Mohon tunggu...
Zahra Fadillah
Zahra Fadillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UNP

Sebagai mahasiswi di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di Universitas Negeri Padang (UNP), saya memiliki minat yang mendalam dalam pendidikan anak sekola dasar. Saya percaya bahwa memberikan pendidikan yang berkualitas pada tahap awal kehidupan anak sangat penting untuk membentuk dasar yang kuat untuk masa depan mereka.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Qurban Bermasalah 2 Tahun Berturut-turut , Ada Apa??

7 Juni 2024   15:08 Diperbarui: 7 Juni 2024   15:42 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar.1 hewan qurban mati sebelum disembelih (dok.pribadi)

"Daging-daging dan darah (hewan qurban) itu tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya ialah ketakwaan dari kamu." (QS. Al-Hajj: 37)

Dalam Islam, qurban tidak hanya sekadar ritual penyembelihan hewan. Qurban memiliki makna yang lebih dalam, yaitu sebagai simbol ketaatan kepada Allah SWT dan pengorbanan diri untuk kepentingan yang lebih besar. Salah satu aspek penting dalam ibadah qurban adalah memperkuat tali silaturahmi dan menjaga keharmonisan hubungan antar sesama manusia, khususnya dalam lingkup keluarga.

Ibadah qurban merupakan salah satu ibadah yang mulia dan penuh makna. Qurban bukan hanya sekedar penyembelihan hewan, tetapi juga merupakan simbol ketaatan, pengorbanan, dan kepedulian terhadap sesama. Namun, insiden sapi qurban yang mengalami masalah selama dua tahun berturut-turut, seperti lepas dan mati, tentu menimbulkan keprihatinan dan pertanyaan di kalangan umat muslim.

Dari sudut pandang Islam, kita diajarkan untuk selalu menghormati dan memuliakan setiap ibadah yang kita lakukan. Setiap ibadah memiliki makna dan hikmah tersendiri yang harus kita pahami dan hayati. Dalam konteks qurban, kita diajarkan untuk memilih hewan yang sehat, gemuk, dan layak untuk disembelih,serta darimana asal uang untuk pembelian qurban, serta tokoh yang ingin berqurban .

Jika dalam sebuah keluarga terjadi putusnya silaturahmi, pertengkaran, dan ketidakakuran, maka hal ini dapat mengganggu makna dan tujuan ibadah qurban yang sesungguhnya. Dalam Islam, menjaga hubungan baik dengan keluarga dan kerabat adalah sangat penting. Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambung silaturahmi." (HR. Bukhari dan Muslim)

Jika dalam sebuah keluarga terjadi pertengkaran dan ketidakakuran, maka hal ini dapat menjauhkan mereka dari nilai-nilai kebaikan dan kasih sayang yang seharusnya dipupuk dalam ibadah qurban. Qurban mengajarkan kita untuk mengutamakan kepentingan orang lain dan rela berkorban demi kebaikan bersama. Namun, jika hubungan keluarga terputus dan tidak harmonis, maka semangat pengorbanan dan kepedulian tersebut akan sulit untuk diwujudkan.

Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman, "Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu." (QS. An-Nisa: 1)

Ayat ini mengingatkan kita tentang pentingnya menjaga hubungan silaturahmi, termasuk dalam lingkup keluarga. Ketika terjadi pertengkaran dan ketidakakuran dalam keluarga, maka hal ini dapat menjauhkan kita dari nilai-nilai ketakwaan dan ketaatan kepada Allah SWT, yang seharusnya menjadi tujuan utama dalam ibadah qurban.

Oleh karena itu, mari kita renungkan kembali makna ibadah qurban dan berusaha untuk meningkatkan kualitas pelaksanaannya. Dengan demikian, insya Allah, kita akan terhindar dari masalah serupa di masa mendatang dan dapat memaknai ibadah qurban dengan sebaik-baiknya.

Ingatlah, qurban bukan hanya sekadar ritual penyembelihan hewan, tetapi juga merupakan simbol pengorbanan dan kasih sayang yang harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkup keluarga ataupun sesama manusia lainnya .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun