Mohon tunggu...
Zahrah Nabila
Zahrah Nabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya hobi bermain badminton

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Teknik dan Strategi Penerjemahan Puisi oleh: Zahrah Nabila

18 Oktober 2024   18:05 Diperbarui: 3 November 2024   23:04 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tekni dan Strategi Penerjemahan Puisi Berjudul " Cahaya di Langit Pagaruyuang" Karya Leni Marlina

(Bait 5)

24 JD I-E TRANS JM9-10 NKall LM

oleh: Zahrah Nabila

A. Pengertian Puisi

Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan perasaan, pikiran, atau pengalaman seseorang melalui penggunaan bahasa yang indah, padat, dan berirama. Puisi sering kali memiliki struktur dan rima tertentu yang membedakannya dari bentuk tulisan lain, seperti prosa. Dalam puisi, penyair biasanya menggunakan gaya bahasa, simbolisme, imaji, dan permainan kata untuk menyampaikan pesan atau emosi yang mendalam, sehingga pembaca atau pendengar bisa merasakan pengalaman atau makna yang diinginkan oleh penyair.

B. Cara Menerjemahkan Puisi dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris

Menerjemahkan puisi dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris perlu pendekatan khusus untuk mempertahankan makna, emosi, dan keindahannya. Berikut ini langkah-langkah:

  1. Pahami Isi Puisi
    Baca puisi asli dengan teliti dan pahami makna, perasaan, serta pesan yang ingin disampaikan oleh penyair.

  2. Perhatikan Struktur
    Perhatikan apakah ada pola rima, panjang baris, atau bait yang mungkin perlu disesuaikan dalam terjemahan.

  3. Cari Kata yang Tepat
    Pilih kata-kata yang maknanya paling dekat dengan bahasa aslinya. Beberapa kata mungkin perlu penjelasan tambahan jika tidak memiliki padanan langsung dalam bahasa Inggris.

  4. Pertahankan Gaya dan Imaji
    Cobalah untuk tetap membawa imaji (gambaran visual) dan gaya bahasa seperti metafora atau perumpamaan agar keindahan puisi tetap terasa.

  5. Utamakan Makna dan Perasaan
    Jika sulit menjaga rima, fokuskan dulu pada makna dan perasaan yang ingin disampaikan, lalu buat penyesuaian rima bila memungkinkan.

  6. Revisi dan Baca Ulang
    Baca kembali hasil terjemahan dan revisi agar nuansa dan pesan puisi tetap tersampaikan.

C. Bait 5 Puisi Berjudul :Cahaya Dilangit Pagaruyuang" Karya Leni Marlina

Kami, para milineal dan generasi era digital,
berdiri dalam kekaguman yang hening,
mendengar namamu bergema di dedaunan,
mencium jejakmu yang tercetak di tanah leluhur, Ranah Minangkabau.
Setiap langkahmu membawa kami lebih dekat,
menuju cakrawala di mana impian dan kenyataan bertaut,
di mana harapan menemukan pijakan baru,
di bawah langit yang tak pernah benar-benar gelap.

Bundo Raudha,
ucapan terima kasih takkan pernah cukup,
untuk mewakili teladan dan ilmu yang engkau berikan,
untuk setiap motivasi dan kebaikan yang engkau tebarkan,
untuk setiap mimpi dan inspirasi yang kau nyalakan.
Engkau adalah cahaya bulan Agustus yang takkan pernah redup di sepanjang tahun.
Engkau menjadi penunjuk arah dan panutan
di jalan kami yang masih panjang dan penuh liku dan bebatuan.

D. The 5th verse of the Poem "Light in the Sky of Pagaruyung" by Leni Marlina

We, the millennials of the digital age,
stand in hushed reverence,
hearing your name reverberate through the leaves,
kissing the footprints you've left upon our ancestral soil, the Minangkabau realm.
Each step you take draws us closer
to the horizon where dreams and reality entwine,
where hope finds solid ground
beneath skies that are never truly dark.

Bundo Raudha,
words of gratitude will never suffice
to convey the lessons and wisdom you've imparted,
for every spark of motivation and kindness you've sown,
for every dream and inspiration you ignite.
You are the August moonlight that never wanes throughout the year,
a guiding lighthouse and luminary
on our long, winding journey strewn with stones.

E. Teknik Penerjemahan Puisi 

Dalam menerjemahkan bait ke-5 dari puisi "Cahaya di Langit Pagaruyung," beberapa teknik penerjemahan yang digunakan adalah:

  • Adaptasi Budaya: Menyesuaikan konteks budaya yang khas Minangkabau dalam puisi ini. Kata "Bundo" misalnya, dibiarkan dalam bahasa aslinya karena menggambarkan sosok ibu yang dihormati di budaya Minangkabau. Ini dipertahankan untuk menjaga makna dan nuansa budaya dalam puisi.

  • Pemeliharaan Keutuhan Makna (Semantic Equivalence): Menggunakan terjemahan yang fokus pada makna agar pesan inti puisi tetap sama, meskipun beberapa kata mengalami perubahan bentuk atau struktur. Misalnya, "hushed reverence" diterjemahkan menjadi "keheningan penuh hormat" yang menyesuaikan suasana dengan bahasa sasaran.

  • Puitisasi (Poeticization): Menjaga elemen puitis seperti citraan alam, metafora, dan suasana emosional yang khas dari bahasa sumber. "August moonlight that never wanes" diterjemahkan menjadi "sinar rembulan Agustus yang tak pernah pudar," mempertahankan metafora asli yang menggambarkan keabadian dan penerangan abadi sosok Bundo Raudha.

  • Adaptasi Ritme dan Rima: Puisi memiliki alur emosional yang dalam, dan terjemahan disesuaikan agar tetap terasa mengalir tanpa mengorbankan makna atau pesan asli. Beberapa frasa atau struktur diubah agar tetap mengalir secara alami dalam bahasa Indonesia.

F. Strategi Penerjemahan

Beberapa strategi yang digunakan dalam menerjemahkan bait ke-5 dari puisi "Cahaya di Langit Pagaruyung," adalah:

  • Kesetaraan Metaforis dan Simbolis: Metafora seperti "August moonlight that never wanes" diterjemahkan menjadi "sinar rembulan Agustus yang tak pernah pudar," menjaga kedalaman simbolis tanpa kehilangan makna asli.

  • Kesetiaan pada Makna: Fokus utama adalah mempertahankan pesan inti di setiap bait dengan pemilihan kata yang menyampaikan makna dan emosi serupa.

  • Puitisasi: Struktur dan irama diterjemahkan agar tetap terasa puitis dan mengalir dalam bahasa sasaran, menjaga keindahan sekaligus efek emosionalnya.

  • Adaptasi Budaya: Unsur-unsur budaya seperti "Bundo" dan "ranah Minangkabau" dibiarkan dalam bahasa aslinya untuk mempertahankan konteks budaya yang kuat.

  • Kesetaraan Emosional: Terjemahan berusaha menyampaikan penghargaan dan rasa hormat yang sama, dengan kata-kata yang menyentuh dan mempertahankan suasana emosional dari puisi asli.

G. Evaluasi

Teknik dan strategi penerjemahan puisi ini berhasil menjaga makna serta emosi yang diinginkan dari teks asli. Penggunaan kesetaraan makna dan emosi memungkinkan pesan utama puisi dan kehangatan perasaan tersampaikan secara utuh, terutama melalui pemilihan kata yang selaras dengan nuansa bahasa sasaran. Meski demikian, mempertahankan istilah budaya Minangkabau tanpa penjelasan tambahan dapat menimbulkan sedikit kebingungan bagi pembaca yang kurang akrab dengan konteks budaya tersebut.

Pemanfaatan metafora dan simbol juga sangat efektif untuk mempertahankan unsur keindahan dan kedalaman dalam puisi. Dengan tetap menjaga simbolisme seperti “sinar rembulan Agustus yang tak pernah pudar,” puisi terasa autentik dan penuh makna dalam bahasa sasaran. Meskipun begitu, beberapa metafora mungkin kurang memiliki dampak yang sama dalam budaya sasaran; misalnya, "August moonlight" mungkin kurang relevan bagi pembaca di Indonesia yang tidak memiliki kaitan musim serupa.

Adaptasi budaya pada istilah seperti "Bundo" dan "ranah Minangkabau" memperkuat identitas lokal puisi, memungkinkan pembaca tetap terhubung dengan konteks asli. Meski tanpa penjelasan tambahan, istilah ini menambah keunikan dan kedalaman budaya dalam teks. Secara keseluruhan, strategi ini sangat efektif dalam menjaga keindahan, pesan, dan kekayaan budaya puisi sumber ke dalam bahasa sasaran.

H. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan:

Teknik dan strategi penerjemahan yang digunakan dalam puisi ini secara efektif berhasil mempertahankan makna, emosi, dan keindahan dari teks asli, sehingga pembaca dalam bahasa sasaran dapat merasakan pesan yang sama seperti yang dimaksudkan dalam bahasa sumber. Teknik kesetaraan makna dan emosi, penggunaan metafora, serta adaptasi budaya memungkinkan puisi untuk tetap relevan, puitis, dan memiliki daya tarik budaya yang mendalam. Namun, kelemahan kecil muncul dalam penggunaan istilah budaya lokal tanpa penjelasan tambahan, yang dapat mengurangi pemahaman bagi pembaca yang tidak familiar dengan konteks budaya sumber. 

Saran:

Untuk meningkatkan pemahaman pembaca terhadap puisi, disarankan agar istilah budaya khas yang dipertahankan diberikan penjelasan singkat atau catatan kaki yang memberikan konteks tambahan. Hal ini dapat membantu pembaca memahami makna budaya yang mendalam tanpa kehilangan keindahan puisi. Selain itu, dapat dipertimbangkan penggunaan metafora yang lebih relevan dengan konteks bahasa sasaran bila memungkinkan, sehingga resonansi emosional puisi tetap kuat bagi pembaca lintas budaya.

I. Referensi

1. Buku / Ebook:

Iis Ristiani  'Kajian dan Apresiasi Puisi dan Prosa'. 2012.

Penerbit Aswaja Pressindo

2. Artikel Jurnal Ilmiah:

Teknik dan Metode Penerjemahan Puisi Asyhadu An La? Imra‘Atan Illa Anti Karya Nizar Qabbani

3. Website

https://forumsumbar.com/sastra/46059/puisi-leni-marlina-cahaya-di-langit-pagaruyuang-untuk-putri-penerus-kerajaan-pagaruyuang-bundo-raudha-thaib/

https://forumsumbar.com/sastra/46067/leni-marlinas-poem-light-in-the-sky-of-pagaruyuang-for-the-heir-of-the-pagaruyuang-kingdom-bundo-raudha-thaib/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun