Halo Readers! Apakah kalian pernah melihat fenomena korosi? Fenomena korosi yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari salah satunya yaitu karat pada besi. Korosi merupakan suatu proses degradasi material, terutama logam, yang terjadi akibat reaksi kimia dengan lingkungan sekitarnya. Proses ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kelembaban, suhu, dan keberadaan zat korosif seperti asam atau garam. Seperti yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini, terdapat perbedaan antara rantai sebelum mengalami korosi dan setelah mengalami korosi. Selain mengakibatkan kerusakan pada material, korosi juga mengakibatkan kerugian ekonomi.
Sebagai upaya untuk mengatasi fenomena korosi, digunakan bahan inhibitor (penghambat) korosi. Salah satu bahan yang berpotensi untuk mencegah terjadinya korosi pada logam yaitu surfaktan. Tapi, apakah kalian tahu apa itu surfaktan?
Surfaktan (surface active agent) merupakan suatu senyawa yang memiliki struktur unik, yaitu terdiri dari bagian hidrofilik (bagian yang menyukai air) dan bagian hidrofobik/lipofilik (bagian yang tidak menyukai air/menyukai minyak). Â Karena strukturnya yang unik, surfaktan banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai detergen, emulsifier, produk kecantikan, dan lain sebagainya. Surfaktan umumnya berupa zat aktif yang dapat dengan mudah melekat baik pada fase padat ataupun cair. Selain itu, ternyata surfaktan dapat digunakan untuk mencegah korosi pada logam dengan membentuk lapisan pelindung.
Surfaktan sebagai inhibitor korosi pada logam: Bagaimana cara surfaktan mencegah terjadinya korosi pada logam?
Sebelumnya, mari kita berkenalan terlebih dahulu dengan inhibitor. Apa sebenarnya inhibitor itu? Berdasarkan National Association of Corrosion Engineers (NACE), inhibitor merupakan suatu zat yang memperlambat korosi ketika ditambahkan ke lingkungan dalam konsentrasi yang sesuai. Sedangkan, menurut International Organization for Standardization (ISO) inhibitor merupakan Zat kimia yang menurunkan laju korosi ketika hadir dalam sistem korosi pada konsentrasi yang sesuai tanpa perubahan signifikan dalam konsentrasi agen korosif lainnya. Pemilihan inhibitor didasarkan pada dua faktor utama, yaitu harus mengandung mudah disintesis dari bahan baku yang lebih murah, dan yang kedua harus mengandung hetero atom (seperti oksigen, nitrogen, dan sulfur), memiliki beberapa ikatan dalam molekul dan memiliki rantai yang panjang.
Berbeda dengan inhibitor konvensional seperti inhibitor organik dan anorganik yang sering mengandung logam atau bahan kimia berbahaya, surfaktan dapat disintesis dari sumber yang dapat diperbaharui seperti minyak nabati.
Mekanisme pencegahan korosi logam oleh surfaktan terjadi ke dalam tiga tahapan inti, yaitu:
1. Adsorpsi pada permukaan logam
Surfaktan bekerja dengan cara mengadsorpsi (menjerap) pada permukaan logam. Mekanisme adsorpsi terjadi ke dalam dua proses, yaitu secara kimiawi dan fisika. Adsorpsi yang terjadi secara fisika (physisorption) melibatkan interaksi fisik antara surfaktan dan permukaan logam, biasanya melalui gaya Van der Waals. Prosesnya bersifat reversible dan tidak melibatkan pembentukan ikatan kimia. Sedangkan, pada adsorpsi yang terjadi secara kimiawi (chemisorption) surfaktan membentuk ikatan kimia dengan permukaan logam yang kuat dan lebih stabil. Proses ini biasanya melibatkan transfer elektron antara surfaktan dan logam.
2. Pembentukkan lapisan pelindung
Setelah terjadi proses adsorpsi, surfaktan akan membentuk lapisan pelindung di atas permukaan logam. Lapisan ini berfungsi sebagai penghalang fisik yang mencegah berbagai macam penyebab korosif yang berasal dari lingkungan (seperti air dan oksigen) untuk mencapai atau bersentuhan langsung dengan permukaan logam, sehingga mengurangi kontak antara logam dengan agen korosif, dan laju korosif dapat berkurang secara signifikan.
3. Interaksi dengan ion korosif
Dalam larutan, surfaktan dapat berinteraksi dengan ion korosif. Contohnya, surfaktan anionik dapat membentuk kompleks dengan ion logam. Sehingga, ketersediaan ion-ion logam akan berkurang, yang mengakibatkan berkurangnya juga kemungkinan ion-ion logam tersebut untuk mengalami korosi oleh lingkungan sekitarnya.
Berkenalan dengan berbagai macam surfaktan yang dapat berperan sebagai inhibitor korosi