Mohon tunggu...
Ahmad Zahid Salafi
Ahmad Zahid Salafi Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif hidayatullah Jakarta prodi Jurnalistik

Dibesarkan di lingkungan keluarga yang mayoritas berprofesi sebagai guru membuat sejak kecil sudah tertarik dengan buku, khususnya buku yang bertemakan geografi, teknologi dan sejarah. Sehingga hingga kini memiliki ketertarikan yang cukup besar terhadap isu-isu tersebut.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Urgensi Adab Dalam Retorika Dakwah

25 Juni 2024   22:33 Diperbarui: 25 Juni 2024   22:44 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Syamsul Yakin & Ahmad Zahid Salafi
Dosen dan Mahasiswa Retorika Dakwah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dalam penerapannya, dakwah dan retorika harus disertai dengan adab. Ambil apa saja yang baik dan tinggalkan yang buruk. Baik dan buruk dalam konteks ini berlaku secara mutual baik komunikator dan komunikan.

Islam mengenal adab sebagai aturan tentang kesopanan yang diambil dari al-Qur'an. Adab inilah yang digunakan unguk menjalani komunikasi secara dialogis antar sesama manusia. Sevara hirarkis posisi adab berada di atas ilmu.

Dalam dakwah kesopanan, keramahan, dan kehalusan budi pekerti sangat diutamakan. Maka dari itu komunikasi dalam islam tidak hanya berorientasi pada hasil tapi juga pada proses. Titik inilah tampak urgensi adab dalam retorika dakwah.

Adab dan akhlak dipahami berbeda di dalam islam. Adab adalah kumpulan aturan yang bersifat memaksa sementara sedangkan akhlak adalah panggilan hati tanpa paksaan. Singkatnya, akhlak adalah respon spontan. Dalam retorika dakwah lebit cocok diusung adab  karena memiliki sifat yang mengikat.

Sementara akhlak atau respon spontan orator atau dai muncul secara begitu saja. Hal tersebut dapat terjadi karena akhlak dapat dipelajari, diulang-ulang dan dibiasakan.

Bagi orator dan da'i, adab bermanfaat untuk membimbing mereka menjadi manusia yang lebih baik dalam berpikir dan berprilaku menurut waktu dan tempatnya. Inilah yang dinamakan sebagai ethos dalam ilmu retorika yang dapat mempengaruhi komunikan.

Dari penjelasan di atas adab dan retorika dapat dipahami sebagai. pertama, aturan mengenai kesopanan, keramahan, dan budi pekerti. Dalam konteks ini sekumpulan aturan yang mengacu dan dialmatkan kepada dai dan orator.

Kedua, adab dalam retorika dakwah adalahaturan mengenai apa saja yang baik dan buruk yang bersifat mengikat dan harus dipatuhi pada saat dai atau orator sedan pidato. Dalam hal ini yang ditekankan adalah manjaga diri dari sifat salah.

Ketiga, adab retorika dakwah tak lain adalah pantulan baik dan buruknya dai dan orator yang tampil di segala media, baik panggung dan mimbar (media tradisional), radio dan televisi (media konvensional), maupun dalam platform media sosial (new media).

Para dai dan orator akan mendapat pujian dan sanjungan dari netizen apabila mengusung adab retorika dakwah. Namun akan dicaci dan dimaki apabila mengabaikannya. Respons negatif netizen dalam jagat digital cenderung lebih menyakitkan, secara kualitatif dan kuantitatif.

Menyampaikan pesan dalam berdakwah itu penting. Membuat dakwah menjadi informatif, persuasif dan interaktif juga penting. Akan tetapi yang paling penting dan utama adalah memegang kesopanan dan keramahan serta budi pekerti dalam menjalani proses tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun