Mohon tunggu...
Zahra Novita
Zahra Novita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

MENGGAMBAR

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Operan Kondisioning dan Implikasinya dalam Pembelajaran

24 September 2023   21:18 Diperbarui: 24 September 2023   21:21 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Operan Kondisioning adalah situasi belajar dengan mengubah respon menjadi lebih kuat dengan  penguatan langsung.

Eksperimen yang dilakukan oleh Skinner adalah sebagai berikut:

Di laboratorium, Skinner menempatkan tikus-tikus lapar dalam sebuah kotak yang disebut “Skinner Box”, dilengkapi dengan berbagai perangkat seperti kancing, peralatan makan, wadah makanan, lampu yang dapat disesuaikan, dan lantai berlistrik. Karena lapar, tikus-tikus tersebut berusaha keluar untuk mencari makan. Selama tikus bergerak  keluar dari kotak tidak sengaja tikus itu menekan tombol , dan makanan mengalir keluar. Makanan diprogram secara bertahap tergantung pada tingkat perilaku tikus, proses itu  yang disebut pembentukan. Berdasarkan berbagai percobaan yang dilakukan pada tikus, Skinner menegaskan bahwa faktor terpenting dalam belajar adalah penguatan. Kenyataannya adalah bahwa pengetahuan yang dibentuk melalui asosiasi stimulus-respon akan lebih kuat jika diperkuat.

Eksperimen Skinner pada tikus memberikan dua macam jawaban, yaitu:  Menyeimbangkan perilaku dengan insentif akan memungkinkan perilaku tersebut terulang kembali di kemudian hari. Sementara itu, perilaku yang tidak seimbang dengan insentif dapat mengurangi pengulangan perilaku tersebut di kemudian hari.

Menurut Skinner, operan kondisioning mencakup dua konsep utama, yaitu :

A. Reinforcement (Penguatan), terbagi menjadi penguatan positif dan penguatan negatif.

  • Penguatan positif  adalah stimulus apa pun yang dapat meningkatkan perilaku, misalnya. Ketika anak menyelesaikan pekerjaan rumahnya ( PR) akan diperbolehkan menonton TV, yang terjadi  anak itu akan mengulangi perilaku tersebut. Penting untuk diingat bahwa  penguatan dapat berupa penguatan sosial (seperti memberikan sanjungan, pijian bahkan nilai bagus ). Penguatan positif juga dapat dipahami sebagai menghukum siswa dengan hukuman yang dimaksudkan untuk meningkatkan pembelajaran.
  • Penguatan negatif adalah setiap stimulus yang menyakitkan atau menyebabkan kondisi yang tidak menyenangkan perasaan, sehingga mengurangi terjadinya perilaku tersebut, misalnya: seorang siswa yang menghilangkan kebiasaan terlambatnya karena dia takut ditegur oleh guru .

B. Punishment (Hukuman), terbagi menjadi hukuman positif dan hukuman negatif.

  • Hukuman  positif adalah stimulus apa pun yang mengakibatkan pengurangan bahkan penghapusan kebiasaan buruknya , misalnya siswa yang tidak mengerjakan pekerjaan rumahnya ( PR) tidak diperkenankan memasuki kelas . Sehingga siswa tersebut akan mengerjakan PR tepat waktu. Siswa yang datang terlambat ke sekolah akan diberikan banyak tugas oleh gurunya agar tidak terlambat. Namun hukuman yang diberikan guru  akan membuat siswa belajar dari tugas yang diberikan guru.
  • Hukuman negatif adalah stimulus apa pun yang menghilangkan sesuatu yang disukai, misalnya : saat pembelajaran di kelas , ada  siswa yang sedang memainkan ponselnya sehingga guru menyita ponsel tersebut dengan harapan siswa tersebut lebih fokus belajar.

Implikasi teori operan pengkondisian dalam pembelajaran

Proses yang diterapkan dalam pembelajaran, guru memberikan instruksi singkat disertai contoh yang baik. Dalam merancang kegiatan pembelajaran,  guru harus memperhatikan hasil yang terlihat dan terukur. Ada pula disiplin dan latihan agar perilaku yang diinginkan bisa menjadi kebiasaan.

Prinsip belajar Skinner dalam hal ini Skinner menyatakan bahwa hasil belajar harus segera dikomunikasikan kepada siswa jika salah dikoreksi, dan jika benar hendaknya diberi penguatan agar siswa segera memahami apakah pembelajarannya salah atau benar. Saat ini proses pembelajaran sendiri harus mengikuti irama siswa, sehingga guru dapat lebih memahami keadaan siswa sebelum  pembelajaran dimulai. Pada saat ini proses terlaksana pembelajaran tidak menggunakan hukuman dengan mengubah lingkungan.

Skinner berpendapat bahwa kontrol positif menciptakan sikap positif terhadap pendidikan. Pembelajaran memberikan kekuatan untuk menghasilkan respons yang bertahap jika prosedur penguatan  diatur dengan baik. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran perlu ditentukan perilaku mana yang menghasilkan respon yang lebih baik, namun jika  tidak dipelajari maka respon tersebut akan menurun. Selama proses pembelajaran, mungkin terjadi sejumlah peristiwa yang menimbulkan respons siswa guna memperkuat tanggapan. Misalnya, perilaku respon siswa yang baik akan diberi penghargaan dan perilaku respon yang tidak baik akan ditegur atau dihukum.

Langkah pembelajaran yang dapat diambil berdasarkan teori operant conditioning. Guru harus mempelajari situasi kelas untuk  menemukan perilaku siswa yang positif dan menguatkan sehingga membatasi dan mengurangi perilaku negatif. Selanjutnya, buatlah daftar penguat dan positif, identifikasi perilaku yang disukai siswa, perilaku siswa ketika dihukum, dan aktivitas di luar sekolah yang dapat dijadikan penguatan, Identifikasi urutan perilaku yang dipelajari dan cara untuk memperkuatnya. Buatlah program pembelajaran yang mencakup urutan perilaku yang diinginkan, pemaksaan, waktu yang diperlukan untuk mempelajari perilaku tersebut, dan penilaian. Saat melaksanakan program pembelajaran, guru perlu mencatat perilaku yang berhasil dan yang tidak berhasil. Kegagalan yang ada merupakan catatan penting untuk modifikasi perilaku selanjutnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun