Mohon tunggu...
Irkhamni Fatimatuzzahra
Irkhamni Fatimatuzzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Walisongo Semarang

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandangan Masyarakat Mengenai Vaksin Covid-19

17 November 2021   08:11 Diperbarui: 17 November 2021   08:23 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi covid-19 masih menimbulkan kasus di Indonesia hingga saat ini. Namun, sejak ditemukannya vaksin, kasus positif covid-19 telah mengalami penurunan. Banyak masyarakat Indonesia yang sudah mengikuti vaksinasi untuk dosis pertama, baik itu jenis sinovac, astrazeneca, moderna, atau yang lainnya. Sedangkan untuk dosis kedua masih dalam proses, jadi wajar jika banyak yang belum mendapatkannya.

Dalam pelaksanaannya, vaksin bisa kita dapatkan melalui rumah sakit, dinas kesehatan, dan balai desa setempat sesuai dengan yang dijadwalkan. Tentunya kita melakukan pendaftaran terlebih dahulu untuk bisa mendapatkannya, bisa melalui aplikasi ataupun datang secara langsung. Selain itu, petugas vaksin Covid-19 juga akan mendatangi dari rumah ke rumah masyarakat jika diperlukan karena hingga saat ini masih ditemukan masyarakat yang meragukan akan khasiat vaksin Covid-19 dan menghindari untuk divaksin. Kira-kira apa penyebab dari keraguan masyarakat sehingga menolak untuk divaksin?

Beberapa kelompok masyarakat menganggap bahwa Covid-19 hanyalah konspirasi global, hoaks, dan hanya bertujuan untuk menakuti masyarakat saja. Dengan adanya presepsi masyarakat tersebut, otomatis membuat masyarakat juga tidak percaya terhadap vaksin. Sebagai contoh nyata, tetangga saya enggan untuk melakukan vaksinasi karena dia tidak percaya adanya Covid-19.

"Buat apa vaksin, corona itu tidak ada, semuanya hanyalah  ulah pemerintah saja.", jawab tetangga saya ketika diberi pertanyaan mengapa tidak mau mengikuti vaksinasi.

Beredarnya berita-berita hoaks seperti adanya kandungan minyak babi dalam vaksin Covid-19 serta berita mengenai bahayanya efek samping yang ditimbulkan setelah divaksinasi, mengakibatkan masyarakat ragu dan enggan mengikuti vaksinasi. Hal itu sangat berpengaruh pada pola pikir masyarakat bahwa vaksin tersebut tidak halal dan berbahaya.

Selain itu, lingkungan tempat tinggal juga berpengaruh dalam presepsi atau pola pikir masyarakat untuk mengikuti vaksinasi. Karena jika dalam kelompok masyarakat banyak yang mengatakan hal buruk tentang vaksinasi, kemungkinan sebagian orang yang tidak mengetahui hal yang sebenarnya (orang awam) juga akan terpengaruh dan enggan untuk mengikuti vaksinasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun