Pembelajaran adalah suatu proses belajar yang diselenggarakan oleh seorang guru dengan tujuan untuk mendidik siswa bagaimana memperoleh dan mengorganisasikan pengetahuan, keterampilan dan sikap (Dimyati & Mudjiono, 2002). Teori belajar kognitif merupakan teori yang dikembangkan oleh Robert M. Gagne yang disebut teori belajar Gagne. Teori ini merupakan tahap belajar yang mengatur situasi belajar berdasarkan kegiatan belajar, kemampuan belajar, dan klasifikasi jenis hasil belajar.
     Berdasarkan model pembelajaran pemrosesan informasi Gagne memaparkan delapan fase dalam perilaku belajar (learning behavior). (1) Fase Motivasi, fase yang memberikan harapan kepada siswa agar siswa mempunyai kemampuan komunikasi yang baik. (2) Fase pengenalan, yaitu fase dimana siswa akan memusatkan perhatian pada bagian-bagian penting dari proses pembelajaran selama proses pembelajaran berlangsung. (3) Fase Perolehan, siswa berkonsentrasi pada suatu informasi sebagai bentuk siswa siap menerima pelajaran. (4) Fase etensi, yaitu fase perpindahan informasi baru dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang. Hal ini dapat dilakukan melalui pengulangan, tindakan, penjelasan, atau lainnya. (5) Fase Pemanggilan, mengungkap informasi yang telah disimpan dalam memori. (6) Fase Generalisasi, siswa belajar menggunakan informasi yang diperoleh untuk menyelesaikan permasalahan yang penting dalam kehidupan sehari-hari. (7) Fase Penampilan, siswa dapat menunjukkan keterampilan dari pembelajaran. (8)Fase Umpan Balik, siswa menerima umpan balik mengenai kinerjanya sebagai bentuk penilaian terhadap kemampuannya.
     Teori belajar Robert M. Gagne merupakan kombinasi seimbang antara perilaku dan pengetahuan dari teori pemrosesan informasi (Ratumanan, 2004). Dalam teori pemrosesan informasi, terdapat hubungan antara situasi internal dan eksternal seseorang. Situasi internal ibarat situasi orang yang penting untuk memperoleh hasil belajar dan proses intelektual yang terjadi dalam diri individu, sedangkan situasi eksternal ibarat motivasi yang berasal dari lingkungan sekitar. Kondisi eksternal inilah yang disebut dengan sembilan tahap pembelajaran yang sesuai dengan teori Gagne (Suyono & Hariyanto, 2011).
     Sembilan tahap pembelajaran merupakan kegiatan yang dirancang oleh guru untuk membantu siswa dalam proses belajarnya. Namun tidak semua metode yang ada dapat atau harus diterapkan pada semua mata pelajaran yang ada. Model pengembangan diserahkan kepada guru sesuai dengan keterampilan yang ada untuk kepentingan proses belajar siswa.
     Pembelajaran tahap pertama, yaitu memberikan perhatian (Gaining attention) dimana siswa dipersiapkan dengan baik, lahir maupun batin untuk memulai pembelajaran agama islam. Di SMA siswa diajak memulai dengan membaca 99 nama Allah (asmaul husna), kemudian dilanjutkan dengan membaca talfiful akwan, dan memulai pembelajaran dengan permainan yang menyenangkan untuk merangsang minat dan perhatian siswa contohnya seperti tes konsentrasi. Langkah ini sangat penting karena jika siswa tertarik untuk belajar di awal, maka mereka akan mengikuti pembelajaran dengan cermat hingga akhir.
     Tahap kedua adalah mengkomunikasikan kepada peserta didik tujuan pembelajaran (Informing learners of the objectives of the overall Trainining). Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, kemudian siswa mendapatkan penjelasan mengenai dampak atau manfaat pembelajaran agama islam dalam kehidupan sehari-hari.
     Tahap ketiga terdiri dari pengaktifan memori pembelajaran sebelumnya (stimulating the recall of prior learning). Guru membahas atau mendiskusikan apa yang telah terjadi pada pertemuan sebelumnya, termasuk mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang berkaitan dengan apa yang akan dipelajari. Tahap  keempat adalah (resenting the stimulus/content) memunculkan titik/pola awal. Saat ini metode yang digunakan guru tidak hanya mengajar, tetapi juga metode lain yang menarik seperti metode diskusi atau presentasi.
     Tahap kelima adalah memberikan bimbingan pendidikan (providing learning guidance). Siswa diberi pertanyaan tentang materi, dan mereka diminta untuk bertanya lebih banyak kepada temannya. Tahap keenam eliciting performance adalah membuat presentasi dimana siswa diberikan permasalahan yang berkaitan dengan materi dan mendiskusikannya dengan teman-temannya. Kemudian salah satu siswa diminta berdiri di depan kelas dan menyampaikan hasil diskusinya.
     Tahap ketujuh adalah memberi umpan balik (providing feedback). Guru memberikan umpan balik kepada siswa dukungan dan penguatan materi terhadap kinerja siswa. Tahap kedelapan yaitu penilaian kinerja ( assessing performance) , dengan memberi pertanyaan atau tugas individu kepada siswa untuk mengukur pencapaian tujuan pembelajaran. Guru menciptakan alat ukur yang akurat dan konsisten. Tahap kesembilan, yaitu meningkatkan retensi/memori dan transmisi pengetahuan (enhancing retention and transfer). Selama ini siswa diberikan tugas agar mereka dapat mengulangi dan menggunakan pengetahuan barunya di lain waktu.
Referensi  :
Dimyati & Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Ratumanan, T. (2004). Belajar dan Pembelajaran. Surabaya: Unesa University Press.
Suyono & Hariyanto. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H