Mohon tunggu...
Zahra Aulia Salsabila
Zahra Aulia Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030055 ILMU KOMUNIKASI UIN SUNAN KALIJAGA

Zahra Aulia Salsabila

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Menjelajahi Wisata Alam yang Asri, Tetap Buka di Hari Raya Idul Fitri

17 April 2024   23:59 Diperbarui: 18 April 2024   00:01 854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jathilan yang digelar secara bergilir setiap minggu (Sumber : Dokumen Pribadi)

       Selain menikmati keindahan alam, Tlogo Putri juga menawarkan berbagai aktivitas seru bagi para pengunjung. Di antaranya adalah bermain angsa"an yang dikayuh diarea danau yang sejuk, atau hanya duduk bersantai sambil menikmati alam sekitar. Dengan mendukung ekowisata di Tlogo Putri, kita turut berkontribusi dalam melestarikan keindahan alam Indonesia.

 Ada beberapa kegiatan yang menarik dari tempat Wisata Tlogo Putri ini, Yaitu setiap minggu pasti ada penampilan kebudayaan, contohnya seperti Jathilan dan campursari, "Tidak hanya setiap lebaran, Setiap minggu itu ganti-ganti, Kalo habis Jathilan kadang ada campursari, kadang ada musik jazz, keroncong, macem-macem juga penampilannya dan diambil dari wilayah kabupaten sleman, Yang mengadakan dari Dinas Kabupaten Sleman" Ungkap Ibu susi.

Jathilan yang digelar secara bergilir setiap minggu (Sumber : Dokumen Pribadi)
Jathilan yang digelar secara bergilir setiap minggu (Sumber : Dokumen Pribadi)

        Salah satunya adalah Jathilan, Jathilan merupakan warisan budaya takbenda Indonesia yang berasal dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jathilan adalah salah satu seni pertunjukan tradisional yang kaya akan kebudayaan Jawa. Seni ini melibatkan tarian yang dipadukan dengan iringan musik gamelan dan syair-syair yang bermakna. Jathilan seringkali dipentaskan dalam berbagai acara, mulai dari perayaan tradisional hingga upacara keagamaan. Dalam pertunjukan jathilan, para penari menggunakan kostum yang seragam dan yang terbuat dari anyaman bambu atau rotan yang disebut "kuda lumping" yang melambangkan kuda. Kostum ini dihias dengan kain warna-warni dan hiasan-hiasan lainnya yang memperkuat kesan magis dan mistis. Para penari kemudian menari dengan gerakan-gerakan yang luwes dan seringkali terlihat ekspresif, menampilkan kepandaian mereka dalam menari. 

       Salah satu hal yang membuat jathilan begitu menarik adalah iringan musik gamelan yang mengiringi setiap gerakan penari. Musik gamelan terdiri dari berbagai instrumen tradisional seperti gong, kendang, saron, dan slenthem yang bersama-sama menciptakan alunan yang khas dan memikat. Ritme yang dihasilkan oleh musik gamelan tidak hanya mengiringi gerakan penari, tetapi juga membangkitkan suasana mistis yang mampu memukau penonton. Selain tarian dan musik, pertunjukan jathilan juga disertai dengan syair-syair yang dinyanyikan oleh para penari atau penyanyi pengiring. Syair-syair ini seringkali mengandung pesan-pesan moral atau nilai-nilai kehidupan yang diwariskan dari generasi ke generasi. Jadi, Jathilan tidak hanya sekadar hiburan belaka, tetapi juga sarana untuk menyampaikan pesan-pesan kearifan lokal yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari. 

       Upaya untuk melestarikan seni jathilan terus dilakukan oleh para seniman dan budayawan agar warisan budaya ini tetap dapat dinikmati oleh generasi mendatang. Dengan keunikan dan keindahannya, jathilan terus menjadi bagian tak terpisahkan dari kekayaan budaya Indonesia. Melalui pertunjukan-pertunjukan yang memukau, seni ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menginspirasi dan mengajarkan kita akan pentingnya melestarikan warisan budaya untuk masa depan yang lebih baik. Jathilan sendiri masih dilestarikan secara turun temurun, Jathilan masi banyak digelar dan digemari dari berbagai lapisan masyarakat, mulai dari yang tua hingga yang muda. 

Foto Tlogo Muncar (Sumber : Dokumen Pribadi)
Foto Tlogo Muncar (Sumber : Dokumen Pribadi)

       Selanjutnya adalah Tlogo Muncar yang buka dari jam 09.00 - 15.00, Tlogo Muncar yang berada dikaki Gunung Merapi menjadikan ketinggiannya kurang lebih 900 dpl. Untuk dapat masuk menikmati keindahan tlogo muncar ini, akan dikenakan biaya di loket masuk sebesar Rp 10.000. Setelah melakukan pembayaran, Tlogo muncar ini tak langsung terlihat dari kejauhan, karena terdapat banyak pohon rimbun yang menutupinya. Jarak antara loket masuk dengan tlogo ini tak terlalu jauh, terdapat akses jalan yang menghubungkannya. Disamping jalan terdapat beberapa tempat duduk dan meja untuk beristirahat, ada beberapa spot foto yang dapat digunakan tanpa biaya tambahan, ditambah ada beberapa patung monyet yang menarik, dan ada beberapa spot bermain untuk anak-anak, seperti ayunan, jungkat-jungkit, dan lainnya.

Selfie diarea Tlogo Muncar (Sumber : Dokumen Pribadi) 
Selfie diarea Tlogo Muncar (Sumber : Dokumen Pribadi) 

       Saat melakukan perjalanan menuju tlogo muncar, Kita akan ditemani beberapa monyet yang bergelantungan di pohon, ada yang menggendong anaknya, dan ada yang diam di pinggir jalan. Namun perlu diingat untuk berhati- hati membawa barang bawaan agar tidak dicuri monyet berekor panjang. Jika pergi ke wisata ini, jangan khawatir perut lapar, karena banyak warung makan yang menjual beragam makanan, yang paling menarik adalah sate kelinci dan makanan asli khas Yogyakarta yaitu jadah tempe. " Harganya ada yang 15 ribu, Ada yang 20 ribu itu paketan, Tapi ga harus segitu, misalnya mau beli 5 ribu juga boleh, tidak harus patokan." Ujar Bu Susi, Harga jadah tempe ini termasuk terjangkau, ada yang seribuan dan ada yang paketan. Makanan dan minuman yang dijual tidak hanya itu, namun terdapat banyak pilihan, ada pecel sayur, wedang ronde, dan lainnya, yang telah dijual oleh penjual yang berada di jejeran bagian depan pintu loket masuk ke Tlogo Muncar. 

Kolam ikan, dan beberapa tempat duduk untuk beristirahat (Sumber : Dokumen Pribadi)
Kolam ikan, dan beberapa tempat duduk untuk beristirahat (Sumber : Dokumen Pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun