Mohon tunggu...
zahranas
zahranas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Kopi, Renang, Baca, Menulis, Edit

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kehidupan Sehari-Hari dan Filsafat Kebahagiaan: Menyikapi Fenomena Self Care di Masyarakat Modern

9 Januari 2025   09:21 Diperbarui: 9 Januari 2025   10:42 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENDAHULUAN

Di tengah kesibukan kehidupan modern, banyak orang mulai memperhatikan pentingnya menjaga kesehatan mental dan fisik melalui praktik self-care. Fenomena ini semakin populer, terutama di media sosial, di mana orang membagikan rutinitas perawatan diri mereka, seperti meditasi, berolahraga, atau hanya sekedar beristirahat. Dalam konteks ini, self-care dapat dianalisis melalui lensa filsafat, terutama mengenai konsep kebahagiaan, kualitas hidup, dan bagaimana kita seharusnya menjalani hidup kita dengan baik. Berbagai pemikiran dari tokoh-tokoh seperti Aristoteles, Epikuros, dan filsafat modern dapat memberikan wawasan yang lebih dalam tentang praktik perawatan diri ini.

Aristoteles dan Kehidupan yang Baik (Eudaimonia)

Aristoteles dalam karyanya Nicomachean Ethics mengajarkan tentang konsep eudaimonia, yang sering diterjemahkan sebagai "kebahagiaan" atau "kehidupan yang baik." Menurut Aristoteles, kebahagiaan sejati bukan hanya berasal dari kesenangan sementara, melainkan dari kehidupan yang dijalani dengan kebajikan dan mencapai potensi penuh sebagai manusia. Dalam konteks self-care, ini bisa diterjemahkan sebagai upaya untuk menjaga keseimbangan hidup, baik secara fisik, emosional, maupun intelektual. Aktivitas seperti olahraga, tidur yang cukup, atau meluangkan waktu untuk relaksasi, menurut Aristoteles, adalah bagian dari hidup yang baik yang membantu kita mencapai eudaimonia, atau kehidupan yang penuh makna.

Epikuros dan Pencarian Kenikmatan yang Sehat

Epikuros, filsuf Yunani yang lebih fokus pada pencapaian kenikmatan, mengajarkan bahwa kebahagiaan berasal dari pencarian kenikmatan yang sederhana dan menghindari penderitaan. Epikuros berpendapat bahwa kenikmatan yang sebenarnya adalah kenikmatan yang tidak berlebihan, dan lebih mengutamakan kedamaian batin.

 Dalam perspektif ini, self-care bisa dilihat sebagai bentuk pencarian kenikmatan yang sehat, seperti menikmati waktu sendiri, bersantai di alam, atau melakukan aktivitas yang menenangkan pikiran. Epikuros akan setuju bahwa praktik self-care yang bijaksana dan tidak berlebihan adalah cara untuk mencapai kebahagiaan yang lebih stabil dan tahan lama.

Filsafat Modern: Eksistensialisme dan Kebebasan untuk Merawat Diri

Dalam filsafat modern, terutama pemikiran eksistensialis seperti yang dikembangkan oleh Jean-Paul Sartre dan Simone de Beauvoir, kebebasan individu menjadi inti dari kehidupan yang bermakna. Eksistensialisme menekankan bahwa kita bebas untuk menentukan siapa kita dan bagaimana kita ingin hidup, dan itu termasuk bagaimana kita merawat diri kita sendiri. Self-care, dalam pandangan ini, bukan hanya rutinitas fisik, tetapi juga cara kita menghadapi dan menerima eksistensi kita, dengan segala tantangan dan kebebasan yang kita miliki. Dalam masyarakat yang semakin menuntut banyak hal dari kita, self-care menjadi cara untuk memulihkan kontrol atas diri kita, menjaga kesehatan mental, dan merawat kebebasan pribadi.

Filsafat Etika: Tanggung Jawab terhadap Diri Sendiri dan Orang Lain

Di sisi lain, filsafat etika mengajarkan pentingnya tanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang lain. Dalam konteks self-care, ini bisa diartikan bahwa merawat diri sendiri juga merupakan bagian dari tanggung jawab kita untuk dapat lebih baik melayani dan mendukung orang lain. Ketika kita merawat tubuh dan pikiran kita, kita lebih mampu untuk memberikan perhatian dan kasih sayang kepada orang-orang di sekitar kita. Konsep ini mengingatkan kita bahwa merawat diri bukanlah egois, tetapi suatu tindakan yang memungkinkan kita untuk menjadi versi terbaik dari diri kita dan memberikan dampak positif bagi orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun