Mohon tunggu...
Zahra Rizki Bintan
Zahra Rizki Bintan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Jurnalistik Fikom Unpad

Halo, Saya Zahra seorang manusia yang suka membaca dan sedang belajar menulis. Semoga kamu tidak merasa buang-buang waktu ketika baca tulisanku!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Usaha Kerajinan di Ujung Tanduk: Antara Potensi Besar dan Ancaman Regenerasi

3 Juli 2024   20:00 Diperbarui: 3 Juli 2024   20:53 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal itu berpengaruh pada bagaiana Gen Z melihat pekerjaan impiannya. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan jatimtimes, 34% Gen Z ingin bekerja di industri digital dan kreatif. Gen Z lebih suka bekerja menjadi konten kreator daripada meneruskan usaha kerajinan keluarga. 

Asep, seorang pengrajin juga di Gang Pengrajin dalam wawancara (8/5) juga menyebutkan bahwa sebagian besar pengrajin disana beralih profesi karena daya beli terhadap barang kerajinan yang rendah dan tidak dapat menutupi biaya hidup saat ini. Hal itu bisa dipahami karena penghasilan dari kerajinan sifatnya temporer. Kadang naik kadang juga tidak ada hasil sama sekali bergantung pada orderan atau faktor yang lain. Hal itu yang menyebabkan generasi selanjutnya berpikir dua kali untuk menekuni bidang usaha kerajinan. 

Jadi, Solusinya Apa? 

Industri kerajinan memiliki potensi bagus untuk meningkatkan perekonomian Indonesia. Namun perlu kerjasama semua pihak secara menyeluruh dan seksama. Dalam hal ini kemenparekraf perlu usaha ekstra. Produk seni kriya bukan termasuk ke dalam kebutuhan pokok. Oleh karena itu, kehadirannya dari segi fungsi dianggap tidak terlalu berpengaruh pada kehidupan sehari-hari. 

Perlu  upaya promosi masif dan kreatif yang didukung oleh pemerintah. Promosi produk industri kriya dapat dilakukan dengan ikut serta dalam ajang pameran baik lokal maupun internasional. Peningkatan mutu produk juga perlu dilakukan sehingga memiliki daya saing yang kuat di pasar internasional. Pemerintah juga dapat meningkatkan daya saing antar pengrajin dalam lingkup nasional dengan mengadakan acara penghargaan setiap tahun sebagai bentuk apresiasi. 

Sebagai warga negara Indonesia kita dapat membantu memajukan dan mempertahankan eksistensi industri kerajinan dengan menggunakan hasil-hasil produk dalam negeri, bangga menggunakan lokal. Dengan membeli produk kerajinan dalam negeri kita telah turut berkontribusi membuat pasar tetap hidup. 

Dengan adanya pasar yang pasti dan terjamin, masalah regenerasi tidak perlu dikhawatirkan. Proses regenerasi dari generasi sebelumnya kepada generasi selanjutnya kemungkinan akan terus ada. Gen Z sebagai generasi selanjutnya, akan melihat profesi sebagai pengrajin menjanjikan asalkan ada pasar yang pasti sehingga biaya kebutuhan hidup pun dapat terpenuhi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun