Negara tercinta Indonesia yang mempesona dengan kekayaan luas biasa yang tidak hanya terdapat dalam panorama alamnya yang indah. Tetapi, juga dalam keanekaragaman budaya yang unik. Indonesia ini menjadi rumah bagi berbagai suku, etnis, daerah, bahasa, dan lain-lain yang tersebar dari sabang sampai merauke. Keanekaragaman di Indonesia ini menjadi suatu ciri khas yang membedakan negara kita tercinta dari negara-negara yang lain. Salah satunya Indonesia memiliki banyak bahasa yang terdiri dari 748 bahasa. Mengapa banyak bahasa? Karena Indonesia mempunyai berbagai macam suku budaya.
Dahulu kala, ketika keberagaman bahasa di Indonesia menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, masyarakat Indonesia pun menciptakan berbagai naskah dengan berbagai macam tulisan sebagai bentuk dokumentasi dan kekayaan budaya. Naskah-naskah biasanya mengandung cerita, sastra, dan pengetahuan lokal yang menjadi ciri khas setiap bahasa daerah. Seiring dengan berkembangnya waktu, kesadaran akan pentingnya melestarikan kearifan lokal ini mendorong orang-orang untuk membuat naskah-naskah tersebut dan menjaganya agar naskah-naskah tersebut tidak terlupakan.
Naskah-naskah terdahulu kemudian di simpan di mana ya? Naskah kuno terdahulu itu akan di simpan di sebuah museum, salah satunya Museum Sri Baduga yang berlokasi di Kota Bandung, Jawa Barat. Di sana tidak hanya sekadar gudang penyimpanan naskah kuno, melainkan suatu pusat kebudayaan yang menggambarkan warisan sejarah dan keanekaragaman budaya masyarakat Sunda atau Jawa Barat. Koleksi di sana terdapat aneka seni rupa tradisional, peralatan rumah tangga klasik, pakaian adat indah, dan alat-alat tradisional yang mereflesikan cara hidup yang telah mewarnai sejarah Sunda atau Jawa Barat.
Menurut Rizky Maulana selaku Seksi Kordinator Museum Sri Baduga, materi koleksi yang disajikan di Museum Sri Baduga ini, diatur dan disimpan berdasarkan alur cerita (storyline) yang menggambarkan untaian perjalanan sejarah alam dan budaya di Jawa Barat. Dengan keberagaman koleksi yang dipajang dan diabadikan, Museum Sri Baduga ini menyimpan naskah-naskah kuno. Museum ini menjadi wadah yang diperuntukan para pengunjung untuk lebih menyelami kisah-kisah yang tersembunyi dalam berbagai bahasa daerah di Indonesia. Pameran di Museum Sri Baduga ini dapat mencakup beragam naskah, mulai dari dongeng tradisional, cerita rakyat, keagamaan, hingga teks-teks klasik yang mencerminkan kearifan lokal.
Macam-macam naskah yang ada di Museum Sri Baduga tidak hanya sebagai saksi bisu dari keberagaman bahasa di Indonesia. Tetapi, memainkan peran dalam melestarikan identitas budaya masyarakat setempat. Naskah-naskah yang dipajang di Museum Sri Baduga ini, para generasi saat ini yang sudah mengenal digital dari kecil memiliki kesempatan untuk tahu lebih dalam dan menghargai kekayaan budaya yang terkandung dalam setiap kata dan kalimat, memahami kisah-kisah, serta merasakan keberagaman bahasa sebagai warisan yang patut dijaga.
Dengan segala keanekaragaman peninggalan terdahulu, saya tertarik dengan berbagai peninggalan naskah salah satu objeknya, yaitu naskah kuno khususnya "Naskah Primbon". Ayo! Telusuri Naskah Primbon dalam artikel yang saya buat. Naskah Primbon ini adalah naskah yang berbentuk puisi dengan tulisan yang bertinta merah dan hitam. Naskah ini berasal dari Sumedang yang berisi tentang tata cara bersenggama yang sesuai dengan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dan ramalan-ramalan dalam kehidupan manusia. Naskah Primbon berukuran 13,5 x 9 cm dengan ruang tulisan 10 x 13,5 cm, dan ada 2 lembar pelindung atau biasa kita sebut cover di awal dan di akhir dengan bahan kertas Eropa dan 184 halaman.
Asal usul kata Primbon ini adalah bon, mbon, atau mpon yang artinya induk yang lalu ditambah awalannya ditambah peri atau peri untuk memperluas kata dasar. Orang-orang dulu ini tidak hanya mencatat, tapi, juga mendalami dan memahami keadaaan secara perfect semua kejadian. Tujuannya untuk memperoleh hasil yang baik dan terhindar dari kesialan. Nah, sejak dahulu kala, siapa sih yang tidak penasaran dengan masa depannya? Dengan beragam metode ramalan banyak dipakai dengan berbagai cara mau dari kartu, rasi Bintang, zodiak, membaca garis tangan, ataupun dalam bentuk buku. Maka, Naskah Primbon ini berisikan perhitungan dari nama seseorang yang dapat diramalkan nasibnya seperti perjodohan, pekerjaan, rezeki, dan keselamatanya, nama yang baru lahir diambil dari nama nabi-nabi dan nama Islam diramalkan dengan nasib bayi tersebut dalam kehidupannya Perhitungan letak tanah berdasarkan pancaka 12, yaitu perhitungan dalam membuat babatar dan gagajah rumah, sumur, dan dapur. Selain itu, berisi pula tabir mimpi dan gejala-gejala alam seperti gempa, gerhana, dan lain-lain.
Naskah Primbon ini berperan sebagai saksi sejarah hubungan unik antara manusia dan alam semesta, merupakan pewarisan keajaiban dari leluhur Jawa yang dimulai sejak zaman Majapahit. Naskah ini disusun berdasarkan pedoman kalender Jawa sejak zaman kekuasaan Sultan Agung di Kerajaan Mataram. Â Menyimpan pengetahuan luas mulai dari ramalan, penentuan hari baik, jodoh, hingga pengobatan tradisional. Naskah Primbon dianggap sebagai pedoman berharga dalam menjalani kehidupan atau merupakan kisi-kisi kehidupan. Terbagi dalam dua aspek menarik, yakni primbon umum dan primbon khusus, Naskah Primbon membuka tabir rahasia perhitungan weton dan seni pengobatan tradisional.
Naskah Primbon merupakan Warisan Leluhur Mengenai Kehidupan yang Diturunkan Turun-temurun.
Dalam keanekaragamannya, Naskah Primbon bukan hanya sekadar naskah kuno, melainkan kunci yang terus terbuka bagi masyarakat Jawa hingga saat ini. Sebagai petunjuk jalan yang dianggap magis, Naskah Primbon membimbing langkah-langkah hidup dengan kebijaksanaan melalui perhitungan weton, penentuan hari baik, dan adat istiadat. Maka tidak mengherankan jika Primbon tetap menjadi panduan berharga bagi mereka yang mempercayai keajaiban dan warisan kearifan nenek moyang.
Naskah Primbon ini memainkan peran penting dalam komunikasi antar budaya. Naskah Primbon ini berfungsi sebagai sarana untuk memelihara dan menyampaikan budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pemahaman terhadap Primbon ini dapat memberikan kita wawasan terkait nilai-nilai, kepercayaan, dan pandangan dunia masyarakat yang dapat memengaruhi cara masyarakat berkomunikasi. Naskah Primbon berperan sebagai pertukaran tradisi dan kepercayaan, hal tersebut dapat terjadi melalui interaksi langsung, pertukaran tulisan, atau bahkan interpretasi modern dari Naskah Primbon.
Budaya ini memainkan peran dalam cara orang mengartikan dan memahami Primbon. Cara masyarakat menafsirkan ramalan atau petunjuk keberuntungan dapat tercermin dalam pandangan budaya dan nilai-nilai masyarakat, di mana hal tersebut dapat memengaruhi interaksi antar budaya saat semua gagasan dari Naskah Primbon ini diadopsi atau diterapkan oleh kelompok budaya yang lain. Perimbon dan segala tulisan kepercayaan dapat menjadi bagian dari diplomasi budaya. Pertukaran informasi dan pemahaman mengenai Primbon antar kelompok budaya dapat memperkuat hubungan dan bisa membangun pemahaman bersama. Naskah Primbon ini mencakup simbol dan mitos yang memainkan peran penting dalam kehidupan masyarakat. Pemahaman terhadap simbol dan mitos ini dapart membantu kita dalam interpretasi budaya dan mempromosikan pemahaman yang lebih baik antar budaya.
Apakah Berhubungan dengan Komunikasi Antar Budaya?Â
Naskah Primbon ini berkaitkan dengan komunikasi antar budaya. Dalam konteks komunikasi antar budaya, pemahaman tentang kepercayaan dan tradisi lokal dapat membantu dalam membangun hubungan yang lebih baik dengan orang-orang dari latar belakang budaya yang berbeda. Dengan naskah yang berisikan informasi tentang ramalan dan peramalan, dapat menjadi topik menarik dalam konteks komunikasi antar budaya. Pemahaman tentang ramalan dan peramalan dalam budaya Sunda dapat membantu dalam memahami cara pandang dan kepercayaan masyarakat khususnya Sunda dan Jawa Barat.
Komunikasi antar budaya ini melibatkan pertukaran informasi, nilai-nilai, dan norma-norma antara individu atau kelompok dari budaya yanhg berbeda. Maka, dalam konteks Naskah Primbon ini terdapat beberapa nilai-nilai komunikasi antar budaya yang dapat diambil antara lain:
1. Pentingnya Pemahaman Terhadap Konteks Budaya
Naskah Primbon ini mengajarkan pentingnya memahami konteks budaya di balik pesan-pesan tertentu yang melibatkan pemahaman mendalam terhadap nilai-nilai, tradisi, dan keyakinan dalam budaya Jawa Barat yang tercermin dalam Naskah Primbon.
2. Hormat Terhadap Keanekaragaman Budaya
Betapa pentingnya menghormati keanekaragaman budaya karena setiap budaya memiliki cara uniknya sendiri dalam berkomunikasi dan memahami dunia, dan Naskah Primbon inilah di mana naskah ini memperlihatkan betapa pentingnya menghargai perbedaan ini.
3. Pentingnya Simbol dan Mitos dalam Komunikasi
Naskah ini berisikan simbol dan mitos yang memiliki makna khusus dalam konteks budaya Jawa Barat yang artinya simbol dan mitos itu penting untuk dihargai dan dipahami karena simbol dan mitos ini sebagai elemen kunci dalam komunikasi antar budaya.
4. Pentingnya Penggunaan Bahasa yang Sensitif
Komunikasi antar budaya memerlukan kepekaan terhadap penggunaan bahasa. Maka, Naskah Primbon ini mengajarkan kita pentingnya menggunakan bahasa dengan hati-hati agar tidak menyinggung atau salah mengartikan makna, terutama ketika berkomunikasi dengan individu dari budaya yang berbeda.
Dengan memahami nilai-nilai tersebut, kita dapat meningkatkan kemampuan untuk berkomunikasi dengan budaya-budaya yang berbeda dengan menghargai keragaman budaya dan dapat memperkaya pengalaman serta membantu masyarakat untuk membangun hubungan yang lebih kuat juga penuh perngetian antar mereka.
 Komunikasi Ritual dan Komunikasi Sosial yang ada pada Naskah Primbon.
Dalam komunikasi ritual, Naskah Primbon ini dapat berperan dalam pelaksanaan ritual keagamaan yang mencakup petunjuk untuk melaksanaan upacara keagamaan atau meramalkan hasil dari kegiatan keagamaan tersebut, termasuk petunjuk tata cara ibadah, atau pemilihan tanggal yang baik untuk merayakan sesuatu. Naskah Primbon ini sering digunakan dalam upacara adat atau tradisi lokal, yang bisa mencakup pernikahan, berhubungan, dan upacara-upacara lain. Bahkan, naskah ini dapat berisi panduan untuk ritual keseharian, seperti doa sehari-hari atau praktik spritiual harian yang dipercaya bisa membawa keberuntungan dan perlindungan. Di mana semua kegiatan tersebut dapat membentuk jalinan sosial dalam sebuah masyarakat.
Jika dalam komunikasi sosial, Naskah Primbon ini dapat memberikan saran dan petunjuk mengenai kehidupan sehari-hari, contohnya panduan untuk pertanian, pekerjaan, hubungan sosial, pengobatan tradisional, dan kebiasaan sehari-hari yang juga dianggap bisa membawa keberuntungan atau kesuksesan. Hal tersebut dapat membentuk bagian penting dari komunikasi sosial yang berfokus pada norma-norma dan etika masyarakat.
Dengan mengunjungi Museum Sri Baduga, pengunjung tidak hanya dapat menyaksikan naskah kuno. Tetapi, juga dapat merasakan kehidupan dan keindahan budaya Indonesia, khusunya Sunda dan Jawa Barat secara lebih menyeluruh. Museum Sri Baduga ini salah satu museum sebagai perwujudan keajaiban dan kearifan dalam warisan Jawa, seperti yang sudah dijelaskan di atas mengenai Naskah Primbon.Â
Penting untuk diingat bahwa Naskah Primbon ini bervariasi secara signifikan antar budaya. Beberapa budaya mungkin menganggapnya sebagai bagian penting dari identitas dan kepercayaan mereka, sementara budaya lain mungkin tidak memperhitungkannya secara serius. Bagaimana pun, masa depan itu merupakan suatu hal yang bisa disebut ghaib kenapa? Karena tidak ada orang yang bisa melihat dengan benar apa yang telah terjadi dan yang akan terjadi pada keesokan hari atau masa depan. Ramalan di Naskah Primbon ini adalah salah satu upaya manusia saja untuk mengantisipasi keadaan di esok hari. Oleh karena itu, komunikasi antar budaya yang efektif memerlukan penghormatan terhadap perbedaan dan pemahaman mendalam terhadap konteks budaya masing-masing. Dengan penjelasan yang sudah saya jelaskan, apakah kalian percaya akan ramalan?
Referensi
Hasanudin. (2023). Memahami Sejarah dan Budaya Sunda di Museum Sri Baduga Bandung. https://www.detik.com/jabar/wisata/d-6976393/memahami-sejarah-dan-budaya-sunda-di-museum-sri-baduga-bandung#google_vignette
Nurwansah Ilham. (2012). Primbon. https://www.kairaga.com/2012/08/22/primbon/
Primbon Jawa. (2016). Bandung: Penerbit Nuansa Cendekia
Resti. (2022). Asal Usul Primbon Jawa, Kitab Ramalan yang Melegenda. Asal Usul Primbon Jawa, Kitab Ramalan yang Melegenda - Dailysia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H