Selain itu, partisipasi aktif siswa dalam kegiatan belajar mengajar juga ditekankan, baik di dalam maupun di luar kelas. Pendidikan ini menghormati keberagaman individu dan melibatkan pendekatan pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.Â
Dalam praktiknya, pendidikan inklusi melibatkan adaptasi kurikulum, pelatihan guru, dan penyediaan fasilitas pendukung. Misalnya, penggunaan teknologi asistif seperti perangkat lunak pembaca layar untuk siswa tunanetra atau penyediaan pendamping khusus bagi siswa dengan autisme adalah bagian dari upaya mewujudkan pendidikan inklusi.
Investasi dalam pendidikan inklusi memberikan manfaat yang signifikan, baik bagi individu maupun masyarakat secara keseluruhan.Â
Memberikan kesempatan belajar yang setara, pendidikan inklusi membantu mengurangi kesenjangan sosial dan mendorong inklusi sosial. Anak-anak diajarkan untuk menghormati perbedaan, membangun empati, dan memahami pentingnya kerja sama, sehingga menciptakan masyarakat yang lebih kohesif dan harmonis.Â
Pendidikan inklusi juga memberikan kesempatan kepada setiap individu untuk mengembangkan potensi terbaiknya. Anak-anak dengan kebutuhan khusus yang mendapatkan pendidikan inklusi memiliki peluang lebih besar untuk mandiri, mendapatkan pekerjaan, dan berkontribusi secara produktif dalam masyarakat.Â
Studi Bank Dunia (2020) menunjukkan bahwa pendidikan inklusi memiliki dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi.Â
Ketika individu dengan kebutuhan khusus diberikan akses yang sama terhadap pendidikan dan pekerjaan, mereka dapat berkontribusi secara signifikan terhadap perekonomian negara.Â
Selain itu, pendidikan inklusi adalah langkah strategis dalam mencapai pembangunan berkelanjutan, karena membantu mengatasi berbagai tantangan global seperti kemiskinan, diskriminasi, dan pengangguran.
Meskipun memiliki banyak manfaat, implementasi pendidikan inklusi tidaklah mudah. Berbagai tantangan masih dihadapi, baik dari segi kebijakan, sumber daya, maupun stigma sosial.Â
Sebagian besar guru belum mendapatkan pelatihan yang memadai untuk menangani siswa dengan kebutuhan khusus, sehingga keterbatasan dalam memberikan layanan pendidikan inklusif masih sering terjadi.Â
Sekolah-sekolah di banyak negara, termasuk di Indonesia, sering kali kekurangan fasilitas pendukung seperti ruang kelas ramah disabilitas, alat bantu belajar, dan teknologi asistif.Â