Mohon tunggu...
zahra
zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan S1 Bimbingan dan Konseling di Universitas Sebelas Maret.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Konseling Keluarga: Mengatasi Dilema Peran dan Memperkuat Hubungan dalam Kehidupan Keluarga

4 Januari 2025   17:28 Diperbarui: 4 Januari 2025   17:30 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Keluarga adalah unit sosial yang sangat penting, tetapi di dunia yang serba cepat dan penuh tantangan ini, banyak keluarga menghadapi dilema peran yang dapat mengganggu keharmonisan rumah tangga. Tuntutan kehidupan modern mengharuskan setiap anggota keluarga untuk menjalankan berbagai peran yang sering kali tumpang tindih, yang pada gilirannya dapat menyebabkan kebingungan, ketegangan, dan konflik. Dalam konteks ini, konseling keluarga berperan penting untuk membantu keluarga mengatasi dilema peran dan memperkuat hubungan antar anggota keluarga. Artikel ini akan membahas bagaimana konseling keluarga dapat membantu mengatasi dilema peran dan meningkatkan hubungan keluarga di dunia yang semakin kompleks ini.

Dilema Peran dalam Keluarga Modern

Dalam masyarakat modern, peran dalam keluarga sering kali menjadi lebih kabur dan tumpang tindih. Banyak pasangan yang bekerja di luar rumah, anak-anak yang memiliki jadwal padat di sekolah atau kegiatan ekstrakurikuler, dan berbagai tuntutan sosial yang membuat setiap anggota keluarga merasa kesulitan untuk menjalani peran mereka secara efektif. Seperti yang dijelaskan oleh McGoldrick, Carter, dan Garcia-Preto (2016), dilema peran ini terjadi ketika harapan dan ekspektasi terhadap peran individu dalam keluarga tidak jelas, atau peran tersebut tidak seimbang. Misalnya, seorang ibu yang bekerja mungkin merasa terbebani dengan tanggung jawab sebagai ibu rumah tangga yang juga harus bekerja di luar rumah, sementara ayah yang juga sibuk dengan pekerjaan merasa tidak memiliki cukup waktu untuk berperan dalam pengasuhan anak.

Peran anak yang harus berprestasi di sekolah, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan memenuhi harapan orang tua juga dapat memperburuk dilema ini. Ketidakjelasan dalam peran, serta harapan yang tidak realistis, bisa menyebabkan ketegangan dan perasaan frustrasi di antara anggota keluarga. Oleh karena itu, penting bagi setiap keluarga untuk mendiskusikan peran mereka secara terbuka dan mencari solusi yang adil untuk semua pihak.

Peran Konselor dalam Mengatasi Dilema Peran Keluarga

Konselor keluarga berperan sebagai mediator yang membantu keluarga untuk menyusun ulang peran-peran mereka dan menemukan keseimbangan yang lebih sehat. Berikut adalah beberapa peran penting konselor dalam membantu mengatasi dilema peran dalam keluarga:

1. Mengklarifikasi dan Menyusun Ulang Peran Keluarga.

Konselor keluarga dapat membantu setiap anggota keluarga untuk mengeksplorasi harapan mereka terhadap peran masing-masing dan memberikan panduan tentang bagaimana peran-peran tersebut dapat lebih seimbang dan realistis. Sebagaimana dijelaskan oleh McGoldrick, Carter, dan Garcia-Preto (2016), konselor keluarga bekerja dengan keluarga untuk mendefinisikan ulang peran, membuat mereka lebih selaras dengan nilai-nilai dan kebutuhan keluarga, serta lebih adil dalam pembagian tugas sehari-hari.

2. Mengajarkan Komunikasi yang Efektif

Ketidakseimbangan peran sering kali terjadi karena kurangnya komunikasi yang jelas antar anggota keluarga. Konselor keluarga akan mengajarkan teknik komunikasi yang efektif, seperti mendengarkan secara aktif dan berbicara tanpa menyalahkan, sehingga setiap anggota keluarga dapat lebih memahami perasaan dan kebutuhan satu sama lain. Seperti yang dijelaskan oleh Watzlawick, Beavin, dan Jackson (2017), komunikasi yang terbuka dan empatik adalah kunci untuk mengurangi kesalahpahaman dan konflik dalam keluarga.

3. Meningkatkan Penghargaan Antar Anggota Keluarga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun