Mohon tunggu...
Zahra Wardah
Zahra Wardah Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu rumah tangga yang hobi menulis

Selain menulis dan ngeblog (coretanzahrawardahblogspot.com), Zahra Wardah juga menekuni di dunia Layouter, Youtuber: Cerita Keren. Silakan singgah. Semoga harimu menyenangkan. Aamiin.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Wanita Malam dari Desa (Bab 5)

8 Juli 2023   11:49 Diperbarui: 8 Juli 2023   11:51 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bab 5: Pengakuan Mas Walid

Aku terbangun kala sinar matahari menerobos melalui jendela kaca kamar ini. Cuaca hari ini cerah. Memang akhir-akhir ini cuaca sering ekstrem. Pagi sampai siang panas sekali, tiba-tiba sore hujan lebat seperti kemarin. Di kamar yang serba putih ini kakiku sudah mulai sehat. Semoga hari ini sudah boleh pulang. Lebih cepat pulang lebih cepat bisa bertemu Aisyah bukan? Tapi Mas Tejo selalu mengundur-undur. Aku tak habis pikir dengan pria itu. Tega sekali dia memisahkan ibu dengan anak kandungnya sendiri.
Suara dering ponselku sukses membuyarkan lamunanku. Kemarin memang Mas Tejo selalu menelepon, tetapi tak kuhiraukan. Kini nama Pak Tohir yang muncul di ponselku.


"Iya, Pak. Ada apa?" tanyaku setelah salam terlebih dahulu.


"Kamu di mana? Tejo menelepon kenapa enggak diangkat? Kamu lupa ada janji?"


Gendang telingaku seakan pecah mendengar suara keras dari ujung telepon. Aku baru ingat. Aku harus mengenakan baju hadiah Pak Tejo untuk bertemu seseorang. Dasar Tejo. Tega banget. Sudah memisahkan ibu dengan anak. Kini mantan istrinya dijual.


"Kemarin saya kecelakaan, Pak. Maaf. Sekarang saya di rumah sakit. Tapi, sudah mendingan."


"Apa? Kamu tidak apa-apa, kan? Apanya yang sakit? Di rumah sakit mana dirawatnya?"


"Alhamdulillah sekarang sudah mendingan. Kaki saja, sih, yang sakit. Nanti juga pulang. Ya, sudah saya tutup dulu, ya, Pak. Dadah."


Aku memutus sambungan telepon sepihak. Tampaknya di luar sedang ada ribut-ribut. Entah apa? Penasaran. Pelan-pelan aku menuju pintu dan membuka sedikit. Di sana terdapat Mas Walid dengan seseorang wanita tua yang sepertinya itu ibunya.


"Mana dia wanita itu? Gara-gara dia pesanan sahabatku telat. Mana dia?" Wanita itu berteriak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun