Keterlibatan ayah dalam pengasuhan adalah suatu partisipasi aktif ayah secara terus menerus dalam pengasuhan anak dalam dimensi fisik, kognisi, dan afeksi pada semua area perkembangan anak yaitu fisik, emosi, sosial, intelektual, dan moral (Abdullah, 2010). Berikut beberapa pendapat ahli mengenai peran ayah yang dituliskan oleh Abdullah (2010):
a. Hart. (1) memenuhi kebutuhan finansial; (2) teman bagi anak; (3) memberi kasih saying dan merawat; (4) mendidik dan menjadi teladan; (5) memantau, mengawasi, dan menegakkan aturan disiplin; (6) pelindung; (7) pendamping, pembantu, dan pembela; (8) pendukung potensi anak. Singkatnya peran ayah disini sebagai pemberi jaminan, perlindungan, dan dukungan bagi anak dalam hal emosi, kognitif, dan spiritual.
b. McBride. (1) tanggung jawab atas tugas-tugas manajemen anak; (2) kehangatan dan afeksi bagi anak; (3) pekerjaan rumah yang dikerjakan Bersama anak; (4) aktivitas Bersama yang terpusat pada anak; (5) pengawasan.
c. Benetti & Roopnarine. mendesain alat ukur yang disebut Parental Involvement Index yang meliputi aspek (1) social engagement; (2) didactic engagement; (3) engagement in discipline; (4) parental availability; (5) engagement in affection; (6) parental responsibility.
Dampak terhadap Psikologis
Berikut dampak psikologis fatherless bagi psikologis anak menurut ahli:
a. Rendahnya harga diri (self-esteem) ketika ia dewasa, adanya perasaan marah (anger), rasa malu (shame) karena berbeda dengan anak-anak lain dan tidak dapat mengalami pengalaman kebersamaan dengan seorang ayah yang dirasakan anak-anak lainnya. Selain itu, anak akan merasa kesepian (loneliness), kecemburuan (envy), dan kedukaan (grief), kehilangan yang amat (Lerner, 2011).
b. Kehilangan (lost) yang amat sangat (Kruk, 2012)
c. Kehilangan keberanian mengambil resiko (risk-taking) (Williams, 2011)
d. Rendahnya kesejahteraan psikologis (psychological well-being) (Bronte-Tinkew, Horowitz, dan Scott, 2009).
Merangkum dari Ashari (2017) yang menuliskan beberapa dampak lain dari fatherless antara lain: