Â
Dulu saya masih belum menyadari akan besarnya pengorbanan seorang guru, guru yang saya lihat adalah seseorang yang biasa saja, kadang kala saya meremehkan profesi guru tersebut,tapi setelah saya mengikuti kegiatan asistensi mengajar ini saya berubah pikiran.. Guru sangat jauh berbeda dengan profesi seorang karyawan. Karyawan pula tanpa membawa banyak tumpukan pekerjaan. Sementara guru, seringkali membawa tanggungan pekerjaan sebagai hasil dari suatu pembelajaran di sekolah.Â
Guru sangat tepat jika dikatakkan kalau dirinya adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Kampus saya memberikan mahasiswa untuk mengikuti program Asistensi Mengajar yang dimana nantinya kita akan mengajar di bidangnya masing-masing. Kebetulan saya merupakan mahasiswa program studi Pendidikan Geografi yang dimana saya mengajar mata pelajaran geografi di kelas XI IPS 3 di SMA Laboratorium universitas negeri malang.. Saya sangat bangga sekaligus ini merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi saya dapat mengajar di SMA.
Di dalam program Asisten Mengajar ini saya tidak hanya dituntut untuk dapat mengajar saja. Saya dan teman kelompok saya juga dituntut untuk bisa membantu administrasi sekolah, kegiatan perpuskaan, hingga sampai membantu ekstrakulikuler yang ada di sekolah. Kita bahkan membuat dan membantu kegiatan program di luar akademik, seperti HUT sekolah, student Day dan acara besar di sekolah.. Kegiatan-kegiatan yang telah kami lakukan tersebut dapat membantu sekolah dan juga dapat membuat kita merasa lebih akrab dengan pihak sekolah. Namun dengan adanya kegiatan tersebut juga tidak memungkinkan kita kurang komunikasi dengan pihak sekolah, dimana dengan adanya mis komunikasi tersebut dapat menghambat jalannya acara yang telah diselenggaran dari kami atau bahkan pihak sekolah itu sendiri
Sebelum secara resmi kami mengajar di SMA Laboratorium um, kami melakukan kegiatan FGD pada tanggal 16 Maret 2022. Dimana di dalam acara FGD tersebut kami memaparkan program apa saja yang akan kami lakukan di SMA Laboratorium, baik itu program akademik dari masing-masing jurusan maupun non-akademik. Programq akademik yang akan kami lakukan di SMA Laboratorium ialah, membuat media pembelajaran berupa modul  tentang materi mitigasi bencana dan atmosfer, membuat  laboratorium virtual  geografi, membuat silabus dan juga RPP. Untuk program non-akademiknya salah satunya yaitu membantu sekolah dalam kegiatan tata tertib, Morning motivation dan kegiatan perayaan di sekolah,  dan juga program lainnya. Di FGD ini, kami juga mendapatkan masukan dari guru pamong, dosen pembimbing, dan juga staff sekolah. Agar program yang akan kami jalankan nantinya bisa berjalan dengan lancar dan juga memberikan feedback yang bagus kepada pihak sekolah.
Pada tanggal  22 Maret 2022, pertama kalinya bagi saya untuk dapat mengajar dan menjadi suri tauladan untuk siswa kelas XI IPS 3. Menjadi seorang guru merupakan hal yang mengenangkan namun juga merupakan hal yang cukup berat dijalankan. Karena menanggung tanggungjawab yang sangat besar. Seorang guru dituntut untuk dapat membantu membentuk karakter seorang siswa dan juga menjadi contoh yang baik bagi siswa. Pertama kali saya mengajar di kelas XI IPS 3 dengan materi mitigasi bencana yaitu mengetahui persebaran bencana dan penanggulangan bencana.. Di dalam kelas ini saya mendapatkan kesulitan, dimana siswa kelas XI IPS 3 ini masih banyak yang kurang aktif. Dan itu merupakan pr saya untuk menjadikan kelas ini menjadi kelas yang aktif. Tidak takut bertanya ketika ada materi yang masih mereka bingungkan.
Mengajar di kelas yang memiliki keberagaman karakter di dalamnya. Ada yang diam dan mendengarkan ketika guru sedang menerangkan materi namun ada juga yang asik sendiri ketika guru sedang menerangkan materi di depan kelas. Keberagaman tersebut merupakan salah satu tugas guru untuk dapat mengendalikan kelas agar tetap kondusif. Seorang guru juga di tuntut untuk bisa akrab dengan muridnya namun tetap membatasi, agar mereka tidak telalu merasa akrab. Sama halnya dengan Kelas IPS 3 dimana memiliki berbagai macam karakter yang kadang membuat saya kewalahan sendiri untuk mengturnya.Apa yang telah saya pelajari di kampus, di sekolah ini saya langsung menerapkannya. Mulai dari pembuatan perangkat pembelajaran, seperti silabus, RPP, LKPD, bahan ajar yang nantinya akan saya gunaka ketika saya mengajar di kelas XI IPS 3, dan lain sebagainya.Â
Terkadang saya merasa berat unutk menjalankan itu semua, tetapi setelah melewati itu semua ternyata memang menjadi seorang guru ada moment dimana saya merasa asik untuk menjalankannya. Karena ketika saya sudah berada di kelas, saya merasa asik menjadi seorang guru, bertemu dengan siswa-siswa dengan berbagai macam karakter yang mereka miliki, belajar sambil bermain, belajar sambil bercerita, dan sedikit bercanda gurau yang dapat menghidupkan suasana kelas agar siswa tidak merasa bosan ketika pelajaran sedang berlangsung.Selama di kelas XI IPS 3 saya mendekatkain diri ke siswa-siswi. Untuk lebih mengetahui karakter dari masing-masing siswa tersebut dan juga agar lebih bisa mengakrabkan diri ke mereka agar bisa menjadi guru dan juga teman curhat mereka dalam hal Pendidikan dan juga hal yang dapat menghambat motivasi mereka dalam belajar.
Saya juga melakukan pembelajaran yang lebih menarik lagi agar siswa tidak merasa bosan di kelas. Salah satunya dengan melaksanakan quis dengan aplikasi quizizz supaya mereka bisa melaksanakan pembelajaran dengan cara bermain. Saya juga memberikan reward untuk mereka yang berada di posisi tiga teratas agar mereka lebih termotivasi lagi dalam belajar geografi.Â
Ketika saya sedang tidak ada jadwal mengajar di kelas, tetapi saya harus tetap berada di sekolah karena tetap ada jadwal piket (jadwal membantu urusan di luar akademik) di sekolah. Dengan adanya piket tersebut juga dapat membuat saya lebih dekat dengan guru-guru yang lain dan saling berbagi pengalaman dan itu dapat menjadi sebuah pembelajaran saya untuk kedepannya nanti sekita saya sudah benar-benar menjadi seorang guru. Selain bisa lebih dekat dengan guru yang lain, saya juga lebih bisa memahami berbagai macam karakter di tiap-tiap kelas yang tidak saya ajar. Dan dapat menjadi gambaran saya harus bersikap seperti apa nantinya ketika kelas yang saya ajar memiliki karakter seperti kelas yang lainnya.
Jadwal piket di kelompok kami, sudah terjadwal. Jadwal piket yang dibuat perjurusan agar mudah membaginya. Untuk Geografi sama dengan piket jurusan lainnya kebagian piket ( morning motivation, dan tata tetib) dan di hari rabu biasanya saya mengajar di kelas XI IPS 3 mengajar Geografi.Namun, program kerja yang kami rancang tidak selalu mulus dalam pelaksanaannya.Â
Adanya kurang komunikasi antar pihak sekolah dan mahasiswa asistensi mengajar yang berdampak dengan terhambatknya program kerja yang akan kami laksanakan. Conthnya adalah ketika mahasiswa AM lainya terlambat dan tidak disiplin perihal izin dan pakaian.Jelang penilaian akhir semester, saya di tugaskan untuk mengentry nilai nilai siswa  ke dalam lg penilaian siswa. Tidak hanya itu  tetapi saya juga memasukan nilai sikap dan keterampilan siswa juga.Â
Di sela-sela kita mengentry nila, kita juga sempat bebincang-bincang, entah itu membicarakan terkait sekolah, murid, atau bahkan tidak jarang kita membicarakan sesama guru. Mengentry nilai memang bukan pekerjaan yang begitu melelahkan, tetapi suatu pekerjaan yang mempunyai tanggung jawab yang besar. Dan juga kita harus segera mengatasi permasalahan yang nantinya muncul saat selesai PAT sedang berlangsung.
Pada saat pekan PAT, kami tidak ikut membantu kita di tugaskan untuk membuat laporan yang akan di berikan ke seklah dan Universitas. Selama saya mengajar dan membantu segala urusan non akademik di SMA Laboratorium UM, saya juga dapat belajar dan proses dengan siswa-siswa yang saya ajar dan berbagi pengalama dengan guru-guru di SMA Laboratorium UM. Adanya program asistensi mengajar ini mengajarkan saya banyak hal dan juga memberikan pengalam yang sangat berharga unutk saya. Mulai dari betapa mulianya pekerjaan seorang guru, sibuknya mendidik anak orang lain dengan cara yang berbeda setiap anaknya, menjaga kesabaran yang tiada batasnya, hingga menemukan berbagai karakter dari teman-teman kelompok asistensi mengajar kami.Â
Semenjak saya mengajar saya berpikir, bahwa tidak seharusnya seorang guru diperlakukan tidak adil baik itu dari murid, wali murid bahkan pemerintah sekaligus. Saya berharap ketika nanti saya menjadi seorang guru, saya bisa menjadi guru yang bisa menjadi contoh yang baik untuk anak didik saya. (Dhani)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H