Mohon tunggu...
Zahra Nesia Khoirunnisa
Zahra Nesia Khoirunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Sunan Ampel Surabaya

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Berkembangnya Bakar dan Kreativitas Anak Usia Dini

22 Mei 2023   12:03 Diperbarui: 22 Mei 2023   12:06 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kreativitas menurut Santrock (2002) yaitu kemampuan untuk memikirkan sesuatu dengan cara-cara yang baru dan tidak biasa serta melahirkan suatu solusi yang unik terhadap masalah-masalah yang dihadapi. Mayesty (1990) menyatakan bahwa kreativitas adalah cara berpikir dan bertindak atau menciptakan sesuatu yang original dan bernilai/berguna bagi orang tersebut dan orang lain. 

Sejalan dengan yang dikemukakan oleh Gallagher (dalam Munandar, 1999) mengungkapkan bahwa kreativitas berhubungan dengan kemampuan untuk menciptakan, mengadakan, menemukan suatu bentuk baru dan atau untuk menghasilkan sesuatu melalui keterampilan imajinatif, hal ini berarti kreativitas berhubungan dengan pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam dan orang lain. 

Pada intinya kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Selaras dengan yang dikemukakan oleh Moreno dalam Slameto yang penting dalam kreativitas itu bukanlah penemuan sesuatu yang belum pernah diketahui orang sebelumnya, melainkan bahwa produk kreativitas itu merupakan sesuatu yang baru bagi diri sendiri dan tidak harus merupakan sesuatu yang baru bagi orang lain atau dunia pada umumnya. 

Dengan demikian, disimpulkan bahwa kreativitas ialah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk menghasilkan suatu ide/ produk yang baru/original yang memiliki nilai kegunaan, dimana hasil dari ide/ produk tersebut diperoleh melalui proses kegiatan imajinatif atau sintesis pemikiran yang hasilnya bukan hanya perangkuman, tetapi mencakup pembentukan pola baru dan gabungan informasi yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya.

Pengembangan bakat kreativitas anak sering ditelantarkan dalam pendidikan formal, padahal amat bermakna bagi pengembangan potensi anak secara utuh dan bagi kemajuan ilmu pengetahuan serta seni budaya. Kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. 

Sikap dan perilaku kreatif perlu dipupuk sejak dini, agar anak didik kelak tidak hanya menjadi konsumen pengetahuan, tetapi mampu menghasilkan pengetahuan baru, tidak hanya menjadi pencari kerja, tetapi mampu menciptakan pekerjaan baru. Dalam pengembangan kreativitas anak perlu peran sinergi dari orang tua, sekolah/guru dan masyarakat pada umumnya. Bimbingan dan konseling perlu bagi anak berbakat kreatif. Konselor perlu menemukenali potensi anak-anak kreatif ini dan memberi sistem dukungan serta model pembelajaran yang memupuk produktivitas kreatif mereka. 

Anak-anak yang berbakat di bidang yang sama, pengembangannya belum tentu menggunakan cara yang sama, bahkan tidak semua dapat mewujudkan bakatnya menjadi prestasi yang unggul. Menurut Zahra Nesia Khoirunnisa, bakat diartikan sebagai kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. Sedangkan kemampuan menunjukkan suatu tindakan dapat dilakukan sekarang, sedangkan bakat memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan di masa mendatang. 

Prestasi merupakan perwujudan dari bakat dan kemampuan. Prestasi yang sangat menonjol dalam salah satu bidang mencerminkan bakat yang unggul dalam bidang tersebut.

Pengembangan kreativitas sering ditelantarkan dalam pendidikan formal, padahal amat bermakna bagi pengembangan potensi anak secara utuh dan bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan seni budaya. 

Kreativitas penting Dipupuk dan Dikembangkan dalam Diri Anak

Kreativitas penting bagi kehidupan manusia, karena dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya dan perwujudan diri tersebut merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia; b) berfikir kreatif sebagai kemampuan melihat berbagai kemungkinan penyelesaian masalah kurang mendapat perhatian dalam pendidikan formil; c) sibuk berkreatif bukan hanya menghasilkan manfaat tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu tersebut;

d) kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Sikap dan perilaku kreatif perlu dipupuk sejak dini, agar anak didik kelak tidak hanya menjadi konsumen pengetahuan, tetapi mampu menghasilkan pengetahuan baru, tidak hanya menjadi pencari kerja, tetapi mampu menciptakan pekerjaan baru.

Teori yang Melandasi Pengembangan Kreativitas

Beberapa teori yang berusaha menjelaskan pembentukan kepribadian kreatif, di antaranya: 

A. Teori Tentang Pembentukkan Pribadi Kreatif

Diambil dari dua mazhab yaitu teori psikoanalisis dan teori humanistik untuk digunakan sebagai landasan perencanaan program pendidikan anak berbakat. 1) Teori psikoanalisis Teori psikoanlisis melihat kreativitas sebagai hasil mengatasi suatu masalah, yang biasanya mulai di masa anak-anak. 

Pribadi kreatif dipandang sebagai seseorang yang pernah mempunyai pengalaman traumatis, sehingga manimbulkan gagasan-gagasan yang disadari dan tidak disadari bercampur menjadi pemecahan inovatif dari trauma. Tindakan kreatif mentransformasi keadaan psikhis yang tidak sehat menjadi sehat. 2) Teori Humanistik Teori ini melihat kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat tinggi. Kreativitas dapat berkembang selama hidup, dan tidak terbatas pada lima tahun pertama. 

B. Teori Tentang "Press"

Kreativitas anak agar dapat terwujud membutuhkan adanya dorongan dalam dirinya ( motivasi intrinsik ) maupun dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik). Dorongan internal merupakan motivasi primer untuk kreativitas ketika individu membentuk hubungan-hubungan baru dengan lingkungannya dalam upaya menjadi diri sepenuhnya. Dorongan ada pada setiap orang dan bersifat internal, ada dalam individu sendiri namun membutuhkan kondisi yang tepat untuk diekspresikan. Kondisi lingkungan yang dapat mendorong kreativitas anak menurut pengalaman Rogers dalam psikoterapi yaitu penciptaan kondisi keamanan dan kebebasan psikologis yang memungkinkan timbulnya kreativitas yang konstruktif.

C. Teori Tentang Produk Kreatif

Dikemukakan bahwa perilaku kreatif memerlukan kombinasi antara ciri-ciri psikologis yang berinteraksi sebagai berikut: sebagai hasil berfikir konvergen manusia memiliki seperangkat unsur-unsur mental. Jika dihadapkan dengan situasi yang menuntut tindakan, individu mengerjakan dan mengembangkan unsur-unsur mental sampai timbul konfigurasi. Konfigurasi ini dapat berupa gagasan, model, tindakan, cara menyusun kata, melodi atau bentuk. Konstruksi konfigurasi tersebut juga memerlukan motivasi, karakteristik pribadi yang sesuai, unsur-unsur sosial dan keterampilan komunikasi. Proses ini disertai perasaan dan emosi yang dapat menunjang atau menghambat. Berdasarkan pemikiran di atas dapat dikemukakan ciri-ciri kepribadian anak yang kreatif: a. Selalu ingin tahu dan minat yang luas; b. Percaya diri, penuh semangat, cerdik dan tidak penurut; c. Berani mengambil resiko, tetapi dengan perhitungan.

Peran Orang Tua dalam Mengembangkan Kreativitas Anak

Dalam membantu anak mewujudkan kreativitas mereka perlu dilatih dalam keterampilan tertentu sesuai dengan minat pribadinya dan diberi kesempatan untuk mengembangkan bakat atau talenta mereka. Orang tua perlu menciptakan iklim yang merangsang pemikiran dan keterampilan kreatif anak serta menyediakan sarana prasarana. 

Di samping perhatian, dorongan dan pelatihan dari lingkungan, perlu ada motivasi intrinsik pada anak. Minat anak untuk melakukan sesuatu harus tumbuh dari dalam dirinya atas keinginannya sendiri. Keberhasilan kreatif adalah persimpangan antara keterampilan anak dalam bidang tertentu, keterampilan berpikir kreatif serta motivasi intrinsik dapat juga disebut motivasi batin (Amabile Kegiatan mengobrol secara rutin dalam keluarga sangat bermanfaat. cara ini menumbuhkan rasa tanggung jawab kolektif pada anak dan orang tua, merupakan bagian dari proses pengambilan keputusan bersama. 

Demikian juga dengan mengembangkan rasa saling memiliki (belonging) dalam kelompok keluarga, akan mendorong timbulnya rasa tanggung jawab dan pengambilan keputusan.

Mekanisme Kreativitas

Orang-orang kreatif berhasil mencapai ide, gagasan, pemecahan, penyelesaian, cara kerja, hal atau produk baru, biasanya sesudah melewati beberapa tahap, dengan urutan yang dikemukakan oleh David Cambell melalui lima tahap dalam proses kreatif yaitu:

1. Persiapan (Preparation)

Meletakan dasar, mempelajari latar belakang masalah, seluk beluk dan problematikanya. Meskipun tidak semua ahli kreatif, namun kebanyakan pencipta adalah ahli. Terobosan gemilang dalam suatu bidang hampir selalu dihasilkan oleh orang-orang yang sudah lama berkecimpung dan lama berpikir dalam bidang itu. Persiapan untuk kreativitas itu kebanyakan dilakukan atas dasar "minat". Kesuksesan orang-orang besar tercapai dan bertahan, bukan oleh loncatan yang tiba-tiba, tetapi dengan usaha keras.

2. Konsentrasi (Concentration)

Orang-orang kreatif biasanya serius, perhatiannya tercurah dan pikirannya terpusat pada hal yang mereka kerjakan. Penulis, seniman, ilmuan, penemu, orang iklan, dan usahawan inovatif kerap menceritakan saat-saat konsentrasi panjang yang mereka buat sebelum perkara yang  mereka coba pecahkan teratasi. Orang-orang semacam itu memang merangsang tirai yang dipergunakan untuk menyaring tuntutan dari luar: kepentingan keluarga dikesampingkan, hidup kemasyarakatan amat dibatasi, acara harian dianggap tidak penting, bahkan pekerjaan rutin diletakkan di luar perhatiannya.

 Yang menyita lahir batin mereka adalah perkara yang sedang mereka hadapi, mereka membuat konsentrasi. Tahap konsentrasi merupakan kelanjutan dari proses studi pada tahap persiapan, tetapi lebih intensif. Tahap konsentrasi merupakan waktu pemusatan, waktu menimbang-nimbang, waktu menguji, waktu awal,untuk mencoba dan mengalami gagal, trial and error. Jika dari usaha konsentrasi itu, tidak lahir sukses dalam waktu yang wajar, konsentrasi memuncak menjadi semacam kegilaan. Orang yang melakukan konsentrasi itu menjadi kecewa, kendor dan kehilangan kesabaran."mengapa belum muncul ide, gagasan, pemecahan, penyelesaian cara baru dibenakku? Jawaban pasti ada! Tetapi dimana. 

3. Inkubasi (Incubation)

Mengambil waktu untuk meninggalkan perkara, istirahat, waktu santai. Sebuah busur tak dapat direntang terus-menerus untuk jangka panjang tanpa bahaya patah. Maka kita perlu melarikan diri dari perkara yang sedang kita selesaikan, masalah yang hendak kita pecahkan. Inkubasi merupakan saat di mana sedikit demi sedikit kita bebaskan dari kerutinan berpikir, kebiasaan bekerja, kelaziman pemakai cara.

4. Iluminasi

Tahap iluminasi merupakan tahap yang paling menyenangkan sebab bagian yang paling nikmat dalam penciptaan. Sebab tahap ketika segalanya jelas dan penerapan untuk pemecahan masalah, penyelesaian perkara, cara kerja, jawaban baru tiba-tiba tampak laksana kilat. Pada waktu tahap iluminasi itu datang. Kita ibarat orang mabuk kepayang. Kita melayang amat gembira tak terlukiskan. Hal ini dapat dipahami, sebab tahap iluminasi tiba, baru sesaat sesudah konsentrasi yang padat dan kekecewaan yang kerap tidak kecil.

 Sesudah kita bersitegang diri dengan masalah atau perkara selama berhari-hari, berbulan-bulan, bahkan mungkin bertahuntahun, secara tiba-tiba pemecahan masalah atau penyelesaian perkara itu muncul, laksana letusan mercon hebat ditengah malam sunyi. 

Pelepasan dari ketegangan itu seperti ledakan, baik uap panas yang memecahkan alat penyimpanannya. Rasa nyaman itu menjadi semangkin besar, mana kala penyelesaian perkara dan pemecahan masalah itu muncul dengan mendadak tak terduga-duga dan tak diharap-harapkan. Kita dapat saja berteriak berisi pemberitahuan secara terbata-bata tentang ide, gagasan hebat yang baru di dapat, masalah yang selesai, perkara yang terselesaikan, jawaban yang baru diketemukan. 

Ciri-ciri Anak Kreatif

Dunia anak merupakan dunia kreativitas, dimana anak membutuhkan ruang gerak, berpikir dan emosional yang terbimbing dan cukup memadai. Kemampuan otak atau berpikir merupakan salah satu aspek yang berpengaruh terhadap munculnya kreativitas seseorang, kemampuan berpikir yang dapat mengembangkan kreativitas adalah kemampuan berpikir secara divergen, yaitu kemampuan untuk memikirkan berbagai alternatif pemecahan suatu masalah. Sedangkan perasaan atau kecerdasan emosi adalah aspek yang berkaitan dengan keuletan, kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi ketidak pastian dan berbagai masalah yang berkaitan dengan kreativitas. 

Tiga potensi tersebut akan terus menerus mengantarkan anak pada kemandiriannya yang akan berproses pada kedewasaan diri. Jadi, ketika anak kehilangan dunianya, maka hal ini akan membunuh kreativitas mereka. Ingat, bahwa kreativitas melibatkan interaksi antara otak, perasaan dan gerak dalam kegiatan yang menyenangkan yaitu dalam kegiatan bermain. Anak adalah manusia unik yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan orang dewasa.

Kesimpulan

A. Bakat diartikan sebagai kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud.

B. Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan suatu karya baru yang merupakan hasil dari pemikiran dan gagasan, termasuk kemampuan membuat alternatif pemecahan masalah berdasarkan data, informasi yang dikaji secara cerdik. 

C. Sikap dan perilaku kreatif perlu dipupuk sejak dini, agar anak didik kelak tidak hanya menjadi konsumen pengetahuan, tetapi mampu menghasilkan pengetahuan baru, tidak hanya menjadi pencari kerja, tetapi mampu menciptakan pekerjaan baru. 

D. Peran orang tua, sekolah/guru dan masyarakat dalam mengembangkan kreativitas anak sangat menentukan dan perlu dilakukan secara sinergi. 

E. Mengembangkan anak kreatif jangan terlalu membatasi/ mencegah dan menakut-nakuti, jangan salah menempatkan dalam menentukan keahlian verbal. Kritik yang destruktif dan tekanan dari kelompok sebaya dalam menyesuaikan diri perlu mendapat perhatian. 

F. Kreativitas anak membutuhkan dorongan dalam dirinya (motivasi intrinsik) maupun dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik). Dorongan internal membutuhkan kondisi yang tepat untuk diekspresikan. Kondisi lingkungan yang mendorong kreativitas anak yaitu penciptaan kondisi keamanan dan kebebasan psikologis yang memungkinkan timbulnya kreativitas yang konstruktif. 

G. Ciri-ciri guru yang dibutuhkan bagi anak berbakat kreatif adalah: sikap demokratis, ramah, dan memberi perhatian perorangan, sabar, minat luas, penampilan yang menyenangkan, adil, tidak memihak, rasa humor, perilaku konsisten, memberi perhatian terhadap masalah anak, kelenturan, menggunakan penghargaan dan pujian serta kemahiran yang luar biasa dalam mengajar subjek tertentu. 

Oleh: Zahra Nesia Khoirunnisa (06040922088)

Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan 

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun