Mohon tunggu...
Zahorotul Ani Maulidiyah
Zahorotul Ani Maulidiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi : mendengarkan musik dan olahraga topik fav : imajinasi dan fantasi ambivert taurus

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pembelajaran Olahraga dalam Teori Jerome Bruner

16 November 2024   00:09 Diperbarui: 16 November 2024   00:46 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.panditfootball.com/

Jerome Bruner adalah seorang psikolog kognitif yang dikenal karena kontribusinya dalam teori pembelajaran. Salah satu teorinya yang paling berpengaruh adalah Teori Pembelajaran Jerome Bruner, yang menekankan pentingnya struktur pengetahuan dan pembelajaran yang bersifat aktif. 

Jerome Bruner percaya bahwa belajar paling efektif terjadi melalui pengalaman langsung dan melibatkan siswa dalam proses menemukan pengetahuan sendiri. Dalam pembelajaran olahraga, idenya bisa diterapkan dengan beberapa langkah sederhana. 

Misalnya nih, belajar melalui Praktik Langsung dalam pembelajaran teknik menggiring bola, langkah pertama adalah guru menjelaskan tujuan latihan kepada siswa dengan bahasa sederhana, seperti, "Hari ini kita akan belajar cara membawa bola ke depan sambil tetap mengontrolnya." 

Setelah itu, guru mendemonstrasikan cara menggiring bola di lapangan, menunjukkan penggunaan sisi dalam kaki untuk mendorong bola perlahan. Kemudian, siswa diberi kesempatan untuk mencoba gerakan tersebut secara mandiri, menggunakan kaki kanan maupun kiri, sambil berusaha menjaga bola tetap dekat.

Selama latihan, guru memberikan arahan langsung, seperti memperbaiki posisi kaki, mengingatkan siswa untuk tidak terus-menerus melihat bola, dan memastikan bola tetap berada dalam kendali. Proses latihan dilakukan secara bertahap. 

Pada tahap awal, siswa berlatih menggiring bola dalam garis lurus untuk melatih keseimbangan.

 Selanjutnya, mereka mencoba menggiring bola melewati rintangan sederhana, seperti cone yang diatur dengan jarak tertentu. Di tahap yang lebih maju, siswa dapat mengikuti permainan kecil, misalnya berlomba dengan teman untuk menggiring bola sambil menjaga kontrol.

Setelah latihan selesai, guru memberikan umpan balik, seperti, "Bagus, tetapi cobalah lebih sering menggunakan sisi dalam kaki," atau "Jaga jarak bola agar tetap dekat dengan kaki." Guru juga mengevaluasi kemampuan siswa untuk memastikan pemahaman mereka terhadap teknik dasar. 

Jika ada siswa yang belum menguasainya, mereka diberi kesempatan untuk mencoba kembali. Dengan pendekatan ini, siswa mendapat pengalaman langsung, refleksi terhadap gerakan mereka, serta kesempatan untuk meningkatkan koordinasi motorik secara bertahap.

Belajar dengan Melihat Gambar atau Video, Setelah siswa mencoba menggiring bola secara langsung, guru menekankan pentingnya memahami teknik secara lebih mendalam melalui media visual. 

Guru dapat memutar video pendek yang menunjukkan pemain profesional menggiring bola dengan teknik yang benar, menyoroti aspek seperti posisi kaki, postur tubuh, dan kontrol bola. 

Jika video tidak tersedia, guru dapat menggunakan gambar atau diagram yang memperlihatkan, misalnya, posisi kaki yang miring saat menyentuh bola dengan sisi dalam, tubuh yang sedikit condong ke depan untuk keseimbangan, serta pandangan mata yang mengarah ke depan, bukan ke bola. Setelah itu, siswa diajak berdiskusi mengenai apa yang mereka amati dari visual tersebut, seperti cara pemain menjaga bola tetap dekat atau posisi tubuh mereka.

Siswa kemudian diminta meniru gerakan yang ditunjukkan dalam visual, dimulai tanpa bola untuk memastikan mereka memahami teknik dasarnya. Setelah itu, mereka kembali mempraktikkan teknik menggiring bola, kali ini dengan fokus pada poin-poin utama yang terlihat dalam video atau gambar, seperti posisi kaki yang tepat dan kontrol bola yang baik. 

Guru memantau latihan dan memberikan saran, seperti, "Gunakan sisi dalam kaki seperti yang ditunjukkan di video," atau "Condongkan tubuh sedikit ke depan untuk keseimbangan." 

Jika diperlukan, siswa diajak untuk melihat kembali visual tersebut guna membandingkan gerakan mereka dengan teknik yang benar. Pendekatan ini menggunakan visualisasi untuk membantu siswa lebih memahami teknik menggiring bola dan meningkatkan kesadaran mereka terhadap gerakan yang perlu diperbaiki.

Belajar melalui Penjelasan Verbal, setelah siswa memahami teknik dasar menggiring bola melalui praktik langsung dan visualisasi, guru memberikan penjelasan verbal untuk memperkuat pemahaman mereka. 

Guru menggunakan bahasa yang sederhana agar mudah dipahami, misalnya, dengan berkata, "Gunakan sisi dalam kaki untuk mendorong bola secara perlahan, jangan terlalu kuat agar bola tetap terkontrol," atau "Jaga bola tetap dekat dengan kaki kalian, jangan biarkan bola terlalu jauh karena akan sulit dijangkau." 

Penjelasan ini tidak hanya memberikan petunjuk teknis, tetapi juga menjelaskan alasan mengapa teknik tersebut penting, seperti untuk menjaga kontrol bola dan mempermudah pergerakan saat bermain.

Guru juga memberikan tips tambahan untuk membantu siswa dalam latihan, seperti, Saat menggiring bola, pandangan kalian harus tetap ke depan, jangan terlalu sering melihat ke bola, agar kalian bisa mengawasi pergerakan lawan atau teman.  

Jika siswa mengalami kesulitan, guru dapat menyesuaikan instruksi seperti, Cobalah berjalan lebih pelan sambil mendorong bola sedikit demi sedikit, lalu tingkatkan kecepatan secara bertahap.

Setelah memberikan penjelasan, guru meminta siswa untuk mempraktikkan kembali teknik menggiring bola dengan mengingat arahan yang telah diberikan. Siswa diminta fokus pada penggunaan sisi dalam kaki, menjaga kontrol bola, dan memposisikan tubuh dengan benar. 

Selama latihan, guru memberikan umpan balik langsung, seperti, Bagus, kontrol bola kalian sudah baik, sekarang coba tingkatkan kecepatan, atau perhatikan posisi tubuhmu, jangan terlalu tegak agar lebih stabil. Penjelasan verbal yang jelas dan mendetail ini membantu siswa memahami teknik dengan lebih baik dan melakukannya dengan lebih percaya diri.

Bruner mengusulkan pendekatan spiral curriculum dalam pembelajaran, di mana siswa belajar secara bertahap dan mendalam seiring waktu. Dalam konteks olahraga, seperti teknik menggiring bola, pembelajaran dimulai dengan pengenalan teknik dasar terlebih dahulu. 

Siswa diajarkan cara menggiring bola dengan teknik sederhana, seperti menggerakkan bola ke depan menggunakan kaki bagian dalam sambil menjaga bola tetap dekat dengan kaki. Latihan dilakukan dengan kecepatan lambat agar siswa dapat merasakan kontrol dan keseimbangan. 

Setelah menguasai dasar-dasar ini, siswa melanjutkan ke latihan yang lebih menantang, seperti menggiring bola melewati rintangan. Pada tahap ini, siswa diharapkan untuk mempertahankan kontrol bola sambil menghindari hambatan, yang mengajarkan mereka untuk menyesuaikan teknik dengan situasi di lapangan. 

Terakhir, teknik yang telah dipelajari diterapkan dalam pertandingan kecil atau simulasi permainan, memberikan kesempatan bagi siswa untuk menguji keterampilan mereka dalam kondisi yang lebih nyata dan dinamis. Pendekatan bertahap ini memungkinkan siswa untuk tidak hanya memahami teknik secara teori, tetapi juga mengembangkan kemampuan untuk menerapkannya dalam situasi yang lebih kompleks, seiring perkembangan keterampilan mereka.

Sebagai kesimpulan, penerapan teori ini dalam pembelajaran olahraga, khususnya dalam teknik menggiring bola, dapat dilakukan melalui pendekatan bertahap yang melibatkan pengalaman langsung. 

Pembelajaran dimulai dengan pengenalan teknik dasar melalui praktik, dilanjutkan dengan pemahaman visual menggunakan gambar atau video untuk memperjelas konsep, dan diakhiri dengan penjelasan verbal untuk memperkuat teknik yang telah diajarkan.

Pendekatan ini memungkinkan siswa belajar secara bertahap, mulai dari teknik dasar hingga penerapannya dalam situasi permainan nyata. Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya memahami teknik secara teori, tetapi juga mengembangkan keterampilan motorik mereka melalui pengalaman langsung dan refleksi, sehingga mereka dapat menerapkan pengetahuan tersebut dalam situasi yang lebih kompleks.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun