Memahami Perbedaan Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi dalam Sudut Pandang Islam
Dalam pemahaman Islam yang mendalam, kita seringkali mendengar mengenai Al-Qur'an, Hadis Qudsi, serta Hadis Nabawi. Ketiganya adalah sumber utama ajaran Islam yang dijadikan panduan oleh umat Muslim saat ini. Namun, penting untuk disadari bahwa ketiga sumber tersebut memiliki perbedaan dalam hal istilah, asal-usul, isi, serta peran dan fungsi masing-masing dari sumber tersebut. Tujuan dari memahami fungsi dan peran ketiga sumber tersebut adalah untuk menghindari kesalahpahaman dan dapat digunakan sebagai panduan yang tepat dan akurat.
Al-Qur'an, kitab suci umat Islam, adalah sumber utama pertama yang lafadz dan maknanya berasal dari Allah SWT. Kitab ini diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril dan disampaikan kepada umatnya. Al-Qur'an dipandang sebagai puncak keagamaan dalam Islam, bukan sekadar sebagai panduan hidup umat Muslim, melainkan juga sebagai wahyu yang tetap suci sepanjang masa. Membaca sebuah huruf Al-Qur'an akan memberikan pahala 10 kali lipat. Mereka yang mengamalkan dan menjaga Al-Qur'an dalam kehidupan mereka akan mendapat perlindungan dari Allah, baik di dunia maupun di akhirat.
Sumber kedua yang disebut Hadis Qudsi memiliki ciri khas yang menarik karena maknanya datang dari Allah SWT, tetapi lafadznya disampaikan melalui Nabi Muhammad SAW. Hadis qudsi umumnya berisi pelajaran tentang moral, spiritual, atau hubungan antara manusia dengan Allah SWT. Meskipun bersumber dari Allah SWT, hadis qudsi tetap berada di bawah Al-Quran dalam hierarki sumber hukum Islam.Â
Salah satu perbedaan mendasar antara Al-Quran dan Hadis Qudsi terletak pada:
1. Al-Quran dianggap sebagai Mukjizat yang diberikan oleh Allah yang akan dipelihara keasliannya selamanya, sementara hadis qudsi tidak dimaksudkan untuk menyaingi Al-Quran dan juga bukanlah sebagai mukjizat.
2. Setiap isi Al-Quran dapat dipastikan secara mutawatir sehingga keabsahannya sudah nyata, sementara sebagian besar hadis qudsi hanya berupa khabar ahad yang memilki kepastian yang masih diragukan.
3. Mengkaji Al-Quran huruf demi huruf dapat dianggap sebagai bentuk ibadah, sementara menghadiri hadis qudsi tidak diperhitungkan sebagai ibadah namun Allah memberikan pahala secara umum bagi mereka yang menghafalnya.
Sebagai contoh hadis qudsi yang mengatakan, "Aku sesuai prasangka hamba-Ku Kepada-Ku".
Salah satu sumber lainnya adalah Hadis Nabawi, yang merujuk pada semua yang berasal dari Nabi Muhammad SAW, baik itu ucapan, tindakan, persetujuan, ataupun karakteristik. Isi dan penyampaiannya terinspirasi sepenuhnya dari Nabi Muhammad SAW. Karena berasal dari seorang manusia yang juga nabi, beberapa hadis Nabi Nabawi juga memuat hal-hal duniawi yang tidak bersifat wahyu, seperti strategi perang atau pendapat pribadi nabi. Hadis Nabawi digunakan untuk menjelaskan makna ayat-ayat al-Quran yang berlaku secara umum, seperti tata cara shalat, zakat, dan puasa.
Sebagai ilustrasi dari perkataan Nabi, bahwa "Amal itu tergantung pada niatnya" (HR. ). Kitab Bukhari dan Muslim.