Mohon tunggu...
zahirah ramadani
zahirah ramadani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hi peeps, saya Zahirah Ramadani Putri Darwis dari program studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tinjauan Norma Gizi Seimbang Makanan Tradisional yang Disajikan pada Hajatan di Sulawesi Selatan: Sebuah Edukasi Restriksi Gula-Garam-Lemak

14 September 2024   20:56 Diperbarui: 14 September 2024   21:09 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Sulawesi Selatan, terutama dalam budaya Bugis-Makassar, acara hajatan adalah kesempatan istimewa yang dirayakan dengan semangat dan penuh warna. Makanan tradisional menjadi elemen utama dalam setiap perayaan ini, menampilkan keanekaragaman rasa dan cita rasa yang kaya. Hidangan-hidangan seperti coto Makassar, pallubasa, burasa, konro, dan kue lapis adalah beberapa contoh makanan yang sering disajikan. Setiap hidangan ini menawarkan pengalaman kuliner yang unik dan mencerminkan kekayaan budaya lokal. Namun, di balik kelezatan tersebut, ada tantangan kesehatan yang perlu diperhatikan, terutama terkait dengan kandungan gula, garam, dan lemak dalam makanan ini.

Banyak makanan tradisional yang disajikan pada acara hajatan di Sulawesi Selatan cenderung tinggi gula, garam, dan lemak. Sebagai contoh, coto Makassar dan pallubasa sering kali mengandung kadar garam dan lemak yang tinggi, sementara kue lapis mengandung banyak gula. Kandungan ini dapat membuat hidangan tersebut berpotensi menjadi masalah kesehatan jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan. Pengenalan pedoman gizi seimbang sangat penting untuk mengatasi masalah ini.

Konsumsi gula, garam, dan lemak berlebihan dapat memiliki dampak kesehatan yang signifikan. Gula, ketika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan, dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan obesitas, serta memicu masalah kesehatan jantung. Garam yang tinggi dapat menyebabkan hipertensi atau tekanan darah tinggi, yang merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung dan stroke. Lemak, terutama jenis lemak jenuh dan trans, dapat berkontribusi pada peningkatan kadar kolesterol darah dan risiko penyakit kardiovaskular. Oleh karena itu, penting untuk memonitor dan membatasi konsumsi ketiga bahan ini untuk menjaga kesehatan.

Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) adalah panduan penting yang dirancang untuk membantu masyarakat memilih makanan yang sehat dan bergizi. Salah satu elemen kunci dari PUGS adalah Tumpeng Gizi Seimbang, yang menyediakan representasi visual dari proporsi makanan yang ideal untuk konsumsi. Tumpeng ini menekankan pentingnya keseimbangan dalam konsumsi berbagai kelompok makanan dan membatasi asupan gula, garam, dan lemak. Tumpeng Gizi Seimbang berfungsi sebagai panduan untuk membantu individu memahami dan menerapkan prinsip-prinsip gizi seimbang dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Untuk mengimplementasikan pedoman gizi ini, penting untuk memanfaatkan informasi dari Tabel Komposisi Pangan Indonesia (TKPI). TKPI menyediakan data terperinci mengenai kandungan gizi dari berbagai makanan, termasuk kadar gula, garam, dan lemak. Dengan informasi ini, kita dapat mengevaluasi dan menyesuaikan resep makanan tradisional agar sesuai dengan pedoman gizi. Misalnya, informasi dari TKPI bisa digunakan untuk mengurangi kandungan garam dalam coto Makassar atau mengganti bahan tinggi lemak dalam konro dengan alternatif yang lebih sehat.

Selain itu, menyertakan Angka Kecukupan Gizi (AKG) pada label makanan atau dalam panduan gizi akan memberikan informasi yang berguna mengenai batas konsumsi yang aman untuk gula, garam, dan lemak. AKG membantu masyarakat memahami berapa banyak dari masing-masing nutrisi yang dibutuhkan tubuh sehari-hari, serta batas maksimum yang sebaiknya tidak terlampaui. Dengan informasi ini, individu dapat membuat pilihan makanan yang lebih terinformasi dan sehat, terutama saat menghadapi hidangan berkalori tinggi dalam acara hajatan.

Edukasi masyarakat mengenai gizi sangat penting dalam konteks acara hajatan Bugis-Makassar. Dengan pemahaman yang baik tentang pedoman gizi seimbang dan informasi mengenai kandungan gizi dari makanan, masyarakat dapat membuat keputusan yang lebih baik mengenai konsumsi makanan. Ini termasuk memahami kombinasi makanan apa yang masih aman dikonsumsi dan bagaimana menyesuaikan resep untuk menjaga keseimbangan gizi. Literasi gizi yang baik akan membantu masyarakat menikmati acara hajatan tanpa mengabaikan kesehatan.

Digitalisasi informasi gizi dapat memainkan peran kunci dalam meningkatkan aksesibilitas dan penyebaran informasi ini. Dengan adanya platform digital seperti aplikasi mobile atau situs web, informasi mengenai kandungan gula, garam, dan lemak dari berbagai jenis makanan dapat diakses dengan cepat dan mudah. Ini memungkinkan masyarakat untuk memeriksa nilai gizi dari makanan tradisional secara real-time dan membuat keputusan yang lebih baik mengenai konsumsi mereka.

Data dari TKPI yang telah diintegrasikan ke dalam platform digital akan memudahkan masyarakat untuk mendapatkan informasi yang relevan dan terkini. Akses mudah ke informasi ini akan membantu meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya restriksi gula, garam, dan lemak dalam diet mereka. Platform digital juga dapat digunakan untuk memberikan edukasi tambahan tentang gizi dan kesehatan melalui berbagai fitur interaktif dan sumber daya yang berguna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun