Tari Saman, tarian tradisional dari Aceh, Indonesia, mengandung nilai filosofis yang terkait dengan nilai-nilai Islam dan memiliki simbolisme yang mendalam. Beberapa nilai filosofis yang terkandung dalam tari Saman adalah :
- Kerendahhatian: Gerakan tari Saman diawali dengan posisi bersimpuh sembari melantunkan kalimat tahlil dan salam, menunjukkan adanya kerendahhatian sebagai hamba Allah yang mengakui keesaan Allah.
- Kebersamaan: Gerakan menepuk paha,dada, dan tangan seiring irama syair merepresentasikan adanya nilai kebersamaan, sopan santun, dan keagamaan
- Sopan Santun: Nilai sopan santun terlihat dalam pakaian yang digunakan oleh para penari dan dalam nyanyian yang mengiringi Tari Saman, serta dalam gerakan untuk menghormati penonton.
- Pendidikan: Tari Saman digunakan sebagai media dakwah dan penyeimbang dalam kehidupan beragama, serta mengandung nilai-nilai pendidikan dan tauhid.
- Kesatuan: Tari Saman juga mengandung nilai kesatuan, seperti dalam gerakan penutup, di mana para penari melakukan posisi setengah berdiri sembari meletakkan tangan dengan posisi menyilang di depan dada, menatap ke arah depan untuk menghormati penonton.
- Saling Tolong Menolong: Nilai sosial yang terkandung dalam syair Tari Saman mengenai harus saling tolong menolong, terlebih ketika ada yang terkena musibah, serta mengandung nilai kebersamaan dalam hidup antara manusia dengan sesama.
- Rendah Hati: Gerakan Telungkup dalam Tari Saman mengandung pesan bahwa manusia harus memiliki sikap rendah hati saat dihadapan Yang Maha Kuasa.
- Saling Memaafkan: Gerakan Ngokok dalam Tari Saman menandakan bahwa manusia seharusnya memiliki sikap saling memaafkan atas kesalahan kesalahan yang telah terjadi.
- Sosial : Gerakan Yangke dalam Tari Saman menjadi pesan untuk manusia agar selalu bersifat sosial dalam kehidupan di masyarakat.
- Kekompakan: Tari Saman juga dijadikan sebagai sarana untuk mempererat persaudaraan antar masyarakat di Aceh, serta membentuk lingkaran dan saling bergandengan tangan satu sama lain, menunjukkan kekompakan dalam menjaga dan merawat tradisi warisan leluhur.
Tari Saman dalam Perspektif Islam
Islam memandang seni, termasuk seni tari, sebagai ekspresi budaya yang dapat memperkaya kehidupan manusia asalkan tidak melanggar ajaran agama. Dalam konteks Tari Saman, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan:
- Isi dan Makna Syair : Syair dalam Tari Saman sering kali berisi pujian kepada Tuhan dan pesan moral yang selaras dengan ajaran Islam. Hal ini membuat Tari Saman tidak hanya menjadi hiburan tetapi juga sarana dakwah dan pendidikan moral.
- Adab dan Etika : Tari Saman biasanya dilakukan oleh penari pria dalam suasana yang tidak bercampur dengan wanita, sehingga menjaga adab dan etika dalam pergaulan antara pria dan wanita sesuai ajaran Islam.
- Niat dan Tujuan : Jika tujuan dari penampilan Tari Saman adalah untuk merayakan peristiwa keagamaan, menyampaikan pesan moral, atau mempererat silaturahmi, maka tari ini dapat diterima dalam Islam. Islam selalu melihat niat di balik sebuah perbuatan sebagai salah satu faktor utama dalam penilaian.
- Batasan dan Larangan : Islam melarang segala bentuk hiburan yang dapat memancing syahwat, mengandung unsur kesyirikan, atau melanggar norma-norma syariah. Tari Saman, dengan gerakan yang sopan dan pesan yang positif, umumnya tidak masuk dalam kategori ini.
Tari Saman dapat dianggap sebagai bentuk seni yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam selama dilakukan dengan niat yang baik, menjaga adab dan etika, serta tidak mengandung unsur-unsur yang dilarang dalam Islam.
Sebagai salah satu warisan budaya yang kaya, Tari Saman bukan hanya menunjukkan keindahan seni tari tetapi juga menggambarkan kedalaman nilai-nilai spiritual dan moral yang sejalan dengan ajaran Islam. Oleh karena itu, Tari Saman dapat terus dilestarikan dan dijadikan sarana untuk memperkuat identitas budaya dan religius masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Aceh.
Referensi :
Tri Yuliana Wijayanti, “Seni Tari dalam Pandangan Islam”, jurnal Al- Fuad,Vol.2, No.2 (Batusangkar, IAIN Batusangkar, 2018) 239
Eka Saflina, “Seni Dalam Perspektif Islam”, Jurnal Islam Futura,Vol.VII, NO.1, Tahun 2008 (IAIN Ar-Raniry), 103
Prof. Dr. I Wayan Dana, S.S.T., M.Hum.DKK, Perjalanan Tari Di Indonesia Dari Masa Ke Masa, Badan Penerbit ISI Yogyakarta (Yogyakarta: 2021). Hal. 3
Artini, Nilai-Nilai Filosofi Tarian Saman Dalam Pembentukan Nilai Akhlak Kecamatan Blangjerango Kabupaten Gayo Lues, Skripsi,Fakultas Ushuluddin Dan Filsafat Program Studi Aqidah Dan Filsafat Islam,Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam-Banda Aceh