Pendekatan Irfani: Merenungi alam dengan hati
Selain logika dan ayat Al-Qur'an, terdapat sudut pandang lain dalam memahami fisika yaitu pendekatan irfani atau pendekatan spiritual. Dengan merenungi keteraturan dan keindahan alam semesta, kita diajak untuk merasa kagum dan takjub kepada sang pencipta.
Misalnya, Ketika kita mengamati keteratuan planet-planet yang mengelilingi matahari pada orbitnya masing-masing, kita tidak hanya mempelajari hukum alam, tapi juga menyadari bahwa semua ini tidak mungkin terjadi begitu saja. Dibalik itu semua pasti ada yang mengaturnya.
Menggabungkan Bayani, Burhani, dan Irfani
Ketiga pendekatan ini saling melengkapi. Bayani berfungsi sebagai dasar nilai yang bersumber dari Al-Qur'an, Burhani menjelaskan fenomena melalui logika atau akal, sedangkan Irfani melengkapinya dengan pengalaman spiritual.
Pernah terlintas difikiran saya saat memandang Bintang di langit malam. Saya berfikir, bagaimana mungkin jutaan bintang di langit bisa berada pada posisinya masing-masing tanpa ada yang menabrak satu sama lain? Saya teringat dalam pelajaran fisika tentang gaya gravitasi dan bagaimana hukum-hukum ini menjaga keteraturan alam. Dan saya juga teringat sebuah ayat Al-Qur'an yaitu surat Ar-Rahman:5-7 yang berbunyi "Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan. Dan bintang-bintang serta pohon-pohon bersujud kepada-Nya. Dan langit telah ditinggikan-Nya dan dia ciptakan keseimbangan". Dari ayat ini mengingatkan saya bahwa sekgala sesuatu di alam semesta ini berjalan dengan keseimbangan yang luar biasa. Hukum-hukum fisika yang saya pelajari dan ayat Al-Qur'an seolang saling melengkapi, menunjukkan kebesaran Tuhan dalam  menjaga keteraturan dan keseimbangan alam semesta.
Dengan memandang ilmu fisika melalui pendekatan Bayani, Burhani, dan Irfani, kita diajak untuk memahami alam semesta dengan cara yang lebih utuh. Fisika bukan hanya  sekedar tentang rumus dan eksperimen, tetapi juga tentang merenungkan kebesaran Tuhan dan bersyukur atas ciptaan-Nya.
Mari kita kembangkan ilmu pengetahuan tidak hanya dengan akal dan logika, tetapi juga dengan hati dan nilai-nilai spiritual. Karena pada akhirnya, ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang membawa manusia lebih dekat kepada Tuhan dan memuliakan ciptaan-Nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H