Perkenalkan, saya Zahra Chaerani, mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan. Saat ini saya berada di semester 4. Pada kesempatan kali izinkan saya membahas tentang Content Creation. Content creation adalah berbagai materi baik berupa tulisan, gambar, video, suara, maupun gabungan dari dua atau lebih materi.
Para pembuat konten, atau yang biasa disebut dengan conten creator, biasanya memilih platform yang mereka gunakan sebagai tempat untuk mengunggah konten mereka. Para pembuat konten biasanya mempertimbangkan beberapa hal saat memilih platform mana yang akan mereka gunakan.
Pemilihan platform ini, mempertimbangkan antara lain, para audience, respon audience, cara kerja platform, dan lain sebagainya. Platform yang digunakan harus memiliki potensi. Saya memilih platform Tik Tok. Seperti yang diketahui, 2 tahun terakhir aplikasi yang sangat ramai digunakan ialah Tik Tok. Pada awalnya pengguna Tik Tok menginstall aplikasi tersebut karena merasa mulai bosan dengan quarantine. Pada saat ini, pengguna Tik Tok hamper 700 juta pengguna di seluruh dunia.
Tik Tok tidak hanya berisi tentang orang-orang menari-nari, menyanyi, bercanda, dan sebagainya. Namun, Tik Tok juga berisi tentang bagi-bagi ilmu, pengetahuan. Banyak content creator di Tik Tok yang membuat konten tentang hal yang bermanfaat. Saat dilihat lagi, respo para pengguna Tik Tok sangat positive.
Seperti platform media sosial lainnya, banyak pengguna yang berlomba-lomba untuk memiliki banyak followers. Tujuannya jelas, agar bisa memperoleh lebih banyak audiens yang bisa menikmati konten yang diberikan.
Di balik perburuan popularitas di aplikasi TikTok, potensi yang ditawarkan juga tak kalah besar. Kini mulai banyak yang mulai memanfaatkan akun TikTok sebagai kanal publikasi untuk menjangkau lebih banyak calon konsumen.
Tik Tok memiliki fitur yang dinamakan "FYP". FYP merupakan singkatan dari For You Page. FYP berisi video video yang banyak di like, comment maupun share. Apabila konten tersebut ramai, maka video tersebut akan muncul ke timeline para pengguna TikTok.
Fitur tersebut memberikan peluang atau potensi yang besar bagi para pemilik produk untuk mempromosikan produknya. Dengan memberikan endorse kepada selebtok (sebutan bagi para pengguna tiktok yang memiliki ribuan followers), video akan muncul FYP pada ribuan pengguna yang bahkan tidak mengikuti akun selebtok tersebut.
Banyak kalangan mulai melirik TikTok sebagai ladang bisnis baru utamanya para influencer yang kini dikenal dengan sebutan seleb TikTok, seperti pada platform sosial media lain para selebriti berkolaborasi untuk mempromosikan berbagai brand dalam video TikTok-nya. Begitu pula startup yang berbebondong-bondong mencuri perhatian dengan memasarkan produknya lewat TikTok.
Kekurangan akan tetap ada di setiap konten atau platform. Namun, saat ini yang paling banyak ialah hoax. Banyak konten creator yang memberikan informasi tanpa riset terlebih dahulu. Mereka mengandalkan judul berita tanpa membaca isinya, sehingga menimbulkan hoax.
Tidak jauh dari itu, beberapa pengguna juga membuat konten dewasa yang bukan bertujuan untuk sex education, namun hanya untuk bercandaan. Seperti yang kita ketahui,tidak semua orang memiliki pola pikir yang sama dengan kita. Ada yang menganggap konten tersebut sebagai bercandaan, ada juga yang menganggapnya serius.
