Mohon tunggu...
Zahra Elgysha
Zahra Elgysha Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jarak Tempuh Rumah dan Sekolah di Desa Cimanggu Tidak Menutup Semangat

20 Agustus 2022   14:30 Diperbarui: 20 Agustus 2022   15:25 810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keceriaan siswa SD Cimanggu

Cimanggu – Jarak tempuh antara rumah ke sekolah yang jauh kerap menjadi suatu permasalahan dan tantangan bagi para generasi muda di Indonesia untuk menimba ilmu. Sudah menjadi sebuah kewajiban para generasi muda untuk belajar dan menuntut ilmu setinggi langit. 

Hal tersebut dikarenakan para generasi muda merupakan calon-calon penerus tongkat estafet bangsa sehingga diperlukan ilmu yang tinggi dan wawasan yang luas untuk dapat mengarahkan negeri ini menjadi suatu negeri yang lebih baik.


Akan tetapi, sampai saat ini masih saja terdapat sebagian permasalahan yang belum juga terselesaikan, khususnya di bidang pendidikan. 

Permasalahan-permasalahan tersebutlah yang akan menjadi penybeb ketidakmerataan pendidikan di Indonesia Sebagai contoh yaitu masalah jarak tempuh antara rumah para siswa-siswi SD Negeri Cimanggu, Desa Cimanggu ke sekolah. 

Hal itu merupakan suatu permasalahan dan tantangan yang harus dihadapi setiap hari oleh para siswa-siswi yang bersekolah di SD Negeri Cimanggu. Bagaimana tidak? 

Setiap harinya para siswa-siswi tersebut harus rela untuk bangun lebih awal agar tidak terlambat untuk tiba di sekolah karena jauhnya perjalanan yang harus ditempuh. Bahkan apabila mereka terlambat bangun sedikit saja, mereka harus menahan lapar karena tidak sempat lagi untuk sarapan pagi.

Kehadiran siswa dalam kelas
Kehadiran siswa dalam kelas
Berdasarkan survei yang dilakukan, diperkirakan setiap harinya para siswa-siswi yang bersekolah di SD Negeri Cimanggu harus menempuh kurang lebih 2 – 5 km dalam satu kali perjalanan. Hal itu berarti bahwa dalam satu hari, para siswa-siswi tersebut akan menempuh sekitar 4 – 10 km untuk pergi dan pulang kembali ke rumah masing-masing. 

Ditambah lagi dengan adanya sebagian jalan yang rusak, serta terbilang cukup jelek untuk dilalui. Tentu saja semua itu merupakan suatu masalah dan hambatan di dunia pendidikan Desa Cimanggu yang harus segera diperbaiki dan diselesaikan. 

Proses pembelajaran di kelas
Proses pembelajaran di kelas

Berbicara dan membahas mengenai permasalahan-permasalahan tersebut, tentu saja tidak mengurangi rasa semangat belajar sedikit pun dari para siswa-siswi SD Negeri Cimanggu. 

Hal tersebut terlihat dari raut wajah mereka yang terus ceria dan bahagia setiap pergi ke sekolah tiap harinya. Ditambah lagi dengan mereka yang tidak pernah mengeluh dan absen untuk datang ke sekolah. Mereka juga tidak pernah menjadikan permasalahan-permasalahan tersebut sebagi suatu alasan untuk bolos sekolah.

Keceriaan siswa SD Cimanggu
Keceriaan siswa SD Cimanggu

Namun, adapun harapan dari para siswa-siswi SD Negeri Cimanggu tersebut adalah semoga semua permasalahan yang menjadi hambatan bagi mereka itu dapat segera diselesaikan, khususnya masalah jalanan yang rusak. 

Selain itu, mereka juga berharap agar pemerintah dapat memberikan bantuan berupa akomodasi gratis agar mereka tidak perlu lagi untuk bangun lebih awal untuk berjalan kaki menuju ke sekolah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun