"Plagiarism is not a crime but is disapproved more on the grounds of moral offence." (Wikipedia.org)
Plagiarisme bukanlah kejahatan, tetapi menjadi "kurang bermoral" pula jika kita tidak mempertanyakan apalagi membiarkan tindak amoral terus terjadi di negeri ini. Barangkali dengan niat itu pula, Bimo Tejo menurunkan artikel Asisten Direktur Pascasarjana Menjiplak atau Dijiplak? di Kompasiana beberapa waktu lalu.
Gelar akademik seseorang yang tinggi memang bukan jaminan bahwa semua karyanya, baik karya akademis yang serius atau sekadar artikel di koran, benar-benar orisinal. Kita masih ingat dengan kasus guru besar di Bandung yang mengutip tanpa permisi artikel orang lain untuk artikelnya di koran Jakarta Post. Termasuk mahasiswa ITB yang terbukti menjiplak karya peneliti asing untuk meraih gelar doktornya.
Apabila kita menemukan ide orang lain baik ketika membaca teks, mendengarkan kuliah, atau saat berdiskusi, lalu memasukkannya ke dalam karya tulis kita tapi tidak menyebutkan si sumber tadi, itulah yang didefinisikan sebagai plagiarisme. Dalam panduan menulis di Indiana University disebutkan "Plagiarism is using others’ ideas and words without clearly acknowledging the source of that information."
Lalu bagaimana dengan artikel-artikel berikut ini yang dipublikasikan oleh penulis yang sama (yang bawah artikel yang dijiplak -edited):
Marhaban Ya Ramadhan. Klik di sini
http://padang-today.com/index.php?today=article&j=5&id=987
Yudi Latif, Puasa Transformatif, Kompas. Klik di sini
http://www.unisosdem.org/article_detail.php?aid=6817&coid=1&caid=34&gid=3
======
Pabukoan, Maidat Al Rahman klik di sini
http://padang-today.com/index.php?today=article&j=5&id=933
Zuhairi Misrawi, Kompas klik di sini
http://www.tamtomoreligi.blogspot.com/
=======
Tindakan Moral Pemimpin klik di sini
http://padang-today.com/index.php?today=article&j=5&id=778
Idul Fitri dan Perbaikan Bangsa klik di sini
Mohamad Sohibul Iman, Republika
http://www.cmm.or.id/cmm-ind_more.php?id=A2985_0_3_0_M
=========
Ramadhan untuk Perubahan klik di sini
http://padang-today.com/index.php?today=tausiah&id=6
Zainal Alimuslim Hidayat, Kompas klik di sini
http://www.prakarsa-rakyat.org/artikel/fokus/artikel.php?aid=12511
Seringkali mereka yang melakukan plagiarisme mengklaim perbuatannya itu karena kealpaan alias tidak disengaja. Meski pada kenyataannya justru terus berulang selama bertahun-tahun. Yang lebih celaka lagi, seperti dalam beberapa artikel yang terendus diatas, yang dijiplak bukan sekedar satu frase atau satu kalimat, tapi hampir satu tulisan utuh dengan hanya mengganti judul, menambahkan lead, dan mengganti urutan paragraf.
Saya hanya bisa geleng-geleng kepala. Lama-lama, saya mungkin akan lebih percaya pada "guru kecil" ketimbang "guru besar" yang tidak menghargai ide orang lain. Bagaimana dengan anda?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H