Tidak menjadi mahasiswa di Universitas Impian memang sangat kecewa, entah pada diri sendiri atau bahkan pada keadaan yang tidak mendukung. Namun sebenarnya hal itu bukan problem besar yang seharusnya tidak dipikirkan terlalu sedih karena bagaimanapun juga kenyataan adalah hal terbaik yang tuhan berikan.
Segala sesuatu yang tuhan berikan tidak ada yang tidak berguna. Ada faedah dari setiap masalah. Dengan begitu, seakan-akan tuhan memberi tugas pada hambanya agar berfikir dan mengubah mindset yang salah. Bersikap ambis memang boleh namun jika tidak menerima kenyataan juga tidak baik yang akan berdampak pada diri sendiri, sampai down.
Kejadian yang semacam ini, saatnya menentukan goals kita di awal apa? Apakah goals kita hanya bisa dicapai di Universitas impian kita saja? Apakah Universitas lain tidak memadai apa yang menjadi tujuan kita? Belum tentu kan? Nah, pada saat ini tugas kita sebenarnya berusaha mencari dan mencapai goals yang kita inginkan selama ini walaupun tanpa mencintai Universitas itu namun kembali ke posisi awal bahwa tugas kita di Universitas yang saat ini yang bukan merupakan impian kita adalah mengejar goals kita sendiri. Masalah Universitas yang kita impikan bisa mengikuti berbagai event yang beredar seiring berjalannya waktu, toh di Universitas manapun sama saja, OUTPUT TERGANTUNG PERSONALITA, UNIVERSITAS TIDAK MENENTUKAN KAU MENJADI APA.
Ada 1 kata penyemangat yang ku jadikan sebagai prinsip..
JIKA KAU INGIN BANGGA DI UNIVERSITAS YANG SAAT INI, JADILAH JUARANYA!
