Mohon tunggu...
Zahra Auliana
Zahra Auliana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pendidikan Indonesia

Mahasiswa tingkat akhir

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Dukung SDGs: Pemanfaatan Limbah Sisik Ikan Mas, Meningkatkan Pertumbuhan dan Ketebalan Rambut

11 November 2022   01:21 Diperbarui: 11 November 2022   01:58 941
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ikan mas merupakan salah satu ikan yang sering dikonsumsi dan digemari oleh masyarakat Indonesia. Hal ini ditunjukan dengan data yang dihimpun pada tahun 2020 oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan bahwa di daerah Jawa Barat terdapat sebanyak 68.286 ton ikan mas yang diproduksi setiap tahunnya dan hanya sekitar 40-50% bagian tubuhnya yang dapat dikonsumsi, sementara sisa tubuh seperti sisik, tulang, dan organ dalam akan terbuang menjadi limbah yang apabila dibiarkan terus menerus akan mencemari lingkungan. 

Selain itu Rambut rontok menjadi permasalahan yang dialami oleh banyak orang. Penyebab kerontokan adalah trauma tarikan atau tekanan yang keras di rambut menyebabkan jaringan di bawah kulit rusak, tekanan yang terus-menerus di kulit kepala seperti penggunaan ikat kepala, dan topi yang erat mengakibatkan tekanan mekanis sehingga pembuluh darah tersumbat dan terjadi pengurangan distribusi gizi. 

Kerontokan rambut dapat dicegah salah satunya pengobatan dari luar. Kolagen dipercaya dapat dijadikan alternatif pengobatan untuk permasalahan rambut rontok.  

Berdasarkan permasalahan yang terjadi, melalui kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), 5 Mahasiswa FPMIPA UPI yang terdiri dari Ahmad Rajib Muhaemin (Biologi), Arina Ulfa Mawaddah (Kimia), Fatimah Nurazizah (Kimia), Frita Annisa Reina Aziz (Biologi), dan Zahra Auliana (Biologi) bersama dosen pembimbing Dr. Diah Kusumawaty , M. Si melakukan penelitian dalam bidang Riset Eksakta (PKM-RE) mengenai potensi sisik ikan mas untuk meningkatkan pertumbuhan dan ketebalan rambut.

Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) merupakan program yang diadalakn oleh Ditjen Dikristek Dikti dengan dibawah pengelolaan Belmawa yang memiliki tujuan untuk mendukung dan mewadahi mahasiswa Indonesia dalam menuangkan ide kreatif, inovatif, dan membuka wawasan mahasiswa dalam mengungkapkan hubungan sebab-akibat suatu hal secara ilmiah. dalam berbagai macam permasalahan keilmuan. Selain itu, melalui program PKM ini juga untuk mewujudkan implementasi Tridharma Perguruan Tinggi. 

Dok Pribadi
Dok Pribadi

Dalam pandangan ilmu Biologi dan Kimia, tim ini menemukan solusi atas permasalahan yang terjadi yaitu menggunakan sisik ikan mas sebagai bahan baku pembuatan ekstraksi nanokolagen. 

Pemilihan jenis ikan dikarenakan ikan ini dapat mudah ditemuakn dan banyak digemari oleh masyarakat. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa siisk ikan mengandung kolagen dan termasuk kedalam jenis kolagen tipe 1. 

Kolagen sisik ikan mas ini dapat berperan sebagai Cosmeceutival yang baik untuk kesehatan kulit dan mampu melawan kerusakan folikel rambut karena bertindak sebagai antioksidan, sehingga kolagen yang dihasilkan dapat mencegah kerontokan rambut.  Kolagen dalam keadaan nanopartikel akan bekerja lebih baik untuk melawan kerusakan rambut. 

Hal tersebut dikarenakan partikel dengan ukuran nano akan dapat berpenetrasi melalui folikel rambut dan pori-pori kulit karena semakin kecil ukuran partikel, semakin mudah pula nanopartikel (nano kolagen) menembus lapisan epidermis kulit secara transfolikuler. Hal tersebut mendasari untuk dikembangkannya nano kolagen dari limbah sisik ikan mas yang diharapkan mampu memberikan alternatif untuk melawan kerusakan folikel rambut.

Dok Pribadi
Dok Pribadi

Pada pemaparan di presentasi Penilaian Kemajuan Pelaksanaan PKM, tim ini memaparkan bahwa berdasarkan hasil uji kualitatif FTIR menunjukan bahwa sampel ekstraksi nanokolagen yang berasal dari sisik ikan mas memiliki gugus khas kolagen dan berdasarkan uji kuantitatif PSA (Pasticle Analysis Size) nanokolagen yang dihasilkan memiliki rata-rata ukuran partikel 919,4 nm yang masih termasuk kedalam kategori nanokolagen. 

Selain itu nanokolagen yang diujikan kepada kelinci selama 15 hari menunjukan adanya pertumbuhan panjang, luas permukaan,  dan bobot kelinci yang signifikan setelah dibandingkan dengan  tonik ginseng dan kolagen. 

Walaupun perlu hasil analisis kajian riset lebih lanjut mengenai penggunaan ekstraksi nanokolagen yang berasal dari siisk ikan mas ini apakah dapat diaplikasikan pula ke manusia. Penelitian ini juga turut mendukung Sustainable Development Goals poin ke- 3 dan 12 yaitu kehidupan sehat dan sejahtera serta konsumsi dan prduksi yang bertanggung jawab yaitu memanfaatkan limbah sisik ikan mas untuk mengurangi pencemaran terhadap lingkungan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun