Memasuki Oktober, curah hujan semakin tinggi. Terkadang hujan mengguyur tak kenal waktu. Bahkan, bisa seharian aktivitas kita terkendala oleh hujan. Beberapa daerah di Jawa Barat pun demikian. Curah hujan mengguyur seakan tidak pernah berhenti. Â Bencana alam pun tersiar dimana-mana.
Seperti halnya di Desa Gunung Geulis, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, pada 12 Oktober yang lalu, terjadi tanah longsor akibat derasnya hujan yang mengguyur wilayah tersebut. Hal tersebut disinyalir dampak dari pengalihan fungsi lahan yang awalnya merupakan wilayah persawahan menjadi vila. Salah satu tebing berketinggian 20 meter ambruk dan melahap jalan Kampung Bojong serta vila-vila dibawahnya.
Aris Nurjatmiko, Kabid kedaruratan dan Logistik Kabupaten Bogor, mengatakan bahwa fasilitas umum yang terdampak longsor yaitu terputusnya jalan antar penghubung warga di Kampung Bojong, namun tidak ada korban terancam maupun korban terdampak. Aris Nurjatmiko juga mengatakan ada 6 KK atau 24 jiwa korban pengungsi Kampung Sawah.
Aris Nurjatmiko menyebutkan daerah tersebut belum bisa dievakuasi dikarenakan hujan masih mengguyur daerah tersebut sehingga tanahnya masih bergerak. Dari pihak PUPR sendiri mengerahkan alat berat untuk membuka akses jalan serta memasang listrik untuk rumah yang terancam oleh pihak PLN. Sebagian warganya juga mengungsi ke tenda BPBD.
Banyak bencana alam yang terjadi akibat curah hujan yang tinggi ini. Namun, apakah pantas menyalahkan hujan atas bencana yang terjadi saat ini?, Apakah bisa kita menghindar dari bencana ini?.
Peristiwa seperti ini sudah menjadi hal biasa dialami masyarakat Indonesia ketika musim hujan. Namun mengapa pemerintah belum bisa mencegah hal ini terulang kembali, bukankah para petinggi banyak menjanjikan penanganan terhadap pencegahan banjir?.
Seharusnya pemerintah bisa menindak tegas peralihan lahan hijau yang dilakukan para pembisnis atau bahkan pejabat, sehingga lahan hijau yang asri tidak berubah menjadi asap hitam yang mengebul serta dapat membatasi peralihan tersebut, agar tidak terus terjadi penggarapan tanah tanpa pereboisasian.
 Manusia memang tidak bisa menghindari takdir-Nya, namun manusia bisa mengubah takdirnya menjadi lebih baik, lalu mengapa kita tidak berusaha menjaga agar tidak terjadi peristiwa ini lagi?. Maka dari itu, semoga kedepannya pemerintah dapat melaksanakan janjinya untuk menanggulangi pencegahan banjir, dan juga dengan adanya kesadaran dari diri sendiri pula kita bisa menjaga lingkungan ini dari kerusakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H