Mohon tunggu...
Zahra Raisya
Zahra Raisya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswai Universitas Islam Negri Jakarta

Hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Pengaruh Standar Kecantikan Pada Perempuan

7 Januari 2024   16:54 Diperbarui: 8 Januari 2024   18:38 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto : goodtimes.sc 

Bagi perempuan, kecantikan mempunyai peranan dan arti yang sangat penting. Perempuan diibaratkan sebagai karakter yang sangat mengagumi makna dan nilai keindahan. Meski gerakan emansipasi perempuan sudah banyak digaungkan, namun alam bawah sadar perempuan masih didominasi oleh perasaan terhadap bentuk fisik yaitu obsesi terhadap kecantikan.

Berbicara perihal cantik, besar sangkut pautnya dengan tampilan fisik, dari bentuk dan warna, dari atas sampai bawah, baik itu bentuk mata, hidung, mulut, wajah, dan tubuh. Masyarakat Indonesia umumnya menganggap bahwa standar kecantikan bagi perempuan indonesia adalah berkulit putih, berambut lurus, hidung mancung, dan berbadan langsing. 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), standar didefinisikan sebagai ukuran tertentu yang dipakai sebagai patokan. Sedangkan, cantik diartikan sebagai keelokan (tentang wajah, muka perempuan). Jadi, bisa disimpulkan bahwa standar kecantikan itu berhubungan dengan patokan atau ukuran keelokan seseorang. 

Dengan terbentuknya standar kecantikan diatas akhirnya membuat para perempuan berusaha keras untuk bisa masuk dalam standar tersebut. Adanya standarisasi yang terjadi ini juga mengakibatkan kelompok-kelompok tertentu menjadi termarginalkan karena tidak sesuai standar yang sudah di konstruksi lingkungannya. 

Standar kecantikan yang terjadi ini tentunya memiliki pengaruh yang dignifikan bagi perempuan. Pengaruh ini dapat berdampak positif maupun negatif tergantung pada bagaimana standar kecantikan tersebut dipahami dan di terima oleh setiap individu. 

Seperti yang dirasakan oleh Nadia Nasihah, perempuan berusia 22 tahun tersebut menjadi salah satu yang merasakan dampak standar kecantiakan yang ada. Ia mengungkapkan bahwa beauty standar yang diciptakan oleh masyarakat memberikan dampak negatif dan positif yang signifikan bagi perempuan.

"Dampak negatifnya adalah masyarakat menganggap standar kecantikan perempuan berkulit putih, hidung macung, muka mulus, rambut lurus, tinggi, dan langsing. Tanpa sadar hal itu akan menjadi tolak ukur bagi manusia, ketika perempuan kulitnya sedang tidak baik seperti berjerwat hal tersebut akan dianggap minus. Padahal hal itu normal terjadi pada setiap orang" jelasnya saat diwawancarai kamis (4/1/2024).

Namun, dibalik dampak negatif yang diejaskan diatas, Nadia mengatakan bahwa tedapat dampak positifnya yaitu percaya diri, "Ketika perempuan mencapai titik hampir sempurna dari standar kecantikan masyarakat maka tentunya perempuan tersebut akan merasa menjadi lebih percaya diri. Jadi tampilan yang saya berikan ditujukan atas dasar kepuasan diri saya sendiri." lanjutnya. 

Nadia juga mengatakan bahwa dengan adanya standar kecantikan yang dibentuk oleh masyarakat ini tidak membuat dirinya hanya terfokus pada citra fisik dibandingkan dengan prestasi atau kualitas dirinya, "Meskipun fisik merupakan hal yang penting, tetapi bagi saya itu bukanlah satu-satunya. Kepercayaan diri saya tidak sepenuhnya saya letakkan pada kecantikan, karena saya ingin dikenal sebagai perempuan cerdas. Kecerdasan perempuan tidak akan pernh memudar, namun kecantikan akan termakan usia" ujarnya. 

Selain itu, Intan Ariana M.Psi yang merupakan seorang psikolog juga menanggapi bahwa pengaruh stadar kecantikan dapat memengaruhi psikologis perempuan. Standar kecantikan memengaruhi perempuan dengan cara menciptakan bagaimana bentuk standar tersebut terealisasikan. 

"Dampak dari standar cantik yang dibentuk oleh masyarakat ini, banyak perempuan yang mulai membenci dirinya karena merasa tidak memenuhi standar kecantikan yang digambarkan. Kebencian tersebut bukan tidak mungkin mengarah kepada hal-hal negatif seperti diet ketat yang membahayakan kesehatan, mengalamig eating disorder. Dari kebencian itu memunculkan kekhawatiran atau insecurity dalam diri perempuan sehingga terobsesi untuk memenuhi standar kecantikan yang berlaku di lingkungan sosialnya." terang Intan (5/1/2024).

Selain menimbulkan dampak negatif seperti yang dijelaskan diatas, adanya standatisasi cantik di masyarakat ini juga dapat menimbukan perilaku bullying seperti tindakan body shaming. Perilaku bullying tersebut menyebabkan trauma dengan atau tanpa disadari.

"Tindakan bodyshaming merupakan suatu tindakan melecehkan anggota tubuh yang ditunjukan kepada siapa saja yang tidak memenuhi standar kecantikan. Bodyshaming disebut juga sebagai salah satu bentuk dari bullying (kekerasan verbal) yang menyebabkan trauma psikis karena ucapan yang menyakitkan atau tidak menyenangkan" jelas Intan.

Intan juga menjelaskan bahwa standar kecantikan akan memberikan pengaruh pada persepsi diri perempuan, "Beauty standard dapat mempengaruhi cara perempuan melihat diri mereka sendiri. mereka mungkin membandingkan diri dengan citra ideal yang dipromosikan oleh media atau lingkungan sekitarnya dan merasa tidak puas dengan diri mereka sendiri jika tidak mencapai standar tersebut. Tentunya hal ini dapat menganggu hubungan positif dengan tubuh mereka sendiri dan menyebabkan ketidakpuasan diri." pungkasnya. 

Namun dalam beberapa tahun terakhir, persepsi tentang kecantikan telah bergeser. Semakin banyak masyarakat menyadari bahwa kecantikan datang dalam berbagai bentuk, ukuran, dan warna kulit, dan tidak ada satu standar kecantikan yang benar atau salah.

Semakin banyak masyarakat yang merangkul keberagaman dan mengekspresikan gerakan menghargai kecantikan alami dan kesehatan tubuh. Mengetahui bahwa standar kecantikan dapat berubah seiring waktu, dapat membantu mengurangi tekanan dan perasaan tidak aman di kalangan masyarakat. Penerimaan dan cinta diri adalah kunci untuk mengatasi dampak negatif standar kecantikan dan membantu wanita merasa percaya diri dan dihargai tanpa harus mengikuti standar kecantikan yang sempit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun