Teori behaviorisme ( tingkah laku ) yaitu teori yang penekanannya pada tindakan atau perilaku yang dapat diamati. Pandangan ini menegaskan bahwa tingkah laku harus dijelaskan melalui pengalaman yang dapat diamati dan bukan melalui proses mental (Santrock, 2011). Seperti segala sesuatu yang kita lakukan bisa dilihat secara langsung contohnya ibu tersenyum kepada ayah, anak- anak belajar menari, kakak menggambar gunung.Â
Lalu , Apa itu pengkondisian Klasik ?
Pengkondisian klasik adalah salah satu jenis pembelajaran melalui organisme belajar yang menghubungkan atau mengasosiasikan stimulus. Dalam pengkondisian klasik, stimulus netral dipasangkan dengan stimulus yang bermakna dan menciptakan kemungkinan respons serupa. Contohnya dalam lingkungan Pendidikan :
- Adik gagal dalam tes Bahasa jepang, dia merasa sedih dan kecewa, di tes Bahasa jepang berikutnya dia merasa cemas.
- Ibu guru memberi salam dengan senyuman manis kepada adik dan teman-temanya saat memasuki kelas. Sehingga membuat adik merasa nyaman di kelas  dan saat adik bertemu ibuguru itu lagi dia merasa nyaman juga.
Nah Contoh ini termasuk classical conditioning.
Pengkondisian klasik merupakan suatu bentuk pembelajaran di mana individu belajar menghasilkan respons emosional atau fisiologis yang tidak disengaja (refleks). Pengkondisian klasik atau bisa disebut juga dengan Classical conditioning ditemukan oleh Ivan Pavlov.
a). Percobaan yang dilakukan oleh Ivan Pavlov
Gambar diatas menjelaskan bahwa seekor anjing yang dibedah sehingga kelenjar ludahnya berada di luar pipi. Â Hal ini memungkinkan peneliti mengukur secara akurat jumlah air liur yang dihasilkan sebagai respons (reaksi) ketika makanan dirangsangkan di dalam mulut. Setelah mengulangi percobaan beberapa kali, ternyata air liur keluar sebelum makanan sampai ke dalam mulutnya.Â
Yaitu waktu makanan masih di taruh piring, waktu pemilik memegang makanan anjing dan waktu si anjing mendengar langkah pemilik anjing. Kenapa Pavlov menggunakan media anjing dalam experimennya , karena ia menganggap anjing sama sengan manusia. Titik tolak dari asumsinya adalah dengan menggunakan rangsangan tertentu maka tingkah laku seseorang dapat diubah sesuai dengan keinginannya.
b). Classical Conditioning di dalam Kelas
- Reaksi emosional siswa terkait dengan materi yang dipelajarinya merupakan pengalaman yang sangat penting yang mereka bawa dari sekolah. Contohnya :
- Saat para siswa merasa cemas dalam pelajaran tertentu seperti matematika, fisika dan statistika akan berimbas dalam prestasi mereka.
- Ketika seorang siswa memasuki sekolah baru , siswa merasa cemas dan tidak dapat beradaptasi. Tetapi jika mereka dapat dukungan dan support dari lingkungan sekitar seperti guru , teman dan orang tua. Akhirnya siswa tersebut merasa nyaman di sekolah.
- Saat kita berada di suatu tempat, tiba-tiba terdengar suara dering handphone yang tidak asing, secara otomatis kita langsung mengambil handphone kita untuk memastikan. Apakah itu dering dari handphone kita apa bukan.
Menurut Santrock (2008), beberapa masalah kesehatan pada anak, seperti gangguan fisik tertentu, misalnya asma, sakit kepala, sakit perut, dapat dikaitkan dengan pengkondisian klasik karena selain disebabkan oleh stres, rangsangan tertentu seperti rangsangan kekerasan dan teguran dari orang tua atau guru seringkali terjadi sebagai rangsangan yang mengkondisikan reaksi psikologis. Jika terus berlanjut, reaksi psikologis ini dapat menimbulkan gangguan kesehatan.
Konsep -konsep yang mengacu pada pengkondisian klasik :
1. Generalisasi dan Diskriminasi
- Dalam pengkondisian klasik, generalisasi terjadi jika stimulus yang sama dengan stimulus yang dikondisikan akan menghasilkan respon terkondisi.
- Contohnya : ketika seorang siswa ditegur karena ujian biologinya buruk, selanjutnya siswa itu hendak mengikuti ujian kimia , ia menjadi gugup karena kedua mata pelajaran tersebut berkaitan (Santrock, 2008).
- Sebaliknya , Diskriminasi terjadi ketika individu merespons stimulasi tertentu tetapi tidak menanggapi stimulasi lainnya. Contohnya : ketika seorang siswa cemas dalam ujian fisika , tetapi dia tidak cemas dalam ujian Bahasa inggris.
2. Ekstingsi
- Dalam teori pengkondisian klasik, kepunahan adalah melemahnya respons terkondisi (CR) akibat tidak adanya stimulus tak terkondisi (AS).
- Misalnya, jika seorang siswa mengganggu teman-temannya di kelas karena menginginkan perhatian guru tetapi gurunya tidak memperhatikan, maka perilaku mengganggu anak tersebut akan hilang karena tidak mendapat respon yang diinginkan.
Referensi :
Santrock, John W. (2014). Psikologi Pendidikan. Alih bahasa Harya Bimasena. Edisi Kelima. Jakarta: Salemba Humanika.
Ormrod, Jeanne Ellis (2008). Psikologi Pendidikan-Membantu Siswa Bertumbuh dan Berkembang Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga
Suralaga, Fadhilah (2021). Psikologi Pendidikan : Implikasi Dalam Pembelajaran. Depok : PT Rajagrafindo Persada
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H