Mohon tunggu...
Zahra Rizki Bintan
Zahra Rizki Bintan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Jurnalistik Fikom Unpad

Halo, Saya Zahra seorang manusia yang suka membaca dan sedang belajar menulis. Semoga kamu tidak merasa buang-buang waktu ketika baca tulisanku!

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Gang Pengrajin di Tengah Gagah Gempitanya Jatinangor Sebagai Kecamatan Perguruan Tinggi

3 Juli 2024   13:40 Diperbarui: 3 Juli 2024   13:44 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jatinangor, bukan kota melainkan kecamatan dikenal sebagai kawasan pendidikan tempat berdirinya  4 kampus ternama di Indonesia, yaitu  Universitas Padjadjaran (UNPAD), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pemerintah Dalam Negeri (IPDN) dan Institut Manajemen Koperasi Indonesia(IKOPIN). 

Ketika pertama kali tiba di Jatinangor lewat gapura bertuliskan " Wilujeng Sumping di Sumedang Puseur Budaya Sunda" kita akan disambut oleh gedung-gedung tinggi apartemen penunjang kehidupan mahasiswa. Setiap langkah di jalanan Jatinangor, dengan mudahnya kita dapat menemui hunian indekos. Di luas kecamatan yang tidak seberapa ini, terdapat gang bernama Gang Pengrajin yang kini hanya tinggal nama. 

Asal Usul Gang Pengrajin

Gang Pengrajin, bermula di sekitar tahun 80-90an yang mana mayoritas penduduk wilayah RW 04, Cibeusi berprofesi sebagai pengrajin atau bergerak di bidang kerajinan.

"Nah karena mayoritas dari masyarakat itu sekitar 80-90% bergerak di bidang kerajinan, maka untuk mengangkat atau supaya lebih memudahkan orang makanya nama daerahnya dinamakan Jalan (Gang) Pengrajin," Jelas Heru Firmansyah dalam wawancara (8/5). Produksi utamanya adalah membuat patung ukir dari Suku Tanimbar. Suku Tanimbar merupakan salah satu suku yang terletak di Provinsi Maluku. 

Gang Pengrajin Tinggal Nama

Perkembangan zaman yang semakin maju didukung pula oleh keadaan demografis dimana Jatinangor merupakan kawasan pendidikan, menjadikan Gang Pengrajin tidak ada pengrajinnya lagi. Saat memasuki Gang Pengrajin, jejak usaha kerajinan penduduknya telah hilang dilenyapkan oleh eksistensi berdirinya 4 kampus ternama. Masyarakat RW 04, Cibeusi banyak yang berganti usaha dari kerajinan jadi usaha kos-kosan. 

Hanya tersisa dua pengrajin yang masih eksis hingga saat ini, yaitu sanggar kerajinan milik Heru Firmansyah (48) dan Asep. Heru (48) menyampaikan kendala yang dihadapi saat ini adalah susahnya regenerasi ahli atau tukang ukir, 

"(Kesulitan) generasinya karena kondisi zaman yang berbeda. Dulu anak-anak SMP atau SMA itu, kalo pulang sekolah  bantu orang tua belajar ngukir atau apa kalo sekarang kan beda lagi kebiasaannya," Ungkap Heru.  

Kerajinan Bukan Kebutuhan Pokok, Pengrajin Alih Profesi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun