Mohon tunggu...
Zahra Firdausi Nuzula
Zahra Firdausi Nuzula Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nonton film dan mengedit video

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Melihat Fisika dari Sisi Lain: Integrasi Bayani, Burhani, dalam Memahami Alam Semesta

21 Desember 2024   09:17 Diperbarui: 21 Desember 2024   09:17 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah kita berpikir bahwa fisika itu bukan hanya sekadar rumus, angka, dan percobaan ilmiah?

Tetapi lebih dari itu, fisika bisa menjadi penghubung untuk memahami keteraturan alam semesta dan kebesaran Sang Pencipta. Dalam ilmu pengetahuan, ada tiga cara pandang yang bisa kita terapkan: Bayani (berbasis ayat-ayat Al-Qur'an), Burhani (rasional/logis), dan Irfani (manfaat spiritual). Menariknya, ketiga pendekatan ini bisa dikolaborasikan supaya ilmu fisika dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan menjadikannya lebih bermakna.

Lalu, bagaimana tiga pendekatan ini saling melengkapi dalam memahami alam? Mari kita bahas bersama!

Pendekatan Bayani: Pesan Al-Qur'an dalam Fenomena Alam

Pendekatan Bayani ini menggunakan ayat ayat Al Qu'ran sebagai petunjuk untuk memahami alam semesta dan dijadikan sumber pengetahuan utama.  Al-Qur'an sering menyebut fenomena alam sebagai tanda-tanda kebesaran Allah. Contohnya, seperti yang pada surat Al-Anbiya ayat 33 yang artinya "Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing beredar pada garis edarnya". Ayat ini mengarahkan kita untuk meneliti alam, memahami hukum-hukum penggerakan planet, dan menjadikannya bukti keteraturan ciptaan-Nya.

Dari sini, kita dapat memahami bahwa penelitian ilmiah bisa dimulai dengan merenungi ayat-ayat Al-Qur'an yang mengarahkan kita untuk menggali lebih dalam lagi pengetahuan tentang alam semesta.

Pendekatan Burhani: Fisika dan Logika Ilmiah

Pendekatan Burhani ini lebih mengajak kita menggunakan akal, logika, dan metode ilmiah dalam memahami fenomena alam. Inilah yang paling sering kita temui dalam ilmu fisika. Logika, pengamatan, dan percobaan menjadi dasar untuk memahami fenomena seperti gravitasi, listrik, cahaya, atau gerak benda. Seperti yang dianjurkan dalam QS An Nahl ayat 12 yang artinya "Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami."

Dari ayat tersebut dapat kita pahami bahwa dengan berfikir rasional dan ilmiah kita dapat memahami tentang hukum alam/bagaimana alam semesta bekerja yang akan memperkuat pengetahuan. kita.

Misalnya, hukum gravitasi Newton yang menjelaskan bagaimana benda jatuh ke bumi. Dengan logika dan pembuktian ilmiah, kita memahami bahwa ada gaya tarik-menarik antara benda-benda di alam semesta.


Pendekatan Irfani: Merenungi alam dengan hati

Selain logika dan ayat Al-Qur'an, terdapat sudut pandang lain dalam memahami fisika yaitu pendekatan irfani atau pendekatan spiritual. Dengan merenungi keteraturan dan keindahan alam semesta, kita diajak untuk merasa kagum dan takjub kepada sang pencipta.

Misalnya, Ketika kita mengamati keteratuan planet-planet yang mengelilingi matahari pada orbitnya masing-masing, kita tidak hanya mempelajari hukum alam, tapi juga menyadari bahwa semua ini tidak mungkin terjadi begitu saja. Dibalik itu semua pasti ada yang mengaturnya.

Menggabungkan Bayani, Burhani, dan Irfani

Ketiga pendekatan ini saling melengkapi. Bayani berfungsi sebagai dasar nilai yang bersumber dari Al-Qur'an, Burhani menjelaskan fenomena melalui logika atau akal, sedangkan Irfani melengkapinya dengan pengalaman spiritual.

Pernah terlintas difikiran saya saat memandang Bintang di langit malam. Saya berfikir, bagaimana mungkin jutaan bintang di langit bisa berada pada posisinya masing-masing tanpa ada yang menabrak satu sama lain? Saya teringat dalam pelajaran fisika tentang gaya gravitasi dan bagaimana hukum-hukum ini menjaga keteraturan alam. Dan saya juga teringat sebuah ayat Al-Qur'an yaitu surat Ar-Rahman:5-7 yang berbunyi "Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan. Dan bintang-bintang serta pohon-pohon bersujud kepada-Nya. Dan langit telah ditinggikan-Nya dan dia ciptakan keseimbangan". Dari ayat ini mengingatkan saya bahwa sekgala sesuatu di alam semesta ini berjalan dengan keseimbangan yang luar biasa. Hukum-hukum fisika yang saya pelajari dan ayat Al-Qur'an seolang saling melengkapi, menunjukkan kebesaran Tuhan dalam  menjaga keteraturan dan keseimbangan alam semesta.

Dengan memandang ilmu fisika melalui pendekatan Bayani, Burhani, dan Irfani, kita diajak untuk memahami alam semesta dengan cara yang lebih utuh. Fisika bukan hanya  sekedar tentang rumus dan eksperimen, tetapi juga tentang merenungkan kebesaran Tuhan dan bersyukur atas ciptaan-Nya.

Mari kita kembangkan ilmu pengetahuan tidak hanya dengan akal dan logika, tetapi juga dengan hati dan nilai-nilai spiritual. Karena pada akhirnya, ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang membawa manusia lebih dekat kepada Tuhan dan memuliakan ciptaan-Nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun