"Yang mana anaknya?",tanyanya sambil menyembulkan kepalanya ke dalam kelas.
Kita jawab dengan menunjuk ana yang sedang duduk di bangkunya.
 "Owhh yang itu", jawab Bu Gina dengan mata yang sedikit sinis, seperti tidak menyukai ana.
 "Udah udah jangan nangis, gak usah dipikirin orang kaya gitu mah, kalian masuk aja", tambahnya. Akhirnya kita pun masuk ke kelas masing masing.
 Saat sampai di rumah, aku menceritakan kejadian tadi di ruang guru kepada ibuku, dia sama terkejut mendengar penuturanku, ibuku mendekat dan memulukku sambil mengucapkan kalimat kalimat yang menyejukkan suasana hatiku. Saat masih berpelukan kami mendengar suara ketukan pintu.
 "Kayaknya ada tamu", ucap ibuku.
Dibukalah pintu rumah dan muncul sosok om depan rumahku. Ibu persilahkan om masuk dan duduk di sofa ruang tamu.
 "Om ini ada apa yah, tadi lyly cerita sama saya", ungkap kecemasan ibu.
 "Iya duh kenapa ya? saya juga gatau Bu, tadi saya ke rumahnya ana, mau meluruskan masalah ini, dan ternyata dia teriak marah marah gak terima terus tadi sempat nekat mau kesini, cuman saya halangi karena gak enak sama ibu, ini biar saya aja Bu yang urus", jawab om menjelaskan situasi tadi.
 "Astaghfirullah sampai marah marah dan nekat mau kesini, lyly sama yang lain gak ada masalahkan om?", tanya ibu dengan raut cemas.
 "Nah justru itu Bu, anak anak teh gak ada masalah di jemputan Bu, atau saya yang gatau tentang anak anak", jawab om sambil melihat padaku, seakan meminta penjelasan.