Mohon tunggu...
Zahra Khairani Yudhanti
Zahra Khairani Yudhanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Psikologi Universitas Sebelas Maret

Your future psychologist

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Gagal PDKT, Kok Bisa? Ini Jawaban dari Psikologi Sosial

2 Juni 2022   19:55 Diperbarui: 3 Juni 2022   10:48 1449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembukaan diri ini dapat berupa sudah mau bercerita tentang rahasianya, apa yang ia sukai dan tidak, bahkan mungkin sudah membicarakan mengenai masa depan. Saat salah satu pihak sudah bersedia untuk membuka diri, hubungan akan berkembang lebih jauh dan baik yang mengakibatkan perubahan proses komunikasi.

 

Gagalnya PDKT

Kalau kita pernah mendengar konsep costs dan rewards, maka hubungan dapat dikonsepkan seperti itu juga. Rewards merujuk pada apa-apa yang memberi kepuasan, kesenangan, dan kenyamanan pada pasangan. Sedangkan costs, merujuk pada apa-apa yang memberi perasaan negatif seperti ketidaknyamanan, kegelisahan, bahkan kerugian. Apabila hubungan dirasa menguntungkan (reward lebih besar dari cost), maka hubungan akan berkembang semakin jauh, 

tetapi apabila dirasa merugikan (cost lebih besar dan tidak sebanding dengan reward), maka hubungan tidak akan berkembang (Littlejohn dan Foss, 2008: 203). Rewards dan costs ini sebenarnya memberi pengaruh lebih besar di awal hubungan dibandingkan Ketika hubungan sudah berjalan. 

Bayangkan saja, saat baru pertama kali kenal seseorang, kita sudah merasakan kerugian tentu kita tidak mau berinteraksi lagi dengan orang tersebut. Lain jika hubungan sudah berjalan, suatu waktu kita mengalami kerugian, kita lebih bisa mengatasi hal tersebut karena hubungan sudah berjalan yang berarti rewards lebih banyak dibandingkan dengan costs.

Dalam melakukan perkenalan hingga PDKT, apabila salah satu pihak atau keduanya merasa tidak nyaman satu sama lain, tidak percaya, bahkan merasakan kerugian, maka hubungan cenderung mengalami kemunduran bahkan berakhir.

Jika menilik dari teori Penetrasi Sosial yang telah dijelaskan sebelumnya, penentu keberlanjutan suatu hubungan terletak pada tahap kedua, yaitu Tahap Pertukaran Eksplorasi Afeksi. Pada tahap ini, kedua pihak sudah mulai memunculkan kepribadiannya, sifat-sifat aslinya walau belum sepenuhnya, juga mereka telah bertukar informasi yang lebih pribadi dibanding pada tahap sebelumnya yang informasinya masih bersifat umum. Kegagalan berlanjutnya suatu hubungan terjadi saat salah satu pihak atau keduanya merasa "ternyata A sangat cerewet dan tidak sabaran orangnya, padahal didepan umum kelihatannya dia kalem dan penyabar". Ketika merasa terjadi rasa ketidakcocokan, hubungan akan mengalami depenetrasi (merenggang) bahkan disosiasi (terputus).

Jadi gimana temen-temen? Udah ada gambaran belum, kenapa PDKT kalian gagal? Hehehe. Akan tetapi ini tinjauan dari Psikologi Sosial menurut teori Penetrasi Sosial dan Daya Tarik Interpersonal aja, belum lagi ditinjau dari teori kepribadian, teori motivasi dan persepsi, dan teori-teori yang lain. Semoga, apa yang temen-temen barusan baca bisa menambah wawasan temen-temen, ya! Semoga bermanfaat .

Daftar Pustaka

Abdurrahman, A. G., Putri, C. N. D., Irwansyah. (2021). Implemetasi Teori Penetrasi Sosial pada Pengguna Aplikasi Tinder. Jurnal Lensa Mutiara Komunikasi. 5(2), 24-38.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun