Hilir, Kelurahan Talapeta. Kami melakukan kegiatan penelitian tersebut pada hari Senin dan Selasa, 23 -24 Desember 2024.
Dalam kehidupan sehari hari kita membutuhkan air untuk minum, mandi, memasak, mencuci dll. karena itu, air harus bisa dikelola sebagaimana mestinya. Ketersediaan sarana dan prasarana pada suatu desa akan berdampak pada kualitas air dan kesehatan di desa tersebut. Tingkat kenyamanan suatu rumah tangga dalam bertempat tinggal salah satunya ditandai dengan terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana diantaranya tersedianya sarana dan prasarana sanitasi air. Maka dari itu kami memilih desa Talapeta sebagai objek penelitian kelompok kami.
Desa Talapeta adalah desa yang terletak di Kabupaten Deli Serdang, Kecamatan STM Hilir, Kelurahan Talapeta. Desa Talapeta memiliki jumlah penduduk yang ramai sehingga Talapeta terbagi menjadi 5 dusun dan sebagian mata pencaharian Desa talapeta yaitu petani,pekebun dan ada juga yang bekerja sebagai buruh harian . Ada satu masalah yang dimiliki oleh Desa Talapeta yaitu Kekurangan Air Bersih karena desa ini tidak memiliki sumber mata air yang dapat di alirkan kepada masyarakat secara langsung. Namun desa ini memiliki sumber air yang berasal dari Bak Umum (PAM). Tapi karena desa ini memiliki sumber air yang terbatas sehingga tidak dapat tersalurkan secara menyeluruh . Dan jika terjadi curah hujan yang tinggi maka akan mengakibatkan matinya sumber air di bak umum (PAM). Apalagi ketika terjadi longsor di Berastagi yang mengakibatkan pipa PAM yang ada di talapeta rusak. Sehingga masyarakat akan pergi ke sungai untuk melakukan aktivitas yang berkaitan dengan air seperti menyuci pakaian, menyuci piring, mandi dan mengambil air bersih dari sungai tersebut untuk kebutuhan sehari – hari. Jarak untuk menempuh sungai sangat membutuhkan waktu dan jalan nya sedikit rusak (berbatu dan licin) jika ingin mempersingkat waktu bisa menggunakan kendaraan bermotor. Air sungai yang digunakan jernih tetapi jika curah hujan turun begitu deras maka air sungai nya sedikit keruh. Selain itu orang tua yang lanjut usia (kakek & nenek) sangat kesulitan untuk mencapai sungai tersebut dikarenakan jalan berbatu dan licin.
Selain sungai sebenarnya ada Bak Umum hanya saja jika air mati maka masyarakat akan berbondong-bondong ke bak umum sehingga ngantri dan jelas itu membuat waktu menjadi terbuang.
Berikut hasil wawancara kami terhadap beberapa masyarakat Desa Talapeta Dusun 1, 2 dan 4
Apakah ada tantangan yang Bapak/Ibu alami selama air mati dan Bagaimana akses ke sumber mata air selama air mati?
Bibik Bita : Kesulitan pertama ada di waktu, karena jika adanya air untuk disetiap rumah maka waktu bisa di pergunakan dengan baik. Lalu karena kesulitan air yang seharusnya kami para warga bisa pergi keladang tetapi jadi lebih lama di karenakan kami harus mengambil air terlebih dahulu, sementara lokasi untuk menuju sungai ini jauh dari lokasi desa kami.
Untuk akses nya seperti ada tangga nya jadi lumayan susah untuk orangtua karena takut jatuh, jadi kebanyakan kami pergi ke sungai dan lokasi nya juga jauh dari desa jalan nya juga masih licin tapi kami dan bahaya untuk orangtua tapi kami yang masi muda ini masi bisa pergi kesungai.