Mohon tunggu...
Zahira Nayla
Zahira Nayla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Figur Alim Panutan Masyarakat: Benarkah Teladan atau Hanya Bualan?

8 Januari 2025   22:28 Diperbarui: 8 Januari 2025   22:28 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Opo bedone neng kamar karo neng TPS?"

Yang dijawab dengan candaan seksis oleh Zaidan, "Nek neng TPS nyoblos, nek neng kamar dicoblos,"

Candaan tersebut dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi yang mendengarnya, apalagi konteksnya sedang dalam suatu pengajian.

Candaan seksis juga pernah dilontarkan langsung oleh Miftah kepada beberapa jemaah wanitanya. Pasalnya, hal yang ia lakukan sudah mengarah ke dalam pelecehan seksual secara verbal terhadap wanita.

(Foto: Instagram/@fuadbakh23) 
(Foto: Instagram/@fuadbakh23) 

Seperti saat salah satu jemaah wanita di kajiannya bercerita bahwa dirinya bercita-cita menjadi penyiar, lalu beliau pun menirukan gaya bicara seorang penyiar. Namun, hal tersebut ditanggapi oleh Miftah dengan respon yang mengarah ke arah seksual. Ia menanggapi dengan "Suaranya begitu saja enak, apalagi desahannya," yang lagi-lagi disambut tawa oleh orang-orang di sekitarnya. Masih berlanjut, setelah sang jemaahnya menanggapi bahwa dirinya adalah seorang yang polos atau lugu, Miftah kembali membalasnya dengan tanggapan cabul,

"Cowok itu memang suka dengan cewek polos, baik polos pikirannya maupun polos busananya. Salah kau ngomong polos." Ucapnya.

Jika diperhatikan, dari raut wajah sang jemaah terlihat rasa tidak nyaman dan tersakiti.

Tidak sampai situ saja, cuplikan video Miftah yang menyebut Yati Pesek, seniman senior, dengan sebutan "lonte" pun turut menambah kegeraman netizen terhadap Miftah, terutama dari kaum wanita. Terasa tidak pantas jika suatu acara kajian menyelipkan guyonan yang dapat merendahkan dan melecehkan wanita. Sementara, hal-hal yang dilakukan Miftah telah melenceng dari syariat islam sendiri yang mengajarkan untuk selalu memuliakan wanita.

Dari contoh fenomena di atas, ada pentingnya bagi kita untuk selalu berhati-hati dan bijak dalam menjadikan seseorang sebagai panutan. Sekalipun orang itu adalah figur yang terkenal akan image baiknya. Padahal, nyatanya banyak sekali yang tidak layak dijadikan teladan dan bahkan hanyalah penjual agama semata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun