Mohon tunggu...
Zahid Habir
Zahid Habir Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menjadi "Haters" Bukan Solusi untuk Indonesia

21 Juli 2016   17:33 Diperbarui: 21 Juli 2016   17:49 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia adalah negara majemuk yang terdiri dari berbagai suku, agama, ras, dan antar golongan di dalamnya. Saat ini, mungkin sebagian masyarakat telah dewasa dan menanggapi dengan bijak segala bentuk perbedaan yang berada di atas tanah air tercinta ini. Namun, sebagian masyarakat terutama di media sosial belum dapat dikatakan dewasa dalam melihat kemajemukan bangsa tersebut.

Perkembangan media sosial memang menjadi tantangan tersendiri bagi pendewasaan masyarakat dalam era demokrasi ini. Menjadi suatu tantangan karena terdapat sebagian penghuni media sosial yang menggunakan dunia maya sebagai akses menebarkan kebencian terhadap sesama anak bangsa yang berbeda latar belakang. Pepatah berkata bahwa sangat tidak pantas jika teknologi menjadi sarana memecah belah persatuan negara. Maka sebenarnya pihak-pihak yang berusaha menebar kebencian demi kepentingan pribadi melalui media sosial, adalah termasuk orang-orang yang dapat dikatakan “golongan tidak pantas” tersebut.

Nada saya memang sedikit tinggi saat menulis artikel ini. Ya, saya adalah orang yang biasa mencurahkan emosi saya melalui tulisan, terutama di rubrik kompasiana ini. Karena saya yakin “golongan tidak pantas” ini juga hidup di antara kompasioner sekalian. Sebagai anak muda dengan latar belakang ilmu politik dan karang taruna tentu segala sesuatu yang mengusik persatuan bangsa akan sangat mengganggu saya.

Di media sosial serta forum opini seperti kompasiana ini, banyak pihak yang memiliki tujuan dan niat baik bagi bangsa ini, terkadang ditanggapi dengan sentimen negatif bahkan sangat kasar oleh pihak yang menurut saya memiliki kepentingan dibalik sentimen tersebut. Padahal, logika sederhana saya mengatakan bahwa pihak yang mencela tersebut belum tentu bisa berkontribusi nyata pada tanah air.

Salah satu contohnya yang sedang ramai di media sosial adalah perihal hadirnya seorang tokoh politik baru yakni Hary Tanoesoedibjo. Saya bukanlah orang yang bekerja pada Hary Tanoe bukan juga kader partainya, namun saya mengakui bahwa visi dan program nyatanya untuk Indonesia merupakan hal yang baik jika kita semua dewasa dalam menyikapi kehadiran tokoh baru ini. Namun, sangat disayangkan terdapat sebagian pihak yang merasa tersaingi atau terganggu atas perjuangan tokoh ini. Sebagian dari mereka menggunakan narasi china, non-muslim, dan kapitalis untuk menebar kebencian di dunia maya. Sebuah penerapan demokrasi dunia maya Atau memang merupakan sebuah ketidak wajaran yang wajar saat ada seseorang dengan kerja nyata membangun Indonesia akan memiliki banyak musuh.

Berbicara mengenai kerja nyata, Hary Tanoe dan partainya memiliki beberapa program yang menurut saya tepat sasaran. Program UMKM binaan Partai Perindo, adalah implementasi ekonomi kerakyatan yang luar biasa dari seorang Hary Tanoesoedibjo. Fokus memberdayakan masyarakat ekonomi lemah demi tujuan ekonomi yang mandiri membuat saya yakin bahwa tokoh ini memiliki visi yang baik untuk Indonesia ke depan. Sampai akhir 2016 nanti, program ini akan menyalurkan hingga 10.000 gerobak bagi pengusaha pemula di seluruh Indonesia. Tidak berhenti sampai kepada pemberian bantuan gerobak, penerima bantuan juga mendapatkan pendampingan serta pembinaan dari Partai Perindo dalam mengembangkan usahanya. Sifat pemberdayaan inilah yang menurut saya membuat program ini berbeda dengan program batuan dari partai lainnya, meskipun sama-sama bermanfaat bagi masyarakat.

Melihat visi dan kerja nyata tersebut, saya berharap kepada teman-teman penghuni media sosial dan forum publik, untuk tidak serta merta memberikan pandangan negatif terhadap siapapun tokoh politik negeri ini apalagi menggunakan unsur SARA untuk menebar kebencian. Karena saya yakin untuk menjadi Jawa yang baik, Sunda yang baik, Madura yang baik, Batak yang baik atau dari suku bangsa apapun Anda berasal, maka Anda sekalian harus bisa menjadi Indonesia yang baik, yang menghargai kemajemukan bangsa kita. Salam Persatuan Indonesia!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun