Mohon tunggu...
Azzahra Abdillah
Azzahra Abdillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Berbagi dan bercerita

Long life learner

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Anak Berkebutuhan Khusus dan Keistimewaannya

3 Februari 2021   13:40 Diperbarui: 3 Februari 2021   13:47 8233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setiap anak lahir ke dunia dengan jutaan mimpi dan potensi yang ada dalam diri, termasuk anak-anak yang diberikan keluarbiasaan oleh Allah yang memerlukan perlindungan dan perhatian khusus dalam menjalani kehidupan. Anak berkebutuhan khusus, istilah tersebut yang akhirnya dikenal oleh masyarakat umum. Istilah tersebut mungkin tidak asing lagi di telinga kita, namun sampai saat ini masih memerlukan pemahaman mendalam tentangnya, termasuk cara berinteraksi dengan anak berkebutuhan khusus di tengah masyarakat dengan kondisi yang sedikit berbeda dengan anak-anak lainnya.

Anak berkebutuhan khusus adalah anak-anak yang mengalami keterbatasan atau keluarbiasaan baik dari segi fisik, mental, perilaku sosial, emosional serta komunikasi. Ada beberapa jenis kekhususan, diantaranya kita kenal dengan tunanetra atau keterbatasan dalam melihat, tunarungu atau keterbatasan dalam mendengar, tunagrahita atau keterbatasan dalam pola intelektual dan kognitif, tunadaksa atau keterbatasan kondisi fisik, autisme, dan beberapa kekhususan lainnya. Setiap kekhususan memerlukan penanganan dan jenis perlakuan yang berbeda dengan tujuan yang sama, yaitu untuk memudahkan interaksi dan memberikan ruang yang nyaman dalam menjalani aktivitas. Secara umum, anak bekebutuhan khusus akan lebih mudah memahami kalimat yang spesifik dan jelas. Selain itu juga kita perlu menyejajarkan kontak mata untuk mendapatkan atensi penuh, dengan tetap menjaga sopan santun saat berkomunikasi.

Keluarga sebagai lingkungan terdekat sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak berkebutuhan khusus. Pola pikir dan perilaku orang tua akan sangat mempengaruhi kondisi anak, begitu pula sebaliknya. Seluruh anggota keluarga perlu bersinergi untuk dapat menjadi lingkungan ternyaman bagi anggota lainnya yang berkebutuhan khusus, dan akhirnya semua adalah tentang penerimaan dan penyesuaian. Penerimaan awal dari keluarga akan sangat mendukung anak berkebutuhan khusus untuk dapat berinteraksi dengan dunia yang lebih luas nantinya.

Setelah penerimaan keluarga, anak berkebutuhan khusus juga memerlukan lingkungan lebih luas untuk mendukung dan menjadi tempat yang nyaman untuk dapat berinteraksi serta beraktifitas sebagaimama mestinya.

Kondisi yang ramah, menghargai dan mengakui keberadaan serta menghormati keberagaman atau disebut dengan inklusifitas sangat dibutuhkan oleh anak berkebutuhan khusus untuk tetap menunjang perkembangan dan kesehariannya. Dengan kata lain, masyarakat inklusif adalah masyarakat yang mampu menerima, menghormati serta mendukung gerak anak berkebutuhan khusus tanpa diskriminasi, termasuk melalui fasilitas umum yang memang diperuntukkan kepada siapapun. Hal ini diwujudkan oleh pembangunan fasilitas ramah disabilitas oleh pemerintah dengan partisipasi masyarakat melalui pemahaman serta penyesuaian yang baik.

Untuk mendukung terwujudnya masyarakat inklusif, kita dapat berperan aktif dengan memperdalam kembali ilmu dan pengetahuan mengenai anak berkebutuhan khusus agar dapat berinteraksi dengan nyaman dan dapat membantu kesulitannya ketika bertemu di tempat umum.

Kecanggungan yang seringkali terjadi adalah ketika kita tidak memahami cara berinteraksi dengan anak berkebutuhan khusus yang memerlukan bantuan. Contohnya seperti ketika bertemu tunarungu yang butuh informasi mengenai stasiun yang hendak dituju dan pemberhentian apa saja yang sudah terlewat, kita dapat membantunya menggunakan bahasa isyarat yang mudah dan dapat dimengerti. Harapannya adalah anak berkebutuhan khusus mampu menjalani aktifitas sehari-hari tanpa perasaan takut mendapatkan perlakuan tidak baik dari masyarakat luas.

Islam memandang bahwa setiap anak merupakan amanah bagi orang tua, ladang amal nyata untuk membentuk generasi terbaik dalam menyongsong masa depan agama dan bangsa. Islam tidak membeda-bedakan seseorang berdasarkan kondisi fisik atau kekurangan yang ada pada diri seseorang, tidak terkecuali pada anak berkebutuhan khusus. Selain keringanan dalam ibadah dan muamalah, keistimewaan anak berkebutuhan khusus juga ada pada saat hari penghitungan atau yaumul hisab. Anak berkebutuhan khusus tidak akan dihisab atas apa yang tidak ada dalam dirinya. Hal ini sesuai dengan firman Allah bahwa Ia tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya (Q.S Al-Baqarah/2:286).

Keistimewaan ini merupakan wujud kasih sayang dan bukti bahwa Allah tidak salah memilih sesiapa yang tepat dan mampu menjalani kehidupan sebaik-baiknya dengan hikmah yang ada.

Dengan segala keterbatasan yang anak berkebutuhan khusus miliki, tidak sedikit kisah inspiratif yang memberikan makna syukur lebih dalam kepada orang lain di sekitarnya. Hal tersebut menjadi sebuah refleksi yang perlu kita sadari bersama bahwa setiap manusia lahir ke dunia dengan ragam kebaikannya masing-masing.

Manusia dengan segala kurang dan lebihnya tetap dan akan selalu membutuhkan orang lain untuk dapat menjalani hidup dengan lebih baik. Dari anak berkebutuhan khusus dengan segala keistimewaannya kita belajar, tidak ada sesuatu yang Allah ciptakan si-sia tanpa cinta dan kasih sayang. Jika mengutip sebuah film India berjudul Taare Zameen Par, benar bahwa setiap anak spesial dengan sinar bak bintang, mereka dapat memancarkan energi dan cahaya kebaikan dari arah mana saja. Manusia dapat mengambil hikmah dari semua yang ada di dunia dengan pemahaman dan sudut pandang yang berbeda, namun kebaikan tetap akan menumbuhkan kebaikan lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun