Pasar Beringharjo, salah satu ikon Yogyakarta yang tak pernah sepi pengunjung, menawarkan berbagai cenderamata cantik yang mampu memikat hati para wisatawan. Pasar ini tidak hanya menjadi tempat belanja, tetapi juga destinasi wisata budaya yang kaya akan sejarah dan tradisi.Â
Beringharjo telah menjadi saksi bisu perkembangan kota Yogyakarta sejak berdiri pada tahun 1925. Hingga kini, pasar ini tetap menjadi pusat perekonomian dan budaya yang hidup di jantung kota.
Ada batik dengan berbagai macam motif yang menarik, pasar ini juga menawarkan berbagai cenderamata lain seperti kerajinan tangan dari manik-manik, dari kayu dan lainnya. Produk-produk ini dibuat oleh pengrajin lokal yang menggabungkan keterampilan tradisional dengan sentuhan modern.Â
Salah satunya gelang yang memiliki daya tarik tersendiri bagi pengunjungnya. Tak hanya itu terdapat baju daster yang diberi harga tiga puluh lima ribu saja, celana pendek lima belas ribu dan masih banyak yang lainnya.
Ada penjual gelang manik-manik dan gantungan kunci yang menarik bernama Patra. Lelaki berdarah padang Sumatra Barat ini berjualan di Malioboro sudah sebelas tahun, sedangkan di Pasar Beringharjo kurang lebih baru satu bulan. Mulai buka di Pasar Beringharjo dari jam tujuh pagi hingga jam sebelas siang, dan dilanjut sore di Malioboro.
"Harganya aman dikantong, kayak gantungan kunci yang harganya sepuluh ribu dapat 5, terus ada gelang yang sepuluh ribu dapat 3 dan ada yang dapat 4. Aku dan teman-teman tadi suka sama gelang manik-manik berwarna putih yang harganya sepuluh ribu dapet 3 itu," ujar Fitria Wisatawan dalam negeri yang berasal dari Bantul.Â
Pembeli dari cenderamata ini tak kenal usia, mulai dari anak kecil hingga orang tua, Pembelinya pun beragan mulai dari wisatawan dalam negeri hingga wisatawan luar negeri.