Mohon tunggu...
Muhammad ZahidAbdillah
Muhammad ZahidAbdillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa STEI SEBI

Milanisti Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Negosiasi Digital: Perspektif Peluang dan Tantangan

28 Juli 2023   23:09 Diperbarui: 28 Juli 2023   23:21 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Negosiasi adalah proses interaksi antara dua atau lebih pihak yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan. Negosiasi merupakan keterampilan penting yang dibutuhkan dalam berbagai bidang, seperti bisnis, politik, hukum, dan sebagainya. Namun, negosiasi tidak selalu mudah dilakukan, terutama ketika pihak-pihak yang terlibat berbeda lokasi, budaya, atau bahasa.

Pandemi Covid-19 telah membawa perubahan besar dalam cara kita bernegosiasi. Karena pembatasan fisik dan sosial, banyak negosiasi yang dilakukan secara virtual atau digital, menggunakan media seperti email, telepon, video conference, dan lain-lain. Negosiasi digital memiliki kelebihan dan kekurangan dibandingkan dengan negosiasi tatap muka. Dalam artikel ini, saya akan membahas beberapa tantangan dan peluang yang ditimbulkan oleh negosiasi digital, serta memberikan beberapa saran untuk meningkatkan keterampilan negosiasi secara digital.

Tantangan Negosiasi Digital

Salah satu tantangan utama dalam negosiasi digital adalah kurangnya isyarat nonverbal dan norma sosial yang biasanya membantu kita dalam berkomunikasi secara efektif. Isyarat nonverbal, seperti ekspresi wajah, kontak mata, bahasa tubuh, dan intonasi suara, dapat memberikan informasi tambahan tentang emosi, niat, dan kejujuran pihak lain. Norma sosial, seperti etika, sopan santun, dan penampilan fisik, dapat membentuk kesan awal dan membangun hubungan baik antara pihak-pihak yang bernegosiasi.

Ketika kita hanya mengandalkan kata-kata yang diketik di layar atau suara yang terdengar di telepon, kita akan kesulitan untuk menangkap isyarat nonverbal dan norma sosial tersebut. Hal ini dapat menyebabkan kesalahpahaman, konflik, atau ketidakpercayaan antara pihak-pihak yang bernegosiasi. Penelitian menunjukkan bahwa komunikasi melalui e-mail cenderung lebih tidak kooperatif, lebih emosional, dan lebih rentan terhadap kesalahan interpretasi dibandingkan dengan komunikasi tatap muka. Selain itu, kita juga cenderung melebih-lebihkan seberapa baik pesan kita dipahami oleh penerima.

Tantangan lain dalam negosiasi digital adalah perubahan dalam hal apa dan bagaimana kita membeli atau menjual, panjang dan syarat kontrak, dan prioritas organisasi kita sendiri dan mitra kita. Pandemi Covid-19 telah mengubah kondisi pasar dan rantai pasokan di berbagai industri. Beberapa industri mengalami penurunan permintaan dan produksi, sementara yang lain mengalami lonjakan permintaan dan keterbatasan pasokan. Hal ini mempengaruhi harga, kuantitas, kualitas, dan waktu pengiriman barang atau jasa yang dinegosiasikan. Oleh karena itu, kita perlu menyesuaikan asumsi-asumsi kita dan mengevaluasi pergeseran-pergeseran yang terjadi di industri kita.

 

Peluang Negosiasi Digital

Meskipun memiliki tantangan-tantangan tertentu, negosiasi digital juga memiliki peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang optimal. Salah satu peluang adalah meningkatkan pengalaman pelanggan. Negosiasi digital memungkinkan pelanggan untuk mengontrol perjalanan mereka sendiri dan memberikan umpan balik kepada penjual. Hal ini dapat meningkatkan keterlibatan, kepercayaan, dan loyalitas pelanggan.

Peluang lain adalah menurunkan biaya pembelian. Negosiasi digital dapat meningkatkan persaingan antara pemasok, termasuk pemotongan harga. Hal ini dapat menghemat biaya bagi pembeli dan meningkatkan efisiensi proses pembelian.

Peluang selanjutnya adalah memperluas jangkauan pasar. Negosiasi digital dapat memungkinkan penjual dan pembeli untuk terhubung dengan mitra yang berlokasi di tempat yang jauh atau berbeda secara budaya. Hal ini dapat membuka peluang baru untuk kerjasama dan pertumbuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun