Dari semua definisi diatas, suatu hal yang sangat menonjol dari batasan-batasan yang dikemukakan tentang pariwisata ialah:
- Perjalanan itu dilakukan untuk sementara waktu.
- Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan meninggalkan tempat semula.
- Perjalanan itu dikaitkan dengan tujuan pertamasyaan atau rekreasi.
- Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya dan semata-mata sebagai konsumen di tempat tersebut.
2.2 Wisata Bamboo Rafting di Sungai Amandit
Loksado merupakan salah satu daerah yang cukup terkenal. Loksado adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan. Luas kecamatan Loksado yaitu sekitar 338,89 kilometer persegi dengan jumlah penduduk mencapai 7.254 jiwa. Masyarakatnya tersebar pada beberapa bukit, lereng gunung, hutan, serta di sekitar bantaran Sungai Amandit, dengan jumlah kepadatan 21 jiwa per satu kilometer persegi. Daerah ini adalah tempat bermukimnya suku Dayak, khususnya Dayak Meratus. Karena masyarakatnya didominasi oleh suku Dayak, otomatis banyak dari mereka yang menganut kepercayaan animisme (Kaharingan), dan yang lainnya lagi beragama Islam dan Kristen. Mata pencaharian utama mereka adalah berladang. Sebagian besar masyarakatnya menempati rumah adat yang disebut balai dan sebagian lainnya telah menempati rumah di pemukiman.
Masuk kedalam wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan, memiliki panorama alam yang sangat indah, asri, dan masih alami. Bentangan alam khas Pegunungan Meratus ini juga membuat Loksado menjadi daerah yang banyak menyimimpan segala kebaikan alam. Selain keindahan sungai dan Pegunungan Meratus Loksado juga terkenal dengan hutan tropisnya yang memiliki keanekaragaman flora dan fauna dan berbagai spesies yang merupakan spesies khas dari pulau Kalimantan seperti Anggrek Meratus dan Tamanan Kantung Semar.
Loksado yang meyimpan segala keindahan alam ini juga memiliki banyak objek wisata yang bisa dikunjungi seperti Bukit Kantawan, Danau Bangkau, Benteng Madang, Air Teju Haratai, Air Terjun Riam Hanai, Air Terjun Kilat Api, Air Terjun Rampah Menjangan, Pemandian Anggang, Air Terjun Tinggiran Hayam, rumah adat suku Dayak, wisata Bukit Palawan, Gunung Kentawan, Pemandian Air Panas Tanuhi, Balanting Paring (Bamboo Rafting) dan masih banyak lagi.
Di antara sekian banyak objek wisata yang ada di tanah Loksado, ada satu hal yang menjadi tujuan wisata utama para wisatawan. Yaitu menantang adrenalin menyusuri sungai dengan menggunakan Bamboo Rafting. Dalam bahasa lokal, bamboo rafting disebut dengan balaning paring. Lanting paring berarti rakit bambu. Berbeda dengan arum jeram yang biasanya menggunakan perahu karet sebagai tumpangan, di Loksado kita akan menggunakan rakit bambu. Beberapa batang bambu yang biasanya berjumlah sekitar 16 batang tersebut akan dikat menjadi satu dan akhirnya menjadi sebuah rakit.
Sebenarnya, aktivitas bamboo rafting ini berawal dari kebiasaan penduduk setempat dalam menjual bambu menuju kota. Karena belum ada atau minimnya alat transportasi untuk membawa bambu saat itu, petani memakai cara mengikat bambu hasil panennya dalam jumlah sekitar 50 sampai 70 batang ke dalam satu ikatan, lalu mereka menaiki bambu tersebut untuk menuju ke Kota Kandangan. Jika waktu tempuh di darat hanya sekitar dua jam, dengan mengarungi sungai Amandit  petani membutuhkan dua hari perjalanan.
Selain membawa bambu untuk dijual di kota, para petani juga sekaligus membawa hasil bumi lainnya yang biasa mereka jual. Seperti karet atau kayu manis yang mereka tumpuk di atas bambu. Waktu yang mereka pilih adalah di saat air Sungai Amandit pasang, sehingga mereka tidak banyak menjumpai halangan batu-batu di sepanjang sungai.
Karena kebiasaan penduduk lokal itulah, saat ini banyak sekali wisatawan yang ingin menikmati asyiknya petualangan menyusuri Sungai Amandit. Tetapi, bamboo rafting untuk wisatawan dilakukan saat arus Sungai Amandit surut, karena ada tantangan-tantangan batu di sepanjang penjalanan yang bisa dinikmati.
2.3 KeistimewaanÂ
Sebelum bermain bamboo rafting, para pengunjung harus menyiapkan fisik mereka karena Sungai Amandit yang sangat mengagumkan akan memberikan pengalaman yang tidak terlupakan. Dengan arus yang deras dan bebatuan dimana-mana, rakit bambu akan seperti menari liar menyusuri Sungai Amandit. Menjaga keseimbangan badan selama berada di atas rakit perlu dilakukan agar tidak jatuh ke dasar sungai. Di beberapa tempat dengan arus yang deras, perahu rakit bambu akan bergoyang-goyang dengan dahsyat, dan hampir membanting siapapun yang ada di atasnya. Arus yang deras menandakan bahwa sungai tersebut tidak dalam. Tetapi, jika arusnya tenang tenang maka sungai tersebut dalam.