Mohon tunggu...
Zahra NurAzizah
Zahra NurAzizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sejarah Peradaban Islam UIN Bandung

menulislah maka kamu akan abadi

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Seni Tari Saman dalam Pandangan Islam

24 Juni 2024   07:38 Diperbarui: 24 Juni 2024   08:06 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seni dalam berbagai bentuknya, memiliki kedudukan yang penting dalam peradaban Islam. Meskipun terdapat perdebatan di kalangan ulama dan sarjana Muslim mengenai batasan dan aturan dalam berkarya seni, namun secara umum seni dianggap sebagai salah satu media untuk mengungkapkan keindahan, kreativitas, dan memuji keagungan ciptaan Tuhan. 

Seni tari merupakan salah satu cabang seni yang berkembang dalam budaya Islam. Meskipun terdapat pro dan kontra terkait praktik seni  tari, namun banyak ulama yang memandang seni tari sebagai bentuk ekspresi estetika dan spiritualitas, asalkan dilakukan dengan cara yang terhormat dan sesuai dengan ajaran Islam.

Seni tari merupakan bagian integral dari kebudayaan banyak suku di Indonesia, termasuk suku Gayo di Aceh yang terkenal dengan Tari Saman. Tari ini memiliki keunikan tersendiri dengan gerakan cepat dan serempak, serta diiringi oleh syair-syair yang penuh makna. Namun, bagaimana pandangan Islam terhadap seni tari, khususnya Tari Saman?

Asal-Usul dan Filosofi Tari Saman

Tari Saman berasal dari dataran tinggi Gayo, Aceh, dan biasanya ditampilkan pada perayaan-perayaan penting seperti perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. 

Tarian ini dilakukan oleh sejumlah penari pria yang duduk berbaris dan menampilkan gerakan tangan, tubuh, dan kepala yang dinamis serta harmonis, diiringi dengan nyanyian dan tepukan tangan yang ritmis. Syair-syair yang dinyanyikan dalam Tari Saman sering kali berisi nasihat, pujian kepada Tuhan, serta ajaran-ajaran moral dan keagamaan.

Tari Saman memiliki sejarah yang panjang dan kompleks. Sumber lain mengatakan bahwa tarian ini berasal dari kesenian Melayu Kuno karena adanya gerakan khas tepuk tangan dan dada yang merupakan kesenian khas Melayu Kuno. Namun, sejarah tari Saman yang paling umum diterima adalah bahwa tarian ini diciptakan oleh Syekh Saman, seorang ulama Aceh yang berjuang menyebar Islam di tanah Aceh.

Tari Saman, yang berasal dari Aceh, memiliki tujuan dakwah dan pendidikan agama Islam. Tarian ini digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan-pesan agama dan nilai-nilai keagamaan. Tari Saman juga digunakan sebagai media untuk mengajak masyarakat untuk beribadah dan meningkatkan kesadaran agama. 

Dalam tarian ini, para penari memperagakan gerakan yang simbolis dan makna yang terkait dengan ajaran Islam, seperti puji-pujian kepada Allah SWT dan puisi-puisi perjuangan. Tari Saman juga digunakan sebagai media untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kebersamaan, kekompakan, dan kebersamaan dalam masyarakat.

Tari Saman juga memiliki makna filosofis yang terkait dengan nilai-nilai Islam. Gerakan dalam tari Saman menggambarkan nilai-nilai seperti ketaatan, kepatuhan, dan hormat kepada Allah SWT. Tarian ini juga memiliki pola lantai yang horizontal, yang mengisyaratkan simbol berjamaah, yaitu masyarakat selalu berada dalam sebuah kesatuan. Gerak salam memiliki makna bahwa setiap umat Islam diwajibkan untuk senantiasa memberi salam dan mendoakan kepada sesama ketika bertemu. Gerakan menunduk memiliki makna penghormatan kepada sesama manusia.

Tari Saman telah menjadi bagian dari budaya Aceh yang diakui sebagai warisan dunia tak benda UNESCO. Tarian ini juga telah dikenal luas di dunia dan telah dipertunjukan dalam berbagai acara besar, termasuk pembukaan Asian Games di Jakarta beberapa tahun silam. 

Tari Saman, tarian tradisional dari Aceh, Indonesia, mengandung nilai filosofis yang terkait dengan nilai-nilai Islam dan memiliki simbolisme yang mendalam. Beberapa nilai filosofis yang terkandung dalam tari Saman adalah :

  • Kerendahhatian: Gerakan tari Saman diawali dengan posisi bersimpuh sembari melantunkan kalimat tahlil dan salam, menunjukkan adanya kerendahhatian sebagai hamba Allah yang mengakui keesaan Allah.
  • Kebersamaan: Gerakan menepuk paha,dada, dan tangan seiring irama syair merepresentasikan adanya nilai kebersamaan, sopan santun, dan keagamaan
  • Sopan Santun: Nilai sopan santun terlihat dalam pakaian yang digunakan oleh para penari dan dalam nyanyian yang mengiringi Tari Saman, serta dalam gerakan untuk menghormati penonton.
  • Pendidikan: Tari Saman digunakan sebagai media dakwah dan penyeimbang dalam kehidupan beragama, serta mengandung nilai-nilai pendidikan dan tauhid.
  • Kesatuan: Tari Saman juga mengandung nilai kesatuan, seperti dalam gerakan penutup, di mana para penari melakukan posisi setengah berdiri sembari meletakkan tangan dengan posisi menyilang di depan dada, menatap ke arah depan untuk menghormati penonton.
  • Saling Tolong Menolong: Nilai sosial yang terkandung dalam syair Tari Saman mengenai harus saling tolong menolong, terlebih ketika ada yang terkena musibah, serta mengandung nilai kebersamaan dalam hidup antara manusia dengan sesama.
  • Rendah Hati: Gerakan Telungkup dalam Tari Saman mengandung pesan bahwa manusia harus memiliki sikap rendah hati saat dihadapan Yang Maha Kuasa.
  • Saling Memaafkan: Gerakan Ngokok dalam Tari Saman menandakan bahwa manusia seharusnya memiliki sikap saling memaafkan atas kesalahan kesalahan yang telah terjadi.
  • Sosial : Gerakan Yangke dalam Tari Saman menjadi pesan untuk manusia agar selalu bersifat sosial dalam kehidupan di masyarakat.
  • Kekompakan: Tari Saman juga dijadikan sebagai sarana untuk mempererat persaudaraan antar masyarakat di Aceh, serta membentuk lingkaran dan saling bergandengan tangan satu sama lain, menunjukkan kekompakan dalam menjaga dan merawat tradisi warisan leluhur.

Tari Saman dalam Perspektif Islam

Islam memandang seni, termasuk seni tari, sebagai ekspresi budaya yang dapat memperkaya kehidupan manusia asalkan tidak melanggar ajaran agama. Dalam konteks Tari Saman, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan:

  • Isi dan Makna Syair : Syair dalam Tari Saman sering kali berisi pujian kepada Tuhan dan pesan moral yang selaras dengan ajaran Islam. Hal ini membuat Tari Saman tidak hanya menjadi hiburan tetapi juga sarana dakwah dan pendidikan moral.
  • Adab dan Etika : Tari Saman biasanya dilakukan oleh penari pria dalam suasana yang tidak bercampur dengan wanita, sehingga menjaga adab dan etika dalam pergaulan antara pria dan wanita sesuai ajaran Islam.
  • Niat dan Tujuan : Jika tujuan dari penampilan Tari Saman adalah untuk merayakan peristiwa keagamaan, menyampaikan pesan moral, atau mempererat silaturahmi, maka tari ini dapat diterima dalam Islam. Islam selalu melihat niat di balik sebuah perbuatan sebagai salah satu faktor utama dalam penilaian.
  • Batasan dan Larangan : Islam melarang segala bentuk hiburan yang dapat memancing syahwat, mengandung unsur kesyirikan, atau melanggar norma-norma syariah. Tari Saman, dengan gerakan yang sopan dan pesan yang positif, umumnya tidak masuk dalam kategori ini.

Tari Saman dapat dianggap sebagai bentuk seni yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam selama dilakukan dengan niat yang baik, menjaga adab dan etika, serta tidak mengandung unsur-unsur yang dilarang dalam Islam. 

Sebagai salah satu warisan budaya yang kaya, Tari Saman bukan hanya menunjukkan keindahan seni tari tetapi juga menggambarkan kedalaman nilai-nilai spiritual dan moral yang sejalan dengan ajaran Islam. Oleh karena itu, Tari Saman dapat terus dilestarikan dan dijadikan sarana untuk memperkuat identitas budaya dan religius masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Aceh.

Referensi : 

Tri Yuliana Wijayanti, “Seni Tari dalam Pandangan Islam”, jurnal Al- Fuad,Vol.2, No.2 (Batusangkar, IAIN  Batusangkar, 2018) 239

Eka Saflina, “Seni Dalam Perspektif Islam”, Jurnal Islam Futura,Vol.VII, NO.1, Tahun 2008 (IAIN Ar-Raniry), 103

Prof. Dr. I Wayan Dana, S.S.T., M.Hum.DKK, Perjalanan Tari Di Indonesia Dari Masa Ke Masa, Badan Penerbit ISI Yogyakarta (Yogyakarta: 2021). Hal. 3

Artini, Nilai-Nilai Filosofi Tarian Saman Dalam Pembentukan Nilai Akhlak Kecamatan Blangjerango Kabupaten Gayo Lues, Skripsi,Fakultas Ushuluddin Dan Filsafat Program Studi Aqidah Dan Filsafat Islam,Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam-Banda Aceh

Eka Saflina, Seni Dalam Perspektif Islam, Islam Futura, Vol. VII, No.1, Tahun 2008, hal. 103

Wijayanti, Seni Tari Dalam Pandangan Islam, AlFuad: Jurnal Sosial Keagamaan (iainbatusangkar.ac.id)

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun