Mohon tunggu...
Zahra Firdaus
Zahra Firdaus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sedang Belajar

Pengagum pemandangan alam

Selanjutnya

Tutup

Diary

Sebuah Refleksi: Sudahkah Memahami Esensi Pendidikan Orang Dewasa?

15 Juni 2022   21:14 Diperbarui: 16 Juni 2022   08:38 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok Pribadi (Kegiatan belajar di ruang kelas)

        

  

           Belajar adalah sebuah kebutuhan bagi setiap individu untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas dirinya dalam berbagai aspek kehidupan. Sebagai makhluk yang berakal manusia seharusnya mengetahui hakikat belajar. Tak sedikit dari kita masih mengartikan belajar sebagai suatu kegiatan yang bertumpu di ruang kelas, padahal kegiatan belajar bisa dilakukan di mana saja bahkan secara mandiri di manapun seseorang berada. Tidak jarang pula dari kita masih salah kaprah dalam menggambarkan bagaimana kegiatan belajar dilaksanakan. Belajar tidak melulu soal membaca, menulis, menghafalkan, dan memahami materi pelajaran.

            Belajar adalah sebuah proses pencarian dan perolehan sebuah pengetahuan (knowledge), pemahaman (insight) dan pengalaman (experience) melalui interaksi aktif antara individu dengan lingkungannya yang kemudian mengarah pada perubahan sikap dan tingkah laku. Singkatnya belajar adalah usaha mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku ataupun perubahan cara berpikir ke arah yang lebih baik. Kata kunci apakah seseorang telah belajar adalah adanya perubahan dalam diri individu sebagai output dari proses pembelajaran. Dengan belajar seseorang mampu mengarahkan dan menyesuaikan dirinya terhadap setiap perubahan yang ada. 

            Pada dasarnya kegiatan belajar dibutuhkan oleh semua kalangan, dilakukan oleh siapa saja, tidak memandang usia. Dari anak-anak, remaja, orang dewasa, sampai orang tua melakukan proses belajar sesuai dengan tingkat perkembangan usianya. Prinsip ini dikenal dengan istilah long life education yakni seseorang akan terus-menerus belajar sesuatu yang baru dalam perjalanan hidupnya. Menurut konsep long life education John Dewey, proses pendidikan tidak hanya berlangsung selama seseorang menempuh pendidikan di lembaga pendidikan formal seperti sekolah. Namun, pendidikan juga dapat diperoleh di luar pendidikan formal yakni melalui kegiatan bermasyarakat dan pengalaman yang diperoleh dari kehidupan sehari-hari.

            Mengapa seseorang harus terus belajar di sepanjang hidupnya? Sepanjang hidup kita akan menghadapi banyak perubahan. Belajar menjadi penting bagi kehidupan seseorang karena peradaban hidup manusia akan terus berkembang dan mengalami kemajuan seiring dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan. Belajar memberikan bekal kemampuan terbaik untuk beradaptasi menghadapi berbagai perubahan kehidupan. Tanpa belajar seseorang akan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan yang ada di lingkungannya.

            Pendidikan orang dewasa merupakan hal baru yang saya pelajari selama menempuh bangku pendidikan formal. Pendidikan orang dewasa atau yang juga dikenal dengan istilah andragogi merupakan ilmu dan seni yang mempelajari tentang bagaimana cara mengajar dan membimbing orang dewasa supaya mau belajar secara berkelanjutan sepanjang hidup. Pendidikan orang dewasa adalah aktivitas belajar yang sistematis dan berkelanjutan pada seseorang yang berstatus dewasa yakni sudah memiliki peran sosial di lingkungannya untuk mencapai perubahan dalam pengetahuan, sikap, nilai-nilai, dan keterampilan (Winarti, 2018).  Andragogi adalah proses pembelajaran yang melibatkan peran aktif dari orang dewasa sebagai warga belajar. Pembelajaran orang dewasa dipandang mampu membentuk kepribadian orang dewasa seutuhnya sehingga mampu mandiri dan menjadi dirinya sendiri di lingkungan sosialnya.

             Orang dewasa adalah orang yang memiliki bekal banyak pengalaman, pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan tertentu untuk menghadapi permasalahan hidupnya secara mandiri (Sujarwo, 2007). Dewasa artinya telah mencapai kematangan dalam berbagai pandangan. Orang dewasa dianggap dapat bertanggung jawab atas apa yang dikerjakan dan dapat hidup mandiri tanpa terus-menerus bergantung pada orang lain.

            Kedewasaan seseorang tidak hanya dilihat dari satu aspek saja yakni bertambahnya usia atau terdapat perubahan secara biologis saja, tetapi juga dilihat dari aspek sosial dan psikologis. Secara biologis, seseorang dikatakan dewasa apabila ia telah mampu melakukan reproduksi. Secara sosial, seseorang dikatakan dewasa apabila ia telah melakukan peran-peran sosial yang biasanya dibebankan kepada orang dewasa. Adapun secara psikologis, seseorang dikatakan dewasa apabila telah memiliki tanggung jawab terhadap kehidupan dan keputusan yang diambil, serta mampu melakukan serangkaian peran untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi menggunakan aspek-aspek psikologis yang dimiliki.

            Orang dewasa adalah individu yang mandiri maka prinsip pembelajaran yang diterapkan sangat berbeda dengan proses pembelajaran pada anak sekolah. Pembelajaran orang dewasa tidak lagi berfokus kepada guru atau pengajar tetapi pada orang dewasa itu sendiri. Orang dewasa akan belajar apabila terdapat kemauan yang kuat dari dalam dirinya untuk belajar. Mereka tidak perlu lagi diarahkan, dipaksa, digurui supaya mau belajar. Bagi orang dewasa, belajar berhubungan dengan bagaimana mengarahkan diri sendiri untuk bertanya dan mencari jawabannya. Tingkat kematangan psikologis orang dewasa secara tidak langsung akan mengarahkan dirinya kepada kemandirian dan apa yang mereka butuhkan. Orang dewasa mau belajar apabila sesuatu yang akan dipelajari memiliki nilai manfaat, sesuai dengan kebutuhan dan pengalaman yang dimilikinya, menarik, praktis, dan relevan dengan permasalahan yang sedang dihadapinya. Sebelum belajar orang dewasa pastilah memiliki kesadaran mengapa ia harus belajar? Dan konsekuensi positif atau negatif seperti apa yang akan mereka dapatkan.

            Orang dewasa memiliki perbedaan karakter dengan anak-anak dalam proses belajarnya. Menurut saya karakteristik yang perlu diketahui dari pembelajaran orang dewasa adalah:

  • Belajar adalah upaya sadar dan disengaja;
  • Orientasi belajar disesuaikan dengan kebutuhan orang dewasa;
  • Kegiatan belajar berorientasi pada pemecahan masalah bukan hanya sekadar teori yang harus dihafalkan;
  • Terdapat rasa saling percaya dan menghargai di antara warga belajar dengan pengajar/pembimbing;
  • Belajar dipandang sebagai kegiatan yang bersifat unik dan menarik bukan monoton dan membosankan;
  • Motivasi belajar sangat mempengaruhi hasil belajar orang dewasa;
  • Kegiatan belajar orang dewasa bersifat interaktif dan kolaboratif;
  • Orang dewasa belajar apabila hasil belajarnya berguna dan memberikan manfaat baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain dan lingkungan di sekitarnya;
  • Dibutuhkan strategi dan metode pembelejaran tertentu untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar pada pembelajaran orang dewasa mengingat orang dewasa merupakan individu yang sudah memiliki banyak pengalaman.

         Ciri-ciri tersebut merupakan beberapa poin penting yang saya ingat mengenai gambaran pembelajaran orang dewasa. Ciri-ciri/karakteristik tersebut saya dapatkan melalui kegiatan membaca ataupun menyimak materi yang berkaitan dengan pembelajaran orang dewasa saat di kelas, serta mengamati juga mengalami sendiri berbagai kegiatan pembelajaran orang dewasa yang pernah saya ikuti seperti kursus dan pelatihan.

            Dengan memahami hakikat belajar dan esensi pendidikan orang dewasa, maka akan memberikan kemudahan bagi kita saat terlibat dalam proses pembelajaran orang dewasa entah sebagai pembimbing/fasilitator ataupun warga belajar itu sendiri. Kita akan menjadi tahu apa saja yang perlu kita persiapkan untuk mendapatkan hasil belajar yang bermanfaat dalam menjalani untuk kehidupan sehari-hari. Selain itu, yang terpenting kita menjadi tahu strategi belajar seperti apa yang bisa diterapkan jika melihat karakteristik para warga belajar. Dimana strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai prosedur pembelajaran dalam mengelola secara sistematis kegiatan pembelajaran dari beberapa komponen pembelajaran (materi pembelajaran, peserta didik, waktu, alat, bahan, metode pembelajaran, sistem evaluasi) dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Sujarwo, 2007). Strategi pembelajaran perlu diperhatikan dan disiasati supaya terwujud pembelajaran yang bermakna (meaningfull learning).

Referensi :

Sujarwo. (2007). Strategi Pembelajaran Partisipatif Bagi Belajar Orang Dewasa. Majalah Ilmiah Pembelajaran, 3(2), 1–10.

Winarti, A. (2018). Pendidikan Orang Dewasa (Konsep dan Aplikasi). Alfabeta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun