Pendekatan Asset-Liabilities
Wolk et al menyimpulkan, pendekatan neraca didasarkan pada laporan laba rugi dan hanyalah  klasifikasi dan pelaporan perubahan yang  terjadi pada aset, dikurangi perusahaan. Akun ekuitas pemilik hanya konsep pembukuan double-entry.  Pendapatan (Pendapatan) dan komponennya (Pendapatan, pendapatan, rugi dan beban) menyederhanakan perubahan  aset dan kewajiban itu dilakukan.
Salah  satu  kriteria pengakuan aset adalah terukur manfaat ekonomi masa depan. Di sisi lain, pengukuran yang paling objektif untuk menentukan biaya komitmen ketika terjadi transaksi datang rupiah bukan perjanjian dan pengorbanan ekonomi masa depan untuk menerapkan. Khusus utang jangka panjang, utang jangka pendek, biaya penundaan aplikasi karena tidak cukup bahan rupiah jumlah sama dengan. Dihuni oleh 4 orang Jumlah rupiah  yang dikorbankan untuk sumber ekonomi masa depan (tunai).
Keuntungan dan Kerugian Dari Aset - Liabilitas
Pendekatan terhadap aset dan Liabilitas, menekankan pada item aset dan liabilitas dalam laporan keuangan. Hal ini didasarkan pada pandangan bahwa aset adalah nyata, sedangkan pendapatan dan beban adalah kondisi yang dihasilkan dari  penambahan atau  pengurangan asset dan kewajiban. Oleh  karena itu, aset dan kewajiban perlu menjadi dasar  laporan keuangan.
Argumen lebih lanjut mendukung pendekatan asset-liabilitas terkait dengan konsep laba. Laba adalah konsep perubahan nilai. Oleh karena itu, dalam kasus, tidak mungkin untuk mendefinisikan Memodifikasi konsep memodifikasi nilai sebelum mendefinisikan. Artinya, nilai. Oleh karena itu, keputusan aset dan kewajiban secara logis mendahului keputusan laba.
Namun, ada kritik dari terhadap  pendekatan aset dan liabitas. Dichev (2008) percaya bahwa pendekatan ini memiliki beberapa kelemahan di dalamnya, ia mengajukan empat kritik terhadap pendekatan tersebut yaitu:
1. Pendekatan neraca tidak terlalu akrab dengan kegiatan operasional perusahaan
Menurut  Dichev (2008) secara  esensial  perusahaan  adalah sebuah  sistem yang  secara  konstan  mengeluarkan  biaya  untuk membentuk  pendapatan. Dalam  hal  ini,  misi  terutama  perusahaan  yaitu  memperoleh  uang  berdasarkan aktivitas operasionalnya untuk kemudian dipakai lagi pada upaya membentuk keuntungan yang lebih besar.
2. Tidak  adanya  alasan  yang  jelas bahwa pendekatan aset-kewajiban lebih kuat daripada pendekatan pendapatan-beban
FASB  percaya  bahwa pendekatan  neraca  memiliki  dasar konseptual  yang  lebih  jelas  dan  kuat  untuk  laporan  keuangan.  FASB memandang bahwa  aset  yaitu  dasar  penting  dalam  akuntansi  sedangkan  konsep hanyalah turunan.  Kewajiban  yaitu kebalikan  dari  aset, sedangkan ekuitas  mewakili  sisa  aset  dan kewajiban,  dan pendapatan  adalah  penambahan  aset  atau  penurunan  kewajiban,  dan biaya adalah pengurangan aset atau penambahan kewajiban.
3. Pendekatan aset-kewajiban menjadi  faktor  penurunan  substansial  manfaat laba sebagai peramalan
Laba Digunakan oleh investor untuk invest lancar dan Prakiraan masa depan. Pada intinya laba  alat peramalan masa depan aliran perusahaan yang dihasilkan . Oleh karena itu, bagi investor keuntungan baik adalah koefisien, yaitu sangat  mencerminkan dan memprediksi keuntungan masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H