"Maaf ya, aku sudah merepotkanmu."
"Tidak apa-apa. Tapi, sampai kapan kamu akan bersembunyi?"
"Aku tidak tahu. Apa kamu keberatan aku berada di sini?"
"Eh, bukan masalah itu. Tapi apa tak sebaiknya kamu pulang agar keluargamu tak khawatir?"
"Mereka takkan khawatir padaku. Selama ini yang mereka pikirkan hanya harta, bahkan perjodohan ini."
"Harusnya kamu senang, setidaknya orang yang dijodohkan denganmu ialah golongan bangsawan sepertimu."
"Kamu tidak akan mengerti. Kadang, aku ingin sekali seperti gadis-gadis pada umumnya. Bebas bermain, bebas memilih teman, dan jatuh cinta. Hidup di keluaga kaya, membuatku seperti seekor burung sangkar emas. Seindah-indahnya sangkarku, aku tak bisa bahagia."
"Tapi kamu juga tidak tahu bukan, bahwa hidup bebas tak sebahagia yang kamu pikirkan?"
"Maukah kamu mengajariku bahagia?"
"Maksudnya?"
"Aku kenal banyak pemuda dari kalangan bangawan, tapi tak pernah menemukan yang sepertimu. Dan aku sudah jatuh cinta sejak kamu menyelamatkanku dua hari yang lalu."