Lampu jalan itu tak ubahnya jadi tempat mengadu
Menerangi  air mata yang mengering getir
Lampu jalan mati tanpa requiem, sengsara tiada arti
Hatiku ngilu, jalanan berubah jadi tafsir yang tergelincir air
Dinding rumahmu masih bisa ku lihat
Pagar hitam terhempas sinar bulan malam ini, menantangku tanpa ampun
Tak terasa lagi getaran suaramu di jalanan kota
Tawamu diredam aspal hitam, mencabut kenangan yang terangan
Aku mencarimu di antara dingin yang mencekam malam
Sepi bergetar di iringi alunan gitar
Gitar pengamen tua yang duduk di pinggir jalan malam itu
Masih adakah kau di pinggir jalan malam itu?
Semarang, 18 September 2015
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!