Mohon tunggu...
Zahra_016
Zahra_016 Mohon Tunggu... -

- Study at Satya Wacana Cristian University, program Faculty of Social Sciences and Communications until now - Training as Frontliner for 1 year ago at Laras Asri Resort and Spa Salatiga - Hotelier at Hotel Horison Semarang as a Receptionist and Guest Relation Officer during 2 years ago

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Serial 'TED' Tidak Baik Untuk Anak, Hadir Kembali

19 September 2015   21:53 Diperbarui: 19 September 2015   21:59 837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  https://www.google.com/search?q=ted

Ted, adalah sebuah film komedi yang sangat sukses karya Seth MacFarlane di tahun 2012, tokoh utama diperankan oleh Mark Wahlberg, Mila Kunis dan Seth Mac Farlane sendiri sebagai pengisi suara Ted. Film ini menceritakan seorang anak bernama John Bennett yang mendapatkan sebuah hadiah natal berupa boneka beruang Teddy Bear (Ted) dari kedua orang tua nya. Boneka tersebut dapat hidup dan berbicara seperti layaknya manusia. Sebagai anak yang dikucilkan (John Benneth), tentu saja dia sangat bahagia dengan kehadiran Teddy bearnya. Persahabatan mereka berlanjut hingga dewasa. Pada saat inilah permasalahan muncul didalam kehidupan mereka. Ketika John harus menentukan pilihan antara hidup bersama calon istrinya atau memilih tinggal bersama dengan Ted, sahabat yang sangat disayanginya. Hal menarik didalam film ini apabila dikaji lebih dalam adalah pada sosok Ted sebagai tokoh utama. Seekor hewan maupun sebuah boneka yang dapat berbicara dan memiliki sifat seperti manusia seperti halnya Ted adalah hal yang biasa seperti kita lihat di dalam film. Seperti Winnie The Pooh, atau Yogi Bear adalah beruang yang memiliki sifat baik hati dan penyayang yang disukai oleh anak-anak. Namun, berbeda dengan Ted yang memiliki pikiran dewasa, nakal, porno, suka menggoda wanita, mabuk-mabukan, maupun menghisap obat terlarang, dsb. Sifat Ted seperti ini yang menyebabkan beberapa orang tua perlu jeli untuk memilih tontonan yang tepat untuk anak-anaknya.

Pada awal permulaan film ini belum terlihat unsur yang dapat mempengaruhi pikiran serta pandangan hidup anak-anak. Dalam film ted ini sangat menghibur dalam artian pada umumnya boneka yang setau kita adalah benda mati namun tetapi di film ted ini boneka teddy bear hidup dengan lucunya di karenakan permohonan, banyak orang menyukai film ini dengan tingkah laku si boneka beruang yang terus jail dan nakal serta menghisap ganja.

Sebelum kita melihat tayangan ted, sebaiknya kita mengkaji boneka beruang ini dalam pendekatan semiotika atau ilmu tanda. Didalam poster atau gambar ted yang tampak secara visual merupakan sebuah boneka berwarna krem atau coklat bersih dengan dua bola mata kecil berwarna hitam dan sedikit coklat, memiliki dua alis yang tebal, memiliki moncong pendek berwarna putih, memiliki mulut yang tidak terlalu lebar, hidung yang kecil berwarna hitam, memiliki bulu-bulu yang lembut, terbuat dari isisan kapas yang lembut, boneka ini duduk disebuah sofa yang bersih dengan tangan kirinya yang membawa botol bir berlabel merah,sedangkan tangan kanan terangkat keatas dan kedua kakinya naik diatas sofa. Dibalik itu semua terdapat makna konotasi yang harus dicermati, makna boneka beruang sudah lagi tidak dianggap lucu, baik, berhati lembut, penyayang, dan memiliki sifat-sifat yang dekat dengan anak yang telah disepakati menurut sejarah dari boneka beruang itu sendiri. Terdapat kemungkinan bahwa masing-masing tanda memiliki makna yang saling mempengaruhi yaitu antara botol bir dan boneka beruang disini. Hal terpenting disini, makna yang telah diyakini atau terkodekan oleh masyarakat tentang boneka beruang mulai diusik dan diganggu dengan dua tanda yang secara struktural memiliki makna yang dapat bertentangan (botol bir dan boneka beruang 'TED'). Tidak hanya botol bir, kini ted yang semakin dewasa. 

Mengapa film ini di katakan tak dapat di tonton oleh anak-anak di karenakan memberi dampak buruk buat anak-anak, film ini sangat memperlihatkan contoh kehidupan yang bebas di karenakan dalam film ini ted menjadi sebuah boneka yang bebas tanpa aturan serta dapat melakuakan apa yang menjadi kemauan dirinya, dalam hal ini sangat mudah memberi dampak kepada anak-anak jika film ini di peruntukan anak-anak yang masih labil dalam memilih mana yang baik dan buruk serta dalam film ini Memberikan unsur kebebasan yang bebas dengan dapat mengunakan ganja serta meminum minuman yang beralkohol. Dalam pembahasan ini ingin mengingatkan atau memberi tahu dampak dari film menghibur ini sangat mudah mempengaruhi anak-anak penerus bangsa kita, jangan biarkan film ted ini menjadi film kesukaan hiburan dalam tayangan anak-anak kita semua. Apalagi tayangan ted ini dapat kita lihat di bioskop, dapat di unduh di Internet maupun kita bisa membeli CDnya.

https://www.google/search?pengaruhanak 

Gambar di atas memberikan artian bahwa anak-anak selalu menjadi pengaruh terhadap tayangan apa yang ada di televisi, anak-anak akan mencontohi apa yang menurutnya itu dapat membuat dia senang dan akan melakukan hal-hal yang belum pernah ia lakukan tetapi akan di lakukan karebna merasa yakin dan bisa seperti apa yang ada di dapat saat menonton tv, tujuan mengikuti apa yang di dapat atau di contoh di tv agar mendapat pujian atau perhatian orang tua, ini menjadi bagian dari pengaruh yang mudah di dapatkan di setiap film sperti film ted yang dapat memberi pengaruh terhadap anak-anak.
semua apa yang sering di liat dan lakukan akan menjadi hal penting dalam kehidupan kita terutama anak-anak yang masih labil, sering menonton tv atau film-film yang akan memberi pengaruh terhadap anak anak itu sendiri.
Dalam pembahasan di atas memberikan sebuah penjelasan bahwa serial ted terhadap anak memiliki dampak pada peniruan yang akan dijelaskan pada "teori pembelajaran sosial".

Teori pembelajaran social ini dikembangkan oleh Albert Bandura (1986). Teori ini menerima sebagian besar dari prinsip – prinsip teori – teori belajar perilaku dari seseorang, tetapi memberikan lebih banyak penekanan pada kesan dan isyarat – isyarat perubahan perilaku, dan pada proses mental internal. Jadi dalam teori pembelajaran sosial kita akan menggunakan penjelasan – penjelasan reinforcement eksternal dan penjelasan kognitif internal untuk memahami bagaimana belajar dari orang lain. Dalam pandangan belajar social “ manusia “ itu tidak didorong oleh kekuatan dari dalam dan juga tidak dipengaruhi oleh stimulus lingkungan.

Adapun dua jenis pembelajaran melalui pengamatan :

1. Pembelajaran melalui pengamatan kondisi yang dialami oleh orang lain.

Contohnya seorang anak akan menyukai serial film boneka beruang 'Ted' dengan melihat serta menyimak setiap adegan demi adegan yang dilakukan ted, tanpa disadari anak akan meniru perbuatan ted dan memperagakannya baik dengan perbuatan atau ucapan kepada teman-temannya dan teman-temannya tersebut juga meniru agar terlihat sama seperti seorang anak tersebut.

2.pembelajaran melalui pengamatan meniru perilaku model meskipun model itu tidak mendapatkan penguatan positif atau penguatan negatif saat mengamati itu sedang memperhatikan model itu mendemonstrasikan sesuatu yang ingin dipelajari oleh pengamat tersebut dan mengharapkan mendapat pujian atau penguatan apabila menguasai secara tuntas apa yang dipelajari itu. Model tidak harus diperagakan oleh seseorang secara langsung, tetapi kita dapat juga menggunakan seseorang pemeran atau visualisasi tiruan sebagai model (Nur, M,1998.a:4). Contoh dari pengertian ini tidak jauh berbeda dengan contoh pertama.

Proses pembelajaran tersebut dinamakan "Social Learning". Perilaku peniruan manusia terjadi karena manusia merasa telah memperoleh tambahan ketika kita meniru orang lain, dan memperoleh hukuman ketika kita tidak menirunya.

Persilangan makna seperti kasus Ted ini masih belum banyak diterima oleh kultur sebagian besar masyarakat Indonesia. Banyak yang beranggapan bahwa TED adalah film untuk anak-anak sehingga membawa anak-anak untuk menonton bersama, ada pula yang belum siap menerima sebuah boneka beruang yang lucu memiliki sifat seperti seorang laki-laki pemabuk, suka bermain wanita dsb, bahkan masyarakat menilai itu tidak tepat dan melabeli film yang menyesatkan. Disisi lain, ini sebuah tanda kebebasan keluar dari struktur, menganggap hal tersebut menjadi hiburan yang sangat menyenangkan, lepas, dan sangat bebas.

 Oleh karena itu sebagai orang tua atau kita sebagai orang dewasa, harus tanggap mengenai fenomena kasus ini. Apalagi pada bulan ini serial bergenre komedi 'Ted 2' kembali tayang di Bioskop. Perhatikan anak anda jangan sampai kelakuan yang dibawakan boneka beruang ini sampai ditiru oleh anak-anak anda yang masih belum dikatakan dewasa dan berikan pengarahan yang positif kepada anak anda untuk melihat film yang sesuai dengan umurnya.

 

 REFRENSI :

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun