Mohon tunggu...
Zahra Khairani Yudhanti
Zahra Khairani Yudhanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Psikologi Universitas Sebelas Maret

Your future psychologist

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ini Dampak Ketidakhadiran Ayah dalam Keseharian

24 Juni 2022   20:21 Diperbarui: 24 Juni 2022   20:24 1152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

a. Anak laki-laki yang dekat dengan ayahnya memiliki sikap keintiman yang lebih baik

b. Anak yang tumbuh dengan ayah lebih mudah bergaul dan bertanggung jawab saat dewasa

c. Anak-anak yang hidup tanpa ayah memiliki control emosi dan seksual yang kurang baik, serta perasaan lebih lemah terhadap kebenaran dan kesalahan

d. Anak-anak yang hidup tanpa ayah mereka rata-rata lebih cenderung memilih teman sebaya yang menyimpang, berada di risiko lebih tinggi untuk masalah teman sebaya, dan lebih agresif. (Hetherington & Stanley-Hagan, 1997; Tanduk & Sylvester, 2002; Kelly, 2000; Pelukis & Levine, 2000).

e. Anak laki-laki yang tidak serumah dengan ayahnya rata-rata lebih kurang Bahagia, sedih, depresi, tidak mandiri/bergantung, dan hiperaktif. Untuk anak perempuan, ia terlalu bergantung (Mott et al., 1997) dan memiliki masalah internal seperti kecemasan dan depresi (Kandel, Rosenbaum, & Chen, 1994).

f. Anak-anak yang hidup tanpa ayah mereka rata-rata berada pada risiko yang lebih besar pada pelecehan fisik, disakiti oleh pengabaian fisik, atau menderita pengabaian emosional (Sedlak & Broadhurst, 1996).

Saran

Masih banyak anak-anak yang belum sepenuhnya menyadari bahwa ia mengalami kondisi fatherless hingga ia merasakan dampaknya. Kondisi ini membawa kerugian besar terhadap perkembangan emosi dan kepribadian anak dan bersifat seperti bola salju yang semakin membesar setiap kali dirasakan anak. Dengan ini diharapkan menyadarkan para ayah betapa penting perannya bagi psikologis anak dan kembali pada perannya. Keluarga besar juga memiliki peran penting dalam meminimalisir dampak fatherless yang dirasakan anak, seperti kehadiran kakak laki-laki atau paman. Bagi anak yang mengamali fatherless akibat perceraian, orang tua (ayah ibu yang bercerai) dapat tetap membangun silaturahmi dengan baik yang berpengaruh pada keberadaan jiwa anak. Hal ini dilakukan guna memenuhi peran gender yang diperlukan anak, melengkapi kebutuhan cinta dan kasih saying anak sehingga dampak fatherless dapat diminimalisir.

Daftar Pustaka

Asri, Y. Fatherless in Indonesia and its Impact on Children’s Psychological Development. Psikoislamika. 15, 35-40.

Sinca, D. (2022). Sikap Perempuan Fatherless dalam Memilih Calon Pasangan Hidup (Studi Kasus di Pino Raya Kabupaten Bengkulu Selatan). Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno. Skripsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun